18. A Savior

325 72 53
                                    

"Sir?!"

Mr. Tyler terkejut mendengar permintaan Hades. Beberapa hari ini, lelaki pucat itu benar-benar membuatnya keebingungan.

"Membiarkan mereka bekerja sama, tidak akan mendatangkan keuntungan bagi kota ini. Nyx bisa saja kembali mengingat siapa dirinya. Dan itu berbahaya."

"Lakukan saja perintahku. Kau akan membantah?" sinis Hades penuh ancaman. Sehingga Mr. Tyler mau tidak mau menyetujuinya.

"Lagipula, apa kau sungguh percaya kalau dia kehilangan memorinya?" tanya Hades tersenyum remeh kepada Mr. Tyler. "Kau bisa bertanya pada lelaki yang berdiri dalam diam di sudut sana."

Mr. Tyler terkejut, lalu menoleh ke arah Midnight — si lelaki yang disebut oleh Hades — yang mulai melangkah keluar dari tempatnya berdiri. Kepalanya hanya mengangguk sekali, tapi cukup jelas terlihat oleh Mr. Tyler.

"Kalau begitu, bukankah itu semakin berbahaya?" Raut khawatir jelas terpancar di wajah pria paruh baya itu.

"Justru itu, biarkan mereka melakukan rencana mereka agar mereka lengah. Lalu di saat yang tepat, baru kita hancurkan sampai mereka sudah tidak lagi memiliki keinginan untuk memberontak. Lagipula, pemerintah sudah mulai mencurigai rencana kita bukan? Sebenarnya apa sih yang dilakukan oleh Kim Seungjoon itu?" geram Hades.

"Maafkan saya, tuan. Akan saya peringatkan," jawab Mr. Tyler.

"Urus partner-mu dengan baik agar pemerintah tidak mulai memeriksa Bourbon. Aku butuh orang yang kompeten dalam jangka panjang. Bukan hanya di tahun pertama lalu kehilangan taringnya di tahun berikut. Sudahlah, lakukan saja sesuai rencanaku. Jangan coba-coba berpikir."

"Yes, Sir," jawab Mr. Tyler lagi, lalu mengantar Hades yang melangkah keluar dengan angkuh.

"Kau sudah mendengarnya?" tanya Mr. Tyler dengan nada rendah begitu sudah menutup pintu ruang kerjanya.

"Hmm," jawab Midnight yang dalam hitungan detik sudah berada di sisi kirinya.

"Lakukan apapun yang ia suruh. Aku lelah mendengar kegilaannya."

"Yes Sir."

"Lalu bagaimana dengan bocah itu?"

"Sesuai rencana, Sir."

"Kalau begitu tinggal melanjutkan langkah berikutnya. Jangan sampai ada yang salah!"

Midnight melesat keluar setelah mengangguk mengiakan perintah Mr. Tyler. Kemudian menghilang begitu saja untuk menjalankan perintah.

¤¤¤

Nyx duduk gelisah di kantin khusus anak-anak hasil percobaan. Hanya ada dirinya, Erebus, dan Doom.

Kantin itu eksklusif untuk Thánatos. Jadi dengan tewasnya Demon dan Salem, selain mereka bertiga hanya sisa Midnight yang bisa masuk. Tapi batang hidung lelaki yang mereka anggap telah mengkhianati mereka itu sama sekali tidak terlihat dalam beberapa hari belakangan.

"Sial! Aku baru sadar kalau tidak lama kembali dari Junkyard, Midnight sama sekali tidak pernah terlihat." Doom memaki kesal.

Sedangkan Erebus dan Nyx memilih diam dalam keadaan tidak tenang.

"Apa menurutmu Joey bisa dipercaya? Seharusnya kita tidak memberitahukannya," sesal Nyx, mengketuk-ketukkan jarinya di atas meja.

Tadi sebelum mereka diminta kembali oleh Joey, ia tanpa sengaja mendengar tentang Helios.

Lelaki bertubuh bagai model itu melihat bagaimana panik dan khawatirnya Nyx dalam pelukan Erebus yang berusaha menghentikan gerakannya. Tidak jauh dari keduanya, Doom terlihat salah tingkah ketika mendengar pertanyaannya tentang Helios dan berusaha menyembunyikan ponsel analognya secepat mungkin.

The Angel Of Death - FinaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang