SEAN KEPEDEAN

5.5K 519 25
                                    

Tak terasa sudah dua bulan Lidya bekerja di perusahaan bak neraka yang menjelma menjadi perusahaan mewah di kota besar Jakarta. Tidak mudah baginya untuk melewati hari-hari disini, apalagi berbagai cobaan yang selalu menghantui hidupnya.

Sehari saja tanpa cobaan berat dari bosnya saja sudah membuat gadis ini bersyukur tujuh turunan. Tapi sayang, semua itu tidak akan pernah terjadi karena seorang Sean bin Sukampret selalu datang ke kantor tanpa pernah absen.

Seperti biasa, Lidya selalu tepat waktu untuk selalu datang ke kantor dan itupun karena ia takut dimarahin bosnya, gajinya dipotong, dipecat, dll.

Saat ini, gadis berkulit putih itu sedang sibuk mengatur jadwal bosnya di meja kerjanya sendiri. Entahlah, tumben-tumbenan di jam segini Sean bin Sukampret belum menampakkan batang hidungnya. Jangan-jangan dia nggak datang kali ya? Kalaupun itu terjadi, pasti satu kantor akan mengadakan acara besar-besaran.

Ternyata semuanya hanya mimpi karena tak lama kemudian, pria berperawakan tinggi itu akhirnya menampakkan batang hidungnya. Mau tidak mau, Lidya harus menyapa bosnya sebagai rasa hormat.

"Selamat pagi pak," sapa Lidya dengan ramah, sedangkan Sean hanya melirik sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya tanpa berkata apapun.

"Sombong banget sih makhluk yang satu itu? Kenapa makhluk kayak dia harus hidup ya?" gumam Lidya kesal.

Tanpa pikir panjang, gadis ini segera menyiapkan segala keperluan serta berkas-berkas penting untuk diperlihatkan pada bosnya. Hari ini banyak jadwal penting yang harus diselesaikan dengan cepat, makanya Lidya pun tak boleh lalai.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi pak," saat Lidya masuk ke dalam, ternyata Sean sedang berdiri sambil menatapi jalanan yang sedang cukup macet.

"Maaf pak, saya kesini mau menjelaskan jadwal bapak untuk hari ini," ucap Lidya.

"Sebutkan," ucap Sean secara singkat tanpa melirik sekretarisnya.

Lidya mengangguk mengerti,
"Dua puluh menit lagi, bapak akan ada jadwal interview untuk calon karyawan baru. Jam sepuluh, bapak akan ada meeting dengan klien dari Jepang. Jam satu, bapak harus rapat untuk membahas launching produk terbaru perusahaan ini dan jam empat, bapak diwajibkan datang ke restoran bintang lima untuk---"

Lidya menghentikan pembacaan jadwal bosnya karena yang akhir, hampir membuatnya tertawa. Sementara Sean hanya mengernyitkan dahinya bingung.

"Ayo lanjutkan," perintah Sean.

"Baik Pak. Jam empat, bapak diwajibkan untuk datang ke restoran bintang lima untuk membahas per---"

Belum selesai membaca jadwalnya, tiba-tiba Sean langsung memotong ucapan Lidya,
"Sudah cukup. Saya tidak mau mendengar jadwal yang terakhir tadi."

Lidya kembali menganggukan,
"Iya pak."

Gadis ini sempat bertanya pada dirinya sendiri mengapa Sean tiba-tiba saja memotong ucapannya dan tidak mau mendengar jadwal yang terakhir. Pasti ada yang gak beres nih?

Ya iyalah gak beres. Orang di laporan itu tertulis agar Sean datang ke restoran untuk membahas perjodohan. Mana mau pak bos datang ke sana hanya untuk membahas hal konyol itu.

"Maaf Pak, kalau saya boleh tau kenapa bapak tidak mau mendengar jadwal yang terakhir tadi?" tanya Lidya.

"Saya malas. Saya sudah tau apa isi jadwal yang terakhir tadi makanya langsung dilewati aja," jawaban Sean belum bisa membuat rasa penasaran Lidya terbayar lunas.

"Udah gak usah dipikirkan. Lagipula, ngapain kamu ikut campur urusan saya? Dasar kepo," lanjut Sean.

LAMA-LAMA JAMBAK AJA USUS HALUSNYA SEAN

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang