'Disampaikan kepada seluruh siswa-siswi yang ingin mencalonkan diri sebagai ketua dan wakil ketua osis agar segera mendaftarkan diri kepada panitia osis. Adapun syarat-syarat dan ketentuannya bisa kalian lihat di papan pengumuman sekolah.'
Suara pengumuman dari speaker sekolah tersebut membuat fokus banyak orang teralihkan. Ini masih terbilang cukup pagi dan sudah ada pengumuman seperti ini yang membuat beberapa orang malas mendengarkan dan lebih memilih untuk mengerjakan tugas mereka yang belum selesai.
"Kaylaaa!"
"Kay, Kay, Kaylaaa!"
Keana dan Naysa berlari di sepanjang koridor kelas 11. Tentu banyak orang yang memandang ke arah mereka. Tanpa menghiraukan tatapan dari banyak orang, mereka berdua terus fokus berlari hingga sampai di tempat tujuan.
Saat sudah berada di depan kelas, dengan segera Naysa masuk ke dalam lalu menoleh ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari seseorang.
"Nah, Kaylaa!"
Kayla yang saat ini sedang mengisi absen kelas pun mendongak mendengar suara cempreng Naysa.
"Kay, lihat! Lo nggak mau mencalonkan gitu? Gue yakin kalau lo mencalonkan pasti lo bakal terpilih! Apalagi kan lo dikenal banyak orang di sekolah ini!" ujar Naysa antusias sambil memperlihatkan sebuah lembaran kertas berisi syarat dan ketentuan untuk mencalonkan.
Keana masuk ke kelas dengan napas yang ngos-ngosan. Ia kalah cepat dari Naysa.
"Kaylaaa! Kay! Li ... hat!" Keana memicingkan matanya tajam karena melihat bahwa Naysa lebih dulu memberikan selebaran itu pada Kayla.
"Aduh, kalian berdua dateng pagi-pagi gini langsung nyodorin gue selebaran ini? Pliss deh, jangan bikin gue pusing dulu. Cukup tugas dari Bu Fiya yang ngebuat kepala gue mau meledak," keluh Kayla yang stress karena begitu banyaknya tugas yang ia dapati hari ini.
"Siapa suruh, nah kan jadi sekretaris tuh nggak enak." Rika berucap demikian dengan terfokus pada game di handphone-nya.
Kayla menghela napas panjang. Ya, akhir-akhir ini wali kelasnya banyak memberikan tugas padanya sebagai sekretaris. Benar-benar menambah beban saja.
"Kay, pengumuman untuk mencalonkan udah ada tuh, lo nggak mau mencalonkan jadi ketua osis gitu?" tanya Elma yang sedang melaksanakan piket pagi ini.
"Iya Kay, mencalonkan ya?!"
"Iya Kay, tenang aja kita pasti milih lo kok!"
"Bener Kay, lo pasti terpilih serius deh!"
"Lo mau kan, Kay?"
Kayla jadi tambah pusing dengan perkataan dan pertanyaan dari teman-teman sekelasnya yang menyuruhnya untuk mencalonkan jadi ketua osis.
"Aduh, e-enggak deh. Maaf, gue nggak bisa. Jadi sekretaris aja gue udah pusing, apalagi kalau jadi ketua osis." Kayla menolak dengan halus karena telah mengecewakan teman-temannya.
Kayla sudah tahu bahwa hal ini akan terjadi. Ia tahu pasti bahwa banyak orang yang akan menunjuk dan menyuruhnya untuk menjadi ketua osis. Namun Kayla sudah mempersiapkan jawabannya matang-matang bahwa ia tidak akan mencalonkan.
"Yahh, padahal kalau lo yang mencalonkan dan terpilih, pasti sekolah ini bisa jadi lebih maju Kay!" ujar Keana mencoba untuk membuat Kayla luluh.
Namun respon Kayla yang menggeleng membuat Keana menghela napasnya. Sepertinya Kayla benar-benar tidak mau.
•••
Di kantin yang sangat ramai ini, bisa terlihat banyaknya para manusia-manusia yang sudah tidak sabar ingin mengisi perutnya. Semua orang di sini mengantri dan tidak berdesak-desakan. Sekolah ini memang tertib. Penjagaan keamanan dan ketertibannya sangatlah ketat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keana's Life Game
Mystery / Thriller• Follow sebelum baca! • Tinggalkan jejak berupa vote atau comment! Fiksi Remaja × Misteri Keana's Life Game = Permainan Hidup Keana ••• Kisah ini berawal dari sebuah kertas aneh dengan bertuliskan sebuah nomor telepon dan sebuah kalimat yang terte...