10☀

2.6K 343 38
                                    

Flashback






Usia doyoung sudah memasuki 8 bulan, doyoung juga sedang aktif aktifnya merangkak bahkan penasaran dengan hal hal baru.

Jika di tanya hubungannya dengan yoonbin bagaiamana. Itu masih sama saja. Dingin dan cuek. Tapi jihoon masih bersyukur karena yoonbin terlihat sangat menyayangi doyoung.

Dan sekarang. Jihoon bingung ingin mengatakan hal ini atau tidak pada yoonbin.

Jihoon hamil.

Kenapa bisa? Tentu saja karena Ha yoonbin.

Yoonbin hanya akan menyentuh jihoon jika mereka sedang bercinta. Jika sudah akan kembali melantarkan jihoon.

Jahat bukan?

Tapi tak apa, jihoon ikhlas menerimanya.

Jihoon menghela nafas lelah. Lalu keluar dari kamar menuju ruang keluarga.

Bisa jihoon lihat dari tangga. Yoonbin yang sedang melakukan hal bodoh dan akan dibalas oleh gelak tawa doyoung yang nyaring, doyoung sangat menikmati lelucon yang dilakukan papa nya.

"Kak, aku mau keluar sebentar untuk belanja" Ijin jihoon.

Yoonbin kembali memasang wajah datarnya lalu menoleh pada jihoon.

"Butuh uang?" Tanya yoonbin.

Jihoon menggeleng. "Uang kemarin yang kakak kasih masih ada kok"

"Yaudah, sana belanja"

Jihoon mengangguk, saat kakinya akan melangkah tiba tiba ada yang menahannya dari bawah, dan ternyata itu doyoung.

"Mamamamamama ndong! Mamamamamamma" Pekik doyoung sambil merentangan tangannya minta di gendong.

Jihoon berjongkok lalu menggendong doyoung. "Mama mau belanja dulu, dobby disini ya sama papa?"

Seakan paham ucapan jihoon. Dengan cepat doyoung memeluk erat leher jihoon lalu menangis tanda tidak ingin di tinggal oleh jihoon.

Jihoon yang mendengar tangis doyoung langsung kalangkabut.

"Pergi bareng ajalah, daripada doyoung nangis" Final yoonbin yang sedari tadi diam menyaksikan.

-



Mereka sekarang sedang berada di supermarket untuk belanja beberapa bahan makanan di rumah, yoonbin yang mendorong troli, dan jihoon yang memilih. Doyoung? Bocah itu duduk di dalam troli sesekali menunjuk hal hal yang ingin ia tau.

Saat jihoon sedang memilih buah buahan, bahunya di tepuk oleh seseorang.

Itu seunghoon...

"K-kak seunghoon" Sapa jihoon sedikit gugup.

Seunghoon tersenyum. "Udah lama ya, jihoon? Kamu apa kabar?"

"Baik kok kak, kakak sendiri?" Tanya balik jihoon, sekedar basa basi.

"Aku baik. Tapi saat kamu lebih milih yoonbin, aku ga baik baik aja, hoon" Jawab seunghoon serius. Matanya menatap mata jihoon lekat.

Jihoon berdeham pelan. "Maaf kak, aku sekarang udah punya keluarga, jadi tolong kakak paham"

"Walaupun yoonbin tidak mencintai kamu?" Tanya seunghoon lebih serius lagi.

"Kak.."

"Kamu bisa tinggalin yoonbin, lalu kembali sama aku, jihoon. Sesulit itukah?"

Cukup. Kali ini jihoon muak dengan semua ocehan seunghoon.

"Cukup kak. Aku sekarang udah menikah! Bahkan sekarang aku sekarang udah punya anak kak! Walaupun kak yoonbin ga punya perasaan yang sama seperti aku, tapi aku harus tetap menghormati dia sebagai suami aku! Tolong pengertiannya kak! Aku duluan, permisi"

Seharusnya jihoon tidak harus bertemu dengan seunghoon disana.

Seharusnya... Ah..


-



Jihoon sedang bersiap siap untuk pergi ke suatu tempat. Tapi entah kenapa perasaannya sangat tidak enak.

Seperti akan ada hal yang terjadi padanya dan juga rumah tangganya.

Tapi buru buru jihoon tepis.

"Kak, aku mau pergi sebentar, boleh?"

"Sama siapa?" Tanya yoonbin.

"Sendiri" Jawab jihoon.

Yoonbin terdiam sejenak. "Jangan pulang terlalu lama. Jam 6 harus sudah ada di rumah. Paham?"

Jihoon mengangguk. "Paham kak"


-


"Kandungnya sehat, tidak terjadi hal yang tidak di inginkan juga" Sahut sangat dokter yang sedang memeriksa kandungan jihoon.

Jihoon bernafas lega.. Ia sangat senang jika calon anaknya ini sehat.

"Ah iya, apa boleh nanti jika dek jihoon chenck up kembali saya ingin berbicara pada suaminya?" Tanya sang dokter.

Jihoon terdiam. Bingung ingin menjawab apa. Dokter yang paham dengan raut wajah jihoon pun mengangguk paham.

"Jika tidak bisa juga tidak apa apa, tapi kandungannya harus di jaga ya.."

-

Jihoon berjalan sendirian saat jalan menuju pelan. Kenapa tidak naik kendaraan? Entahlah, ini kemauan jihoon sendiri.

Saat jihoon sedang berjalan cukup jauh, jihoon baru sadar jika sedari tadi ia dia diikuti oleh seseorang.

Jihoon takut. Dan saat jihoon ingin mempercepat langkahnya tiba tiba semua gelap.



-



Yoonbin menatap nanar benda yang sedang ia pegang. Tes pack.

Terkejut? Tentu.

Senang? Ya. Yoonbin senang bahwa ternyata ia akan mendapatkan malaikat kecil lagi.

Jika ditanya bagaimana perasaannya sekarang pada jihoon?

Maka yoonbin akan menjawab.

"Aku mencintanya"

Yoonbin sudah menyadari jika ia juga mencintai jihoon. Hanya saja dia masih gengsi untuk mengatakannya.

Dan malam ini, yoonbin akan menyatakannya langsung pada jihoon dan memperbaiki hubungannya dengan jihoon.


Ting!

Yoonbin membuka ponselnya saat ada pesan masuk.

Seketika rahangnya mengeras menahan amarah saat mengetahui isi pesannya.




"Park jihoon...." Geram yoonbin menahan amarahnya.

































TBC.
Kira kira kenapa tu? Wkwkw
Gantung sayang 🥰

Ex | Binhoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang