Midnight menatap ahli forensik yang sedang meneliti jenazah Mr. Hayden di balik kaca besar ruang tunggu khusus. Ia melihat bagaimana mereka membuka tulang rusuk Mr. Hayden dan mulai mengambil organ-organ dalamnya.
Setidaknya itu yang nampak dari luar, tapi di dalam pikirannya sekarang, Midnight sama sekali tidak fokus pada jalannya operasi. Saat ini, otaknya justru dipenuhi oleh kejadian kemarin. Dimana dirinya bergerak sendiri mendului Nyx yang akan bergerak untuk menyelamatkan seorang gadis lain.
Faktanya, gerakannya memang bukan kebetulan, tapi sebuah kesengajaan yang ia sendiri tidak mengerti mengapa. Tubuhnya hanya bergerak refleks ketika menyadari kalau Nyx akan bergerak menyelamatkan warga Junkyard.
Benaknya kini sudah sibuk memikirkan jawaban, mengapa ia melakukan perbuatan yang membuatnya harus menghabiskan berjam-jam berada di ruang konseling. Sebutannya saja sebagai ruang konseling, tapi kenyataannya adalah ruang interogasi yang menggunakan kekerasan.
Tubuhnya bahkan masih terluka di beberapa tempat. Dan nyeri hampir di sekujur tubuh. Untungnya kali ini tidak ada racun yang ikut dalam penyiksaannya.
Midnight mendesah kesal. Membuatnya teringat saat ia mengejar Nyx di hutan, lima tahun lalu. Meskipun ia tidak memperlihatkannya, ia sangat takjub melihatnya mampu menghindari serangannya serta anggota team-nya. Baru Nyx — atau yang dulu dikenal dengan nama Lalice — yang mampu menyaingi kecepatan anggota team-nya yang disebut sebagai generasi baru itu.
Ia semakin penasaran dengannya, setelah mengetahui kalau Nyx adalah salah satu anak hasil inseminasi buatan yang bertahan hidup. Kembar pula. Karenanya setelah mengetahui kalau Doom berhasil menangkap Nyx dan Erebus yang sama-sama anak hasil inseminasi dan memiliki setengah gen yang sama, ia semakin dibuat penasaran ingin mengenal Nyx lebih dekat. Bukan dalam arti ingin berteman, tetapi mengetahui apa saja kemampuannya.
Sayangnya Nyx bahkan tidak pernah bisa berdiri di satu ruangan dengannya tanpa bertengkar. Namun Midnight memiliki caranya sendiri mencari tahu tentang Nyx. Setidaknya ia tahu kalau Nyx dengan sukarela meminta dipasangkan chip pengendali emosi dan gadis itu sering mendatangi satu tempat secara diam-diam jika ia mendapatkan misi ke Junkyard.
Meski semua rasa penasarannya sebenarnya tidak bermula sejak lima tahun lalu. Tapi jauh sebelum ia bahkan menyadarinya.
"... Night!"
"... Midnight!" hardik Salem yang sudah berkali-kali memanggilnya.
"Kau bicara padaku?"
"Sejak tadi!"
"Ada apa?" Midnight kembali memfokuskan perhatiannya ke arah team forensik yang kini sedang menimbang berat paru-paru Mr. Hayden.
"Kenapa kau membantu perempuan Junkyard itu? Apa kau mengenalnya?"
"Apa aku terlihat seperti itu?"
"Kau terlihat seperti itu." Demon menjawab pertanyaan Midnight.
"Aku tidak mengenalnya. Aku bahkan tidak melihatnya," jawabnya datar.
"Lalu kenapa kau melakukannya?" Kini Demon juga tidak lagi bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
Midnight menatap dua orang yang berada di sebelah kanan dan kirinya dengan wajah angkuh. Ia mendengus malas sebelum bertanya, "Dan kenapa aku harus memberitahukan alasannya pada kalian? Kalian bukan atasanku. Peringkat kalian bahkan jauh di bawahku." Suaranya mengalun dingin seperti predator di hadapan mangsanya.
Setelah mengucapkannya, Midnight lantas melangkah keluar. Dan tepat sebelum ia membuka pintu, ia kembali bicara, "Berikan laporan rincinya langsung padaku setelah mereka selesai," perintahnya lalu menghilang bersamaan dengan menutupnya pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel Of Death - Finale
ActionSeason 1 : The Angel of the Death - The Beginning Season 2 : The Angel of the Death - Encounter *** ⚠🔞 Warning : This story contains violence, indecent language and adult contains!! Please be wise 🔞⚠ *** Five years after the bloody encounter ...