20. Betrayals

295 74 2
                                    

A few days before rescue mission

Erebus menatap marah Midnight yang tiba-tiba sudah berada di tempat persembunyiannya. Ia sedang memanipulasi data untuk diberikan pada Z saat Midnight datang.

Tubuhnya bergerak cepat mencekik leher Midnight. Meninggalkan laptopnya yang sedang bekerja menyimpan data.

"Kau berani menampakkan wajah pengkhianatmu kepadaku? Kau kira aku selemah dulu saat kau menangkapku?" desis Erebus dingin dengan aura membunuh yang kuat.

"Kalau aku jadi kau, kau akan melepasku dan mendengar penjelasanku," bisiknya susah payah karena pita suaranya tertekan cekikan kuat Erebus.

Adik tiri Nyx dan June itu hanya tersenyum miring, menanggapi pernyataan Midnight. "Kalau kau menggunakan tempat kau menyembunyikan Helios sebagai jaminan hidupmu, maaf saja. Kita sudah menemukannya duluan."

Erebus sudah sangat yakin mau membunuh Midnight ketika sebuah suara yang ia sangat kenal, memecah ketegangan. Maniknya yang tadinya menatap Midnight dengan marah kini sedikit bergetar.

Itu suara Helios. Berasal dari ponsel analog yang digenggam Midnight. Membuat konsentrasi Erebus pecah. Kesempatan yang digunakan Midnight untuk membebaskan diri.

Midnight menjulurkan tangannya memberhentikan Erebus yang baru akan kembali melesat menghampirinya sambil bicara, "Tunggu! Helios baik-baik saja. Silakan bicara padanya. Setelahnya dengarkan semua rencanaku."

Midnight memberikan ponselnya yang ternyata memang terhubung pada Helios. Awalnya Erebus mengira mungkin hanya akal-akalan Midnight, meski ia juga tidak berani menyimpulkan secepat itu.

Dengan cepat Erebus mengambilnya dan mulai bicara tergesa-gesa. Menanyakan kabar dan keadaan keponakannya. Raut wajahnya terlihat khawatir tapi manik matanya tidak lepas dari sosok Midnight yang sekarang telah mengangkat kedua tangannya agar bisa dilihat jelas oleh Erebus.

Memperlihatkan kalau ia tidak berniat menyerang atau berlaku curang saat Erebus menerima telepon dari Helios.

Perlahan-lahan, raut wajahnya berubah menjadi sedikit lebih tenang meskipun dahinya masih mengkerut berusaha memahami ucapan keponakannya.

Tidak lama kemudian, Erebus menyudahi percakapannya dengan Helios masih sambil menatap Midnight. "Katakan apa yang ada dalam otakmu!"

"Boleh aku duduk dulu?" tanya Midnight, menoleh ke arah kursi kayu tua yang ada di sebelah kursi komputer tempat Erebus belum lama ini duduk.

Meski tangan Erebus mempersilakan Midnight duduk, wajah lelaki itu masih tidak menunjukkan raut menerima. Namun setidaknya Erebus kini lebih tenang setelah mendengarkan penjelasan dari Helios.

"Hades—."

"Siapa?"

"Hades adalah pemimpin Bourbon yang sebenarnya. Orang yang selama ini kalian cari," kata Midnight sambil mempelajari raut wajah Erebus. Meskipun sedikit, Midnight masih mampu menangkap keterkejutan di raut wajah lelaki di hadapannya.

"Aku adalah anak new generation yang berhasil bertahan hidup. Salah satu generasi pertama yang berhasil diciptakan. Otakku tidak kalah cerdas dengan kalian, anak-anak hasil inseminasi buatan. Melihat kalian tidak juga bertindak meskipun kalian mampu mengumpulkan cukup bukti, aku tahu dengan sendirinya kalau kalian pasti belum bisa menemukan siapa pemimpin sebenarnya."

Erebus mengendikkan bahunya. Bersikap seakan laki-laki di hadapannya tidak berhasil membuatnya terkejut dengan kecerdasannya.

"Jadi Hades sudah mencurigai kalian sejak awal. Entah kenapa, meski begitu, ia tidak juga bergerak. Hingga Helios terlibat," lanjut Midnight tidak peduli dengan reaksi Erebus.

The Angel Of Death - FinaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang