INTERVIEW ANEH

5.3K 481 23
                                    

Masih dalam sesi interview calon karyawan baru, Sean dan Vano masih setia menunggu sambil mempersiapkan pertanyaan. Sedangkan Lidya hanya berdiri saja disamping bosnya dengan perasaan kesal dan jengkel. Bagaimana tidak, harusnya perempuan itu dibaik-baikin serta diberi perhatian. Ini tidak, ia malah disuruh berdiri sambil memegang kertas lumayan banyak.

Setelah beberapa menit, Sean menyuruh salah satu karyawan kepercayaannya untuk memanggil calon karyawan barunya agar siap di interview.

Seorang wanita dengan stelan kemeja warna maroon dan rok warna hitam memasuki ruangan ini. Dari matanya saja bisa dilihat kalau dia sangat senang padahal belum melakukan apa-apa. Mungkin dia senang karena bisa bertemu dengan cogan bak oppa oppa Korea.

"Selamat pagi pak," sapa wanita itu, lalu dibalas anggukan oleh Sean dan Vano.

Wanita itu menghampiri meja Sean untuk memberikan berkas penting terkait biodatanya. Sean mempersilahkan wanita itu untuk duduk di depannya, lalu mengambil berkas penting tersebut.

"Nama kamu?" tanya Sean dengan tampang muka sok cool.

"Nama saya----"

"Oke, diam. Saya sudah ketemu nama  kamu." Sean memotong ucapan wanita itu. Kalau ini sih memang kebiasaannya.

Ternyata nasibku dan cewek ini sama ya? Jangan-jangan, Sean bin Sukampret ini hobbynya emang gitu suka motong ucapan orang lain? batin Lidya.

"Motivasi kamu melamar pekerjaan disini apa?" tanya Vano.

"Heh, kenapa jadinya lo yang nanya? Disini kan gue yang bosnya," protes Sean.

"Kan intinya sama aja kalau itu untuk pertanyaan selanjutnya," balas Vano.

"Salah, pertanyaan untuk selanjutnya bukan itu," ucap Sean.

"Trus apaan?" tanya Vano.

Sean kembali menatap wanita di depannya "Tujuan kamu melamar pekerjaan disini apa?"

Vano sempat terkejut mendengarnya,
"Kalau itu sih intinya sama aja," protesnya.

"Ya beda lah. Lo kan tadi nanya motivasi, sedangkan gue nanya tujuan. Dasar kurang pintar," balas Sean.

Vano hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah abangnya yang selalu merasa benar dan tidak mau kalah. Biarin aja, daripada urusannya makin panjang lebih baik diam dan mengalah.

"Tujuan saya bekerja disini, karena saya ingin memajukan perusahaan ini  menjadi lebih baik dan bertanggung jawab sebagai karyawan yang baik juga," jelas wanita itu.

"Tolong sebutkan usia kamu, tanggal dan tempat tanggal lahir, alamat rumah dan lulusan terakhir kamu," pinta Sean.

"Usia saya---"

"Oke, kita ke pertanyaan selanjutnya." Sean kembali memotong ucapan orang lagi.

Lidya dan Vano hanya menghela nafas pasrah melihat Sean yang agak aneh dan membuat orang darah tinggi. Mungkin wanita itu sangat menyesal karena telah mendaftar sebagai calon karyawan baru disini. Sama seperti Lidya dulu yang awalnya berdoa agar tidak diterima bekerja disini, malah langsung diterima oleh Sean sendiri.

"Tapi pak, pertanyaan yang tadi kan belum saya jawab," ucap wanita itu.

"Ngapain dijawab? Orang semuanya sudah tertulis disini." Sean menunjuk kertas yang dipegangnya.

"Trus kenapa tadi bapak nanya?" tanya wanita itu.

"Suka-suka saya lah, orang saya bosnya," ucap Sean dengan sombong.

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang