9. The Man Behind the Scene

408 83 23
                                    

Mino dan Mr. Chan menghabiskan waktu mereka di sebuah ruang private restoran Italia yang telah ditentukan. Keduanya berbincang ringan mengenai berbagai hal. Mino dengan cukup lihai mampu bergerak normal tanpa dicurigai. Meskipun batinnya terus menghitung waktu.

Dalam keadaan tegang, waktu setengah jam pun terasa berjam-jam. Saat Mino merasa kalau The Clown tidak akan datang karena mereka sudah mulai memakan desserts mereka, tiba-tiba sebuah bom cahaya meledak di dalam ruangan. Membutakan Mino dan Mr. Chan.

Pemuda kurus itu ketakutan. Meskipun ia tahu kalau semuanya pekerjaan The Clown. Dalam keadaan mata tidak bisa melihat, semua menjadi begitu menakutkan. Dan di tengah kepanikannya, ia meringkuk di bawah meja mendengarkan Mr. Chan yang terus mengumpat. Meminta entah pada siapa untuk melepasnya.

Lalu tidak lama kemudian, suasana yang gaduh tiba-tiba sunyi. Sampai kebutaan sementara Mino mulai memudar.

Masih dalam keadaan takut, Mino mengedarkan maniknya ke seluruh penjuru ruangan dari tempatnya bersembunyi. Setelah yakin aman karena hanya menemukan sepasang kaki yang ia yakini milik Mr. Chan, Mino merangkak keluar dari persembunyiannya.

Sesuai perkiraannya, tidak ada siapa pun disana selain dirinya dan Mr. Chan yang pingsan. Kakinya melangkah mendekati Mr. Chan, mengguncang bahunya untuk membangunkannya. Cukup lama ia berusaha, hingga akhirnya memutuskan untuk menghubungi supirnya. Namun suara erangan di belakangnya menghentikannya.

"Kau tidak apa?" tanya Mino berbasa-basi setelah mendapatkan kalau Mr. Chan lah yang bersuara.

"Oh? Apa?" jawab Mr. Chan yang masih sedikit linglung, tapi dengan cepat kembali bersuara ketika ia sudah sepenuhnya tersadar. "Tidak. Kurasa aku baik. Aku bahkan jauh lebih baik dibanding sebelumnya," jawab Mr. Chan yang Mino sadari agak sedikit berubah. Senyuman Mr. Chan barusan mengingatkannya dengan senyuman Mr. Chan saat ayahnya masih hidup. Senyuman yang tanpa sadar membuatnya merinding.

"Kalau begitu, sebaiknya kita kembali. Kurasa restoran ini tidak aman." Mino mengulurkam tangannya untuk membantu Mr. Chan yang meskipun terlihat sadar masih sedikit lemah.

Belum sempat menyentuhnya, tangan Mino sudah ditepisnya. Tidak kencang, tapi mampu membuat Mino terkejut.

"Tidak perlu. Kurasa aku ingin berjalan-jalan sebentar dulu disini. Nanti aku pulang sendiri. Terima kasih ajakannya," tolaknya.

Mino menatap Mr. Chan. Otaknya berusaha menelaah keadaan, menatap prihatin wajah Mr. Chan yang tidak terlihat baik, tapi tidak sampai semenit, Mino memutuskan untuk mengikuti keinginan pria paruh baya itu. Setelah berpamitan dan berbasa-basi menanyakan apakah pria itu yakin dengan keutusannya, Mino akhirnya pergi meninggalkan Mr. Chan sendiri setelah Mr. Chan menghardiknya karena terlalu cerewet.

Tugasnya sudah selesai, dan satu-satunya yang ia inginkan sekarang hanyalah kembali ke Bourbon lalu beristirahat.

¤¤¤

Mr. Tyler membungkuk memberi hormat pada seorang lelaki berusia tiga puluhan yang duduk di balik meja kerja. Wajahnya yang tampak seperti dipahat oleh seniman professional itu memandang remeh Mr. Tyler, meski laki-laki itu jauh lebih tua darinya.

Tidak menggubris sedikit pun pandangan meremehkan laki-laki muda itu, Mr. Tyler berjalan mendekati meja lelaki itu untuk menyerahkan laporan yang telah ia susun.

"Tidak ada pergerakan mencurigakan dari Nyx. Justru pergerakan mencurigakan datang dari June," lapornya.

Hades — begitu lelaki itu menamakan dirinya — membolak-balik kertas berkas yang baru saja diserhkan. Membaca cepat laporan tebal itu. Sesekali berhenti ketika membaca laporan yang menarik baginya. Sedangkan Mr. Tyler masih berbicara, menjelaskan kalau The Clown yang selama beberapa tahun ini tidak muncul tiba-tiba menghubungi Mino melalui seorang perantara.

The Angel Of Death - FinaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang