PANGGILAN KESAYANGAN

5.7K 447 38
                                    

Berakhirnya kejadian salah paham tadi, tentu membuat papi dan mami sangat malu sampai ingin wajahnya di tenggelamkan ke danau toba atau pun sungai Nil. Sean sendiri hanya terkekeh geli mengingat kelakuan tak disangka kedua orang tuanya.

Di atas ranjang empuk dan harganya terbilang fantastis, pria berkulit putih itu menyandarkan kepalanya di headboard sambil menunggu istri 'tercinta' keluar dari kamar mandi.

Ceklek!

Lidya memperhatikan Sean yang masih asik menyandarkan kepalanya.
"Bapak belum tidur?"

Sean menatap Lidya aneh "Belum lah! Kalau aku udah tidur, terus yang ngomong sama kamu ini siapa?"

"Ya selow aja lah pak jawabnya, nggak usah ngegas!" gadis itu ikut bergabung dengan Sean, tapi dirinya langsung merebahkan badannya.

"Lah kok, kamu tidur sih?" ucap Sean agak kesal.

"Aku ngantuk pake banget. Please deh pak biarin aku tidur."

"Trus aku ngapain dong?"

"Ya tidur lah! Emangnya bapak mau ngapain lagi? Mau aku kelonin?!"

Gadis itu benar-benar kesal melihat orang di sebelahnya yang tidak mengizinkan dirinya untuk beristirahat. Apakah pria itu tidak lelah seharian ini? Mungkin badannya itu terdapat jelmaan Samson kali ya, makanya kuat dan kebal?

Pak bos tersenyum jahil "Kalau kamu nawarin itu sih aku nggak bisa nolak."

"Dasar bos omes!"

"Kenapa kamu jadi marah? Situ yang nawarin duluan malah angry?"

"Udah deh pak, aku lagi males berdebat sama bapak. Karena kalau dilawan terus, sampai besok nggak akan kelar-kelar."

"Dasar gadis aneh, sok beautiful, baperan, cengeng, manja, bau sampah!"

Cukup sudah. Kesabaran seorang Lidya sudah habis kalau terus-terusan dipancing seperti ini. Kenapa sih takdirnya gini amat, apa lagi harus berjodoh dengan makhluk paling menyebalkan di dunia?

"AWWW! ARGGHHH!! SAKIT SAKIT!!" Lidya menjambak rambut Sean makanya pria menyebalkan itu berteriak sekeras mungkin.

"Iya-iya maaf, aku nggak akan ngejek kamu lagi. Janji, janji!" Sean sudah mengibarkan bendera putihnya, sebagai tanda menyerah.

"Awas aja ya, kalau bapak berani ngejek aku lagi, rambut bapak bakal aku botakin!"

Pak bos mengusap kepalanya sambil meringis, lalu pandangannya tertuju ke tangan istrinya yang sudah terhias dengan henna. Dalam hatinya, ia sangat mengagumi kecantikan henna tersebut.

"Tangan kamu cantik," ucapnya sembari memegang tangan putih mulus Lidya.

"Dari tadi bapak ke mana aja, sampe baru sadar kalau tanganku cantik?"

"Nggak ke mana-mana sih, tapi aku baru nyadar kalau hiasannya bener-bener cantik. Siapa yang buat ini di tangan kamu?"

"Orang suruhan mami."

"Mami? Emang mami bakal lakuin apa aja ya, demi menantu kesayangannya ini."

"Iya dong, aku kan emang kesayangannya mami. Sekarang posisi bapak sudah tergeser sebagai anak kesayangan keluarga ini." Lidya mengucapkannya dengan senyuman bangga.

"Sean," ucap pak bos tiba-tiba.

"Ha? Apa?"

"Panggil aku Sean dan jangan pake embel-embel bapak. Aku bukan bapakmu, tapi suamimu."

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang