2

468 365 281
                                    

Drrttt drrttt

Drrttt drrttt

"Aduh! Shh, ini yang nelepon siapa sih," gumam Keana dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Halo?"

"Eh Ana! Lo udah bangun ya? Gue kirain tadi belum haha."

"Apaan Nay? Lo ganggu gue tidur tahu nggak? Ini baru jam 4 tau!" ujar Keana kesal sambil melihat jam weker di samping tempat tidurnya.

"Hahaha iya tahu kok, maap deh nanti lo bisa lanjut tidur lagi. Gue cuma mau bilang, lo mau barengan ke sekolah nanti nggak? Gue udah telepon semuanya tapi yang ngangkat cuma Kayla sama si Rika. Dan mereka jawab iya. So, lo gimana?"

"Gilakk Naysaa!! Seriusan lo nelepon gue subuh-subuh gini cuma buat nanyain ini?! Kan bisa nantii aelah!"

"Hahaha santai broo! Maunya sih gitu tapi gue bosen nggak ada kerjaan. Gue kebangun dan nggak bisa tidur lagi. Jadinya gue nelepon kalian siapatau lo semua udah pada bangun."

"Ck! Gue yakin si Kayla ama si Rika kesel banget ditelepon ama lo subuh-subuh gini."

"Hahaha, Kayla gue telepon tadi nggak marah kok karena katanya dia emang udah bangun dari jam setengah empat buat belajar. Kalo si Rika, gue belum ngomong apa-apa dia udah ngegas duluan soalnya katanya gue ganggu dia main game."

"Aelah kalo si Kayla nggak usah diraguin lagi, dia emang paling rajin. Dan untuk si Rika, dia mah jarang tidur gara-gara game. Dia pengen banget ngalahin pangkatnya si Sela tuh haha."

"Haha yoii. Jadi gimana nih? Lo mau ikut nggak diantar sama sopir gue atau lo mau diantar sama bonyok lo?"

"Emm gue ikut aja lah, lumayan tumpangan gratis haha."

"Haha oke deh. Btw gue nggak nyangka lo bisa ngegas amat ye. Biasanya juga lo sifatnya kek anak-anak haha. Yaudah sana lanjutin lagi tidur lo. Gue tutup ya byee."

Tittt tittt

"Parah si Naysa! Siapa juga yang nggak marah kalau dia nelepon pas gue lagi tidur nyenyak. Haduh, gue jadi nggak bisa tidur lagi nih," gerutu Keana begitu sambungan teleponnya dimatikan.

Keana beranjak dari tidurnya lalu kemudian turun ke lantai bawah untuk mengambil minuman dan beberapa cemilan.

"Emm gimana kalau gue olahraga sambil makan cemilan, lumayanlah kan bisa nyemil sambil latihan," gumam Keana.

Keana berolahraga dibantu dengan alat olahraganya yang memang sudah tersedia di kamarnya.

Setengah jam Keana habiskan untuk berolahraga. Kini ia terduduk lelah dengan beberapa cemilan di tangannya.

"Huftt capek juga ya."

Kresek kresekk

Keana refleks menoleh ke arah jendelanya, tempat dimana ia mendengar suara tersebut.

Dengan pelan, Keana berjalan ke arah jendela itu lalu membuka tirainya. Keana menyipitkan mata kala melihat sosok laki-laki memakai hoodie hitam sedang berdiri di depan pagar rumahnya. Lelaki itu menunduk menatap ke sana kemari seolah sedang mencari sesuatu di sana.

Lelaki itu seakan menyadari ada orang yang menatapnya. Ia lalu menoleh ke atas tepat di mana Keana berada. Keana dan lelaki itu bertatapan selama beberapa detik. Lalu akhirnya lelaki itu memutuskan untuk pergi dari sana.

Keana merasa deg-degan karena mengira bahwa itu adalah pencuri atau orang jahat. Apalagi ini masih sangat pagi dan hari masih gelap. Ia sempat melihat wajahnya, namun karena pencahayaan yang minim membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas wajah lelaki tersebut.

Keana's Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang