21. Joey Koo

326 71 5
                                    

"Mau kemana?" tanya Russel, mengernyitkan dahinya. Sementara matanya terus memperhatikan Joey yang sedang mengenakan jaket dan topinya.

"Ke tempat Lira," sahut Joey acuh. Merasa tidak aneh untuk meninggalkan temannya di kamarnya sementara si pemilik kamar pergi. Toh Russel sering menginap di tempatnya, meski lebih banyak tanpa sepengetahuan keluarganya.

"Yak! Tunggu! Masa lo ninggalin gue sendirian sih?" Russel memegang lengan Joey tepat sebelum Joey berhasil melompat dari jendela kamarnya.

"Mereka gak akan masuk. Tenang aja," ujar Joey melepas pegangan Russel lalu menepuk pelan pundaknya sebelum akhirnya melompat keluar jendela dan menghilang dalam kegelapan malam. Meninggalkan Russel yang berteriak pelan memanggilnya.

Sekitar hampir pukul empat, Joey sudah mulai kembali mengendap-endap di halaman rumahnya ketika mendengar suara seperti jeritan tertahan. Merasa ada yang aneh, Joey melangkah waspada ke arah salah satu jendela yang tirainya sedikit terbuka. Betapa terkejutnya ia saat keadaan rumahnya berantakan dengan darah yang sudah menggenangi lantai rumah.

Di sudut lain, ia juga melihat seorang perempuan yang ia yakin adalah ibunya kalau dilihat dari baju yang dikenakan, meski warnanya sudah bercampur darah sedang tertelungkup tidak bergerak. Dengan tubuhnya masih tertancap pisau.

Tangannya yang tadinya menumpu pada dinding rumah mulai bergetar. Degup jantungnya juga ikut tidak beraturan dan keringat mulai membasahi pelipisnya. Apalagi saat ia menatap sisi lain rumah, dimana ayahnya sedang di siksa.

Meski pendengarannya sedang berdengung saking takutnya, Joey mampu menangkap beberapa penggalan kata yang diucapkan orang-orang yang menyiksa ayahnya. Ia tidak sadar sudah berapa lama berada di halaman belakang, mengintip ketakutan tanpa berani bergerak.

Sampai ketika dilihatnya, orang-orang asing itu mulai bergerak menyusuri rumah. Menjadi sebuah tanda agar Joey cepat menyingkir jika ia ingin hidup. Dengan gugup dan beberapa kali hampir terjatuh, Joey yang ketakutan berjalan secepat yang ia bisa untuk pergi dari rumah. Kemana pun ia tidak peduli, yang penting menyelamatkan dirinya lebih dahulu.

Joey bersembunyi di sebuah rumah kosong tak jauh dari rumahnya. Dan di sore harinya, dengan berusaha sebisanya menyembunyikan wajah menggunakan topinya, ia pergi ke salah satu mini market.

Sambil terus menunduk agar wajahnya tidak tertangkap CCTV, ia membeli makanan dan koran yang menuliskan berita tentang kejadian semalam.

Dengan terburu-buru, Joey kembali ke rumah kosong tempatnya bersembunyi. Membuka bungkus makanannya dan memakannya dengan lahap. Bagaimana pun, itu adalah makanan pertamanya sejak makan malam kemarin.

"Seluruh keluarga tewas terbantai dan dua anak kembar mereka menghilang." Begitu judul di halaman utama koran. Joey membacanya sambil makan, tapi baru satu paragraf, Joey terisak.

Otaknya kembali memutar memori dini hari tadi, dimana ia melihat sendiri bagaimana nasib keluarganya.

Kemudian, Joey kembali memaksakan diri membaca walau ia masih bergetar dan menangis. Ia harus tahu apa yang terjadi. Apalagi judul beritanya membuat ia penasaran apa yang terjadi pada adiknya.

Melalui berita, ia mengetahui kalau dirinya dinyatakan tewas terbunuh. Membuatnya semakin didera perasaan bersalah. Karena artinya, temannya tanpa sengaja menggantikan kematiannya.

Beberapa hari sudah berlalu dan Joey masih saja meringkuk di rumah kosong tanpa berniat keluar dari tempat persembunyiannya selain membeli makanan. Entah berapa lama ia bertahan, dan entah apa yang ia tunggu. Namun waktu berjalan begitu cepat, tanpa peduli ada orang yang sedang berusaha menata keberaniannya.

Hingga akhirnya, Joey bisa memberanikan dirinya. Sebagai kakak, ia merasa harus mencari kedua adiknya. Jadi meski takut, ia harus bergerak.

Memantapkan hati, Joey membeli sebuah senter murah karena uangnya kini sangat terbatas dan tidak memungkinkan menarik uang secara dirinya sudah dinyatakan tewas. Dan begitu malam tiba, ia pergi ke rumahnya. Mencari petunjuk yang mungkin ditinggalkan adiknya tapi berakhir tanpa menemukannya.

The Angel Of Death - FinaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang