26

192 108 252
                                    

"Semua orang terdekat lo bakal terluka, eh atau mati?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua orang terdekat lo bakal terluka, eh atau mati?

"Lo harus lakuin game-nya."

"Lo bakal bantu gue kan?"

"Cari tau sisi terburuk kepsek di sekolah ini dan buat dia keluar dari sekolah ini secepatnya!"

"Keana!"

"Ingat, lima hari. Good luck princess."

"Keana! Keana! Lo nggak apa-apa?"

"Ya ampun, Ana! Kok bisa gini sih?"

Ceklek

"Keana?"

Keana yang baru saja terbangun menoleh ke arah pintu dengan raut wajah takut dan khawatir. Keringat mengucuri pelipisnya. Napasnya tidak beraturan. Dan tangannya terasa dingin. Ia baru saja mengalami mimpi buruk. Kata demi kata yang terucapkan tadi masih teringat dan berputar jelas di kepalanya.

"Keana kamu nggak apa-apa kan, sayang?" Syena berjalan menggunakan kruknya menuju ke ranjang Keana.

"Ini kamu kenapa bisa keringat dingin gini? Mimpi buruk?" Keana tak menjawab. Sedetik kemudian ia memeluk mamanya erat dan menumpahkan air matanya di sana.

"Anak Mama kenapa? Kalau ada apa-apa sini cerita." Syena melepaskan pelukannya. Ia mengusap rambut Keana yang basah karena keringat. Matanya fokus memandang mata Keana yang tampak sayu dan berair.

"Nggak apa-apa, Ma."

"Jangan bohong. Kenapa kamu bisa pingsan tadi?" Syena mengusap air mata Keana.

"Emm itu ...."

Tahan Ana, tahan.

"Itu Keana pusing mikirin tugas sejarah yang dikasi sama guru, Ma."

"Hm, serius? Tapi kan kamu jarang peduliin masalah tugas di sekolah? Nggak mungkin dong hal itu langsung ngebuat anak Mama ini pingsan."

Keana kicep. Apa yang dikatakan mamanya memang benar. Ia adalah tipe orang yang bodo amat dengan sekumpulan tugas sekolah.

"Ya kali ini Keana mau berubah lah, Ma. Terus bukan cuma itu aja. Keana kayak gini juga karena mikirin Mama. Keana tuh khawatir sama keadaan Mama yang kayak gini."

Seketika Syena terdiam. Ada rasa bersalah yang kini hinggap di hatinya. "Keana, Mama nggak apa-apa. Jadi Mama mohon, jangan terlalu berlebihan mikirin Mama. Mama nggak mau kamu kenapa-napa cuma gara-gara Mama," mohon Syena serius.

Keana meneguk ludah. Ia tidak ingin seperti ini. Ia tidak ingin mamanya merasa bersalah atas kejadian ini. Sungguh, Keana benci berada di posisi seperti ini. Ia tidak suka berbohong pada orang tuanya, tapi kali ini ia harus melakukannya.

"I-iya, Ma. Maafin Keana karena udah buat Mama khawatir."

Syena tersenyum dan mengusap keringat Keana. "Nggak apa-apa. Yaudah sekarang makan yuk. Kamu pingsan lama banget, lho."

Keana's Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang