KEPO

4.2K 408 15
                                    

Di kantin kebanggaan kantor mewah nan elegan, lima orang manusia sedang duduk manis menikmati hidangan makan siang lezat sambil melakukan kewajiban yang tidak pernah absen yaitu gibah bos mereka.

Menurut mereka, kalau makan siang nggak sambil ngomongin bos sendiri rasanya kurang lengkap. Jadi makan sambil gibah Sean bin Sukampret adalah suatu paket komplit. Apalagi baru-baru ini terjadi suatu kejadian mengejutkan di kantor besar dan terkenal di ibu kota Jakarta.

"Hei, hei, hei! Is that true? Yes, okey dokey yo! Is that true? Yes, okey dokey yo! Asik, asik, woi!"

Para karyawan sekaligus lima orang ini memang gak ada akhlak setiap hari kerjanya selalu saja gibah anak orang. Mereka kompak menyanyikan lagu tadi sekaligus untuk mengejek bosnya yang baru tercyduk beberapa jam lalu.

"Hahaha... Aduh, sakit perutku dari tadi ketawa aja," keluh Dara sembari memegangi perutnya kelelahan akibat tertawa.

"Ho'oh, ngakak aku kalo teringat muka pak bos yang gak ada akhlak itu," sahut Tina.

"Muka dia itu lo, udah jelek makin jelek aja. Hahaha..." Lidya juga ikut tertawa saat mengingat ekspresi makhluk pengganggu hidupnya itu.

"Iya bener, muka dia udah tua dan sekarang makin tua." Reynold juga tak mau kalah dari teman-teman ceweknya kalau soal Sean.

"Entah kesambet apa anak orang sampe tercyduk kayak gitu. Jujur aja, aku yang liat kejadian itu nggak bisa mingkem sama sekali," ucap Nisa.

"Mau ngakak tapi takut dosa," ucap Dara sambil mengaduk jus buah naga favoritnya.

"Bukan takut dosa, tapi takut dimarahin terus dipotong gaji. Tau sendiri kan kalo pak bos itu ancamannya selalu aja potong gaji dan pecat karyawannya." Tina sangat santai menikmati makanannya sekaligus acara gosipnya.

"Seumur hidup, baru kali ini aku liat pak bos nyanyi sambil joget ambyar. Badannya itu loh lentur banget kayak cewek sweksih," ucap Reynold.

"Bukannya cewek jadi-jadian yang sering di pinggir jalan itu ya?" pikir Dara.

"Yang mana?" tanya Nisa.

"Itu loh yang setiap malam ada di simpang sana sambil nyanyi-nyanyi," jawab Dara tapi masih dalam bentuk kode-kodean.

"Banci dong!" sahut Tina.

"Buahahaha!!"

Mereka terus saja tertawa ngakak seakan berlomba suara siapa yang paling kuat diantara semuanya. Posisi mereka berada di pojokan, jadi tidak ada orang memperhatikan karena para karyawan di sini jarang mau duduk di pojokan seperti manusia lima orang ini.

Sejak kehadiran Lidya sebagai anggota baru, pertemanan mereka semakin meriah dan selalu dihiasi canda tawa. Terkadang juga curhat mengenai kehidupan pribadi masing-masing ataupun saling memberi tau bagaimana cara menjadi karyawan yang handal.

"Eh eh, mau tau nggak gimana adegan ulang pas pak bos joget ambyar?" ucap Reynold antusias.

"Boleh boleh, buat lah," ucap Lidya.

"Ayok la Nol, gaskan aja. Jangan kasih kendor." Tina juga tak kalah semangat sebagai suporter gitu.

Reynold berdiri dari duduknya untuk melakukan hal nyeleneh tapi super kocak bagi teman-temannya. Badannya juga tak kalah lentur, bahkan cewek-cewek tiktok masih lewat kalau dibandingkan dengan dirinya.

Pinggulnya di goyang ke kiri dan ke kanan bahkan seperti sedang berputar-putar, ataupun sedang goyang ngebor. Sebagai anggota gesrek, suara meriah para ciwi-ciwi menambah kesan semakin heboh dan semakin gila.

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang