KODE-KODE

4.8K 503 40
                                    

Tak terasa hari demi hari telah berlalu dengan tak terduga. Walaupun banyak rintangan hidup baik jasmani dan rohani, tapi semangat tidak boleh luntur sedikitpun demi meraih kesuksesan. Semua pasti punya cara sendiri bagaimana agar dirinya menjadi orang yang sukses dan berhasil di masa depan.

Tak terasa pula sudah enam bulan lamanya Lidya bekerja di perusahaan menyerupai neraka, tempat yang terkutuk ditambah lagi dengan bos kampret super duper nyebelin. Bosnya ini memang selalu menguji iman seseorang seperti setan yang selalu menghasut manusia menuju kesesatan.

Contohnya seperti sekarang, Lidya masih berkutik di depan laptopnya selama berjam-jam non stop. Dari tadi bosnya itu selalu menyuruhnya mengerjakan sesuatu dan harus diselesaikan hari ini juga.

"Ini mah namanya kerja rodi." Lidya terus mengeluh sambil mengucapkan sumpah serapah untuk Sean bin Sukampret.

Tak lama setelah itu, ada seorang pria bertubuh tinggi dengan stelan jas mahal buatan luar negeri, datang menghampiri meja Lidya.

BRUK!

Sean menumpukkan berkas setinggi gunung Himalaya, tepat di meja sekretarisnya. Sementara yang jadi korbannya juga sangat terkejut melihat berkas datang secara silih berganti, padahal pekerjaan sebelumnya belum selesai.

"Tuh, koreksi semua berkas itu dan satu jam lagi harus ada di meja saya." Sean memasang muka khasnya yaitu datar.

"Tapi pak---"

"Ssttt... Tidak ada tapi-tapian. Kalau satu jam lagi belum selesai, saya cium kamu. Eh salah, maksudnya saya jadikan kamu babu di rumah saya." Sean langsung pergi setelah mengucapkan hal tersebut.

"Yaelah, kerjaan gini aja udah lebih-lebih dari babu. Dasar bos bar bar! Bisanya cuma nyuruh seenak jidatnya aja!" gadis itu terus menggerutu kesal.

Lidya menghela nafasnya pasrah, lalu beralih ke berkas setinggi gunung Himalaya tersebut. Menjadi seorang sekretaris itu bukanlah hal mudah dan menyenangkan seperti di drakor yang sering ia tonton setiap malam.

Kalau di drakor yang ia tonton, bosnya itu memang mempunyai karakter cuek dan dingin terhadap siapa pun. Tapi lama-kelamaan, bosnya itu justru jatuh cinta kepada sekretarisnya serta melakukan hal-hal manis demi menaklukkan pujaan hatinya. Itu adalah hal yang indah dan romantis di dunia halu, tapi berbanding terbalik di kehidupannya saat ini.

Jujur saja, ia juga ingin sekali hidupnya manis bak drakor kesayangannya itu. Tapi kalau pasangannya adalah bosnya sendiri yang kampret itu, lebih baik tidak usah terjadi. Membayangkannya saja sudah membuatnya merinding, apalagi beneran terjadi.

BRUK!

Suara tumpukan kertas penambah beban semakin membuatnya hilang semangat. Kenapa cobaan berat ini harus terjadi padanya? Tidak bisa kah makhluk aneh jadi-jadian ini ditelan bumi sekarang juga?

"Ini lagi kerjain. Jangan melamun aja! Kerja kok malah melamun?" datang tak di jemput, pulang tak diantar. Ya, itulah gambaran yang cocok untuk Sean bin Sukampret.

"Ini ligi kirjiin. Jingin milimin iji. Kirji kik milimin. Nyenyenye." Lidya sih beraninya main belakang aja. Kalau di depan bosnya langsung, maka tamatlah riwayatnya.

Kerja rodi sudah dimulai lagi, padahal waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Sepertinya hari ini adalah masa lembur lagi.

"Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah... Lindungilah hamba dari godaan setan yang terkutuk seperti bos hamba itu. Tolong sadarkanlah dirinya, Ya Allah. Kalau boleh, pindahkan saja semua pahala dia ke hamba dan pindahkan semua dosa hamba pada dia. Aamiin."

Setelah selesai berdoa, gadis ini kembali melanjutkan pekerjaannya supaya cepat pulang karena ia sudah merindukan kekasih halu nya yaitu oppa oppa Korea.

BOS BAR BARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang