PAPI DAN MAMI KEPO

6.4K 481 42
                                    

Masih dengan tema dan tujuan yang sama, yaitu pasangan suami-istri saat di malam pertama mereka malah bermain ludo serta ular tangga. Memang cukup aneh, orang lain di malam pertamanya melakukan ritual ehem-ehem, sementara yang satu ini justru bermain hal lain.

"Jadi kita mau main apa dulu nih?" tanya Sean saat dua sejoli ini berada di atas ranjang mewah buatan luar negeri.

"Main ular tangga aja," jawab Lidya yakin 99,9 %

"Okay my secretary. Good choice."

"Secretary? I'm your wife."

"Yayaya... Up to you."

Jari-jemari kekar nan putih milik Sean mulai menelusuri aplikasi di iPad mewah miliknya. Dia memang pria dewasa, tapi sebenarnya ada jiwa anak kecil dalam tubuhnya yang selalu gemar bermain permainan sederhana dan mudah dimenangkan.

Kebiasaannya setiap malam memang begini, apa lagi kalau dia stress maka permainan anak kecil lah yang akan jadi penenang baginya. Jujur saja, dia sama sekali tidak berminat mencoba permainan lelaki seperti mobile legends atau pun sejenisnya. Menurutnya, itu terlalu sulit dan kurang enak untuk dimainkan.

"Sebelum kita memulai permainan, ada syaratnya," ucap Sean.

"Syaratnya apa?" tanya Lidya.

"Kalau salah satu dari kita kalah, maka dia akan dicubit atau dijambak. Gimana? Setuju nggak?"

"Emm... Kayaknya kurang seru. Gini aja deh, siapa yang dimakan ular maka dia akan dijambak sampai teriak kesenangan."

Pria itu mengangguk mantap.
"Oke, siapa takut? Kecil ini mah... Aku pasti menang."

"Kita buktikan saja tuan sombong."

"Baiklah nona bau sampah."

Dasar suami gak ada akhlak! Gak di kantor, gak di rumah sama aja. Sama-sama nyebelin dan nyinyir, batin Lidya.

Tanpa mereka ketahui, di luar ada Papi Arga dan Mami Mira sedang menguping kejadian malam pertama anaknya di depan pintu kamar. Mereka penasaran, apakah cucu mereka sudah di proses atau masih on the way.

Entah ide siapa duluan hingga ide gila ini muncul di pikiran pasangan suami-istri rasa pengantin baru. Tuan dan nyonya Wijaya ini memang sudah lama menginginkan seorang cucu agar rumah seluas gelora bung Karno ini dihiasi dengan tangisan bayi.

"Pi, pi. Kira-kira mereka lagi ngapain, ya? Lidya udah buka segel apa belum?" bisik mami.

"Mana papi tau, orang kita dari tadi di sini. Coba mami deketin lagi telinganya atau intip aja." papi juga ikut berbisik. Ya, sekarang mereka seperti judul lagu dangdut yaitu bisik-bisik tetangga.

"Kok ngintip sih? Nggak sopan dong."

"Yaudah kita nguping aja deh."

Papi dan mami kembali mendekatkan telinganya ke pintu kamar milik pengantin baru dengan posisi wajah saling berhadapan. Rasa kepo bercampur penasaran telah menyatu di dalam hati paling dalam se-lautan.

Kalau yang di intip masih asik bermain sambil menunggu korban pertama agar segera dijambak habis-habisan. Sialnya, kalau Lidya dapat tiga makan dia akan segera menjadi mangsa Sean.

"Hayoloh... Dapet tiga, maka artinya siap-siap ku hajar." Sean menakut-nakuti istrinya supaya semangat wanita itu turun.

Wanita berusia 23 tahun itu tak hentinya berdoa dalam hatinya supaya bisa selamat dari hukuman gila tadi. Matanya terpejam saat menyentuh gambar dadu karena takut algojo-nya dimakan ular.

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang