16. Intruder

340 70 66
                                    

Nyx, Doom, dan Erebus berdiri berjejer di ruang kantor Mr. Tyler. Menunggu si pria paruh baya yang tiba-tiba menyuruh mereka menghadap menyelesaikan pekerjaannya. Membuat ketiganya mengumpat dalam hati.

Kenapa manggil kalau masih sibuk, begitu kira-kira yang ada dalam pikiran mereka. Meskipun wajah ketiganya tidak menampilkannya.

"Ada orang penting yang perlu penjagaan kalian." suara serak Mr. Tyler memecah keheningan yang tadinya hanya diisi oleh detik jam dan goresan pena.

"Kami? Maksudnya kami bertiga? Sepenting apa sampai membutuhkan tiga orang Thánatos untuk menjaganya?"

"Sejak kapan kalian mempertanyakan penugasan kalian?" Mr. Tyler menatap ketiga orang yang masih berdiri dengan tegap di seberang meja kerjanya. Sebelah alis matanya bahkan menukik mempertanyakan pertanyaan yang terceplos dari bibir Doom.

Ucapan Mr. Tyler membuat ketiganya semakin bungkam meski gatal ingin menyahut.

"Mr. Joey namanya. Beliau salah satu pejabat penting di Ignizity. Jadi sebaiknya kalian berlaku hormat padanya," peringat Mr. Tyler. "Apa kalian mengerti?"

"Yes Sir," jawab ketiganya seperti paduan suara.

Ketukan sopan terdengar tidak lama setelah ketiganya menjawab. Bersamaan dengan Mr. Tyler yang sudah mempersilakan masuk, pintu kantor Mr. Tyler terbuka. Menampilkan seorang pria berusia awal tiga puluhan. Wajahnya seperti patung yang di pahat sempurna dengan warna kulit yang begitu pucat seperti vampir.

"Anda sudah datang?" tanya Mr. Tyler. Pria paruh baya itu sigap berdiri dan melangkah mendekat. Menyambut tamunya.

"Perkenalkan, beliau Mr. Joey. Kuharap kalian melakukan pekerjaan kalian dengan baik."

Yang mengejutkan, meski wajahnya terlihat kaku, pembawaan dirinya sama sekali tidak demikian. Mr. Joey adalah orang yang ceria. Ia bahkan meminta Nyx dan yang lainnya memanggil namanya saja.

"Apa kalian sudah lama bekerja di Bourbon?" tanya Joey ketika mereka berempat kini sedang menikmati makan malam di sebuah restoran pasta.

"Aku sudah lama. Bahkan sebelum Bourbon terbentuk. Sedangkan mereka, bersamaan dengan saat Bourbon terbentuk," jawab Doom setelah menelan suapan pastanya.

"Wow! Kukira kau lebih muda dariku?"

"Kami memang lebih muda. Tapi sejak kecil kami sudah dilatih untuk menjadi penjaga."

"Kalian hebat. Apa banyak anak muda seperti kalian?"

"Maafkan kami. Tapi apa Mr. Tyler tidak mengatakan apapun? Jika tidak, kami pun tidak akan mengatakan apapun," ujar Erebus yang kemudian menyesap air mineralnya.

"Ah! Maafkan aku juga. Aku hanya penasaran, bagaimana kalian bisa menjadi anak-anak percobaan. Dari berita yang kudengar, semua anak yang menjadi anak percobaan karena mereka memang menginginkan."

Nyx hampir saja mendengus dan tersenyum sinis untuk menanggapi ucapan Joey. Namun untungnya otak Nyx lebih cepat dari biasanya sehingga sebelum benar-benar terlihat ia menyamarkannya dengan batuk.

"Sebenarnya aku sedang mencari kecurangan pemerintah Bourbon. Namun sulit sekali mendapatkannya. Jadi aku berpura-pura meminta penjagaan dari kalian untuk menemaniku di sini."

"Tuan Joey. Kau sedang menguji kami?" sinis Nyx. "Semua yang ada di Bourbon begitu sempurna dan terpantau. Mana ada yang tidak benar di Bourbon. Apalagi ilegal."

"Oh maafkan aku. Kukira kalian bisa membantuku. Semeja dengan kalian membuatku mengingat pada adik-adikku yang hilang beberapa tahun lalu. Usianya masih enam tahun saat menghilang. Dan mereka kembar meski tidak mirip," cerita Joey tanpa diminta. Manik matanya menyendu sedikit berkaca-kaca. Pandangannya beralih menatap lampu kelap kelip Bourbon yang berada di balik jendela.

The Angel Of Death - FinaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang