KESAL

3.9K 420 21
                                    

Dua anak adam berbeda jenis kelamin keluar dari kantor megah nan mewah mewah menuju ke suatu tempat sekalian menghabiskan waktu untuk malam mingguan. Malam minggu itu biasanya malam yang paling ditunggu-tunggu bagi anak-anak muda ataupun pasangan kekasih.

Dengan penuh sopan santun, Vano membukakan pintu mobil untuk gadis cantik dan berwajah imut. Entah keberanian dari mana hingga lelaki ini sangat ingin sekali mengajak sekretaris abangnya pergi bersamanya.

"Kamu berapa bersaudara Lidya?" tanya Vano memecah keheningan diantara mereka.

"Saya anak tunggal, pak."

"Gak usah terlalu formal ngomongnya, pake aku-kamu aja."

"Tapi kan bapak ini adiknya bos saya."

"Kalau di luar kantor, kamu bisa anggap aja aku sebagai teman kamu. Gak usah tegang, aku kan beda dari Sean."

"Iy-iya pak."

Lidya masih agak gugup dan jantungnya pun dag dig dug gak karuan gitu. Mungkin ini efek samping berbicara dengan cogan favorit para cewek-cewek di kantor.

"Kamu punya pacar?" Vano kembali bertanya.

Gadis itu menggeleng "Enggak. Aku gak punya pacar."

"Berarti jomblo dong?"

"Ya gitu lah, masih nyaman dengan status sekarang."

Vano terkekeh "Status jomblo kok dibilang nyaman?"

"Emangnya bapak punya pacar?" kepo Lidya.

"Ada sayang ada." Vano malah bercanda dan ngikutin yang lagi viral  di tok tok.

"Yee... Bapak malah bercanda." Lidya mengerucutkan bibirnya.

Lelaki itu tertawa kecil "Aku udah punya pacar. Dia cantik, putih, imut, gemesin dan---"

Lidya menatap serius ke Vano.
"Dan apa?"

"Dan pacarku itu ada di sebelahku."

Lidya menunjuk dirinya sendiri.
"Aku dong?"

"Bukan, maksudku tuh ini." Vano menunjukkan foto kucing kesayangannya yang kebetulan ada di dekat Lidya.

Gadis itu jadi malu sendiri padahal awalnya ia sempat kepedean ternyata Vano sedang menjahilinya. Baru aja mau terbang menuju surga malah balik lagi ke bumi gara-gara tabrakan sama sapi luar angkasa.

"Kenapa? Kamu pasti kepedean, ya? Jangan terbang terlalu tinggi, entar jatuhnya malah sakit pake banget."

"Enggak, biasa aja tuh."

"Masa sih? Orang pipi kamu aja udah merah trus kupingnya naik dua meter." Vano tak hentinya menggoda Lidya.

Untuk menahan rasa malu, terpaksa ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sudah lama sekali gadis ini tidak jalan-jalan bareng cowok apalagi bercanda tawa semenjak memutuskan hubungan dengan mantan pacarnya beberapa tahun lalu.

Malam ini benar-benar meriah, dimana-mana dikelilingi kaum anak muda lagi nongkrong ataupun pacaran. Bahkan pinggir jalan pun dipakai untuk spot pacaran dan semoga saja mereka nggak ditangkap satpol pp.

Mobil mewah milik Vano berhenti di salah satu mall terbesar tempat belanjanya para orang-orang berdompet tebal atau surga dunianya holang kaya. Untuk kedua kalinya Lidya menginjakkan kakinya di mall ini setelah ia menemani Sean berbelanja sekaligus pamer kekayaan.

Sebelum turun dari mobil, Vano membuka jas dan melepaskan dasi yang sedari terasa mencekik lehernya. Gayanya benar-benar menggoda ditambah lagi saat lelaki itu membuka dua kancing kemejanya menambah kesan sexy.

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang