"Jangan pernah lo macem-macem sama temen gue. Karena kalau lo nyentuh bahkan ngelukai mereka, berarti lo berurusan sama gue."
- Misela Putri Adiyani
•••
Keana dan teman-temannya saat ini sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantin. Setelah lama belajar tadi, akhirnya sekarang mereka bisa mengisi perut mereka masing-masing.
Dalam perjalanan, Keana tak henti-hentinya mengoceh tentang guru sejarahnya tadi, yaitu Sayina.
"Gilak banget sih tuh guru! Kek apa ya! Geli gue liatnya," oceh Keana. "Apalagi dia tuh kesannya kek menghina gitu! Aneh banget nggak sih! Iya kan Kay?" sambung Keana lagi.
"Hm? I--iya gitu deh haha," balas Kayla kaku.
"Udah deh udah, sekarang waktunya buat ngisi perut! Bukannya malah sibuk ngoceh tentang itu guru!" lerai Naysa.
"Huft, tapi tuh guru aneh bangettt. Gue heran kenapa banyak orang yang manggil dia 'Kak' daripada 'Bu' ya? Dia emang masih kuliah sih tapi kan mukanya tuh udah kayak nenek-nenek iya nggak sih?"
Keana tak henti-hentinya berceloteh. Membuat Rika menyumpal mulut Keana dengan sebuah permen.
"Makan tuh permen!"
Keana menatap Rika sinis lalu mengambil permen itu dan menyimpannya di rompi sekolah.
"Lumayan buat dimakan kalo di kelas haha," batin Keana.
Saat akan melewati taman, Aina terkejut karena mendengar suara pukulan.
Bugh!
"Eh, kalian denger itu nggak?"
"Hah? Denger apaan?" tanya Keana.
"Hm enggak deh. Keknya gue salah denger."
Mereka semua lantas berjalan kembali. Namun suara pukulan itu tiba-tiba muncul lagi membuat mereka semua menghentikan langkahnya.
Bugh!
"Nggak usah banyak bacot lo!"
"Eh lo pada denger suara itu kan?" tanya Aina dan membuat semuanya mengangguk.
"Wih seru nihh. Ayo kita selidiki guys! The power of emak-emak!" ajak Keana bersemangat lalu berjalan lebih dahulu menuju ke arah sumber suara tersebut.
"Temen kita beneran udah gila nih," gumam Rika yang terdengar oleh semuanya kecuali Keana.
Di dekat taman sekolah ini memang terdapat lorong yang biasa dilewati oleh anak-anak yang suka bolos. Namun, karena penjagaan yang sangat ketat, hampir seluruh siswa di sekolah ini tidak ada lagi yang berani untuk bolos.
Bugh! Bugh!
Suara pukulan itu semakin terdengar membuat mereka berenam mempercepat langkah mereka menuju ke lorong tersebut.
Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat di sana sudah ada Rehan dan teman-temannya. Rehan sudah pernah bertemu dengan Keana sebelumnya. Sama seperti waktu mereka bertemu, Rehan menindas orang di tempat yang sepi lagi.
"Eh-eh! Itu kalian ngapain?!" teriak Aina karena saking terkejutnya.
Rehan dan teman-temannya panik dan langsung menoleh ke arah sumber suara teriakan itu. Setelah tahu siapa yang datang Rehan pun bernapas lega dan tersenyum miring.
Rehan berhenti memukuli orang itu. Ia berjalan pelan ke arah Keana dan teman-temannya.
"Hey girls! What are you doing here? Haha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keana's Life Game
Mystery / Thriller• Follow sebelum baca! • Tinggalkan jejak berupa vote atau comment! Fiksi Remaja × Misteri Keana's Life Game = Permainan Hidup Keana ••• Kisah ini berawal dari sebuah kertas aneh dengan bertuliskan sebuah nomor telepon dan sebuah kalimat yang terte...