"Kok bisa berantem, hm?" Tanya jihoon lembut sambil mengelus rambut sang anak, yongue.
"Bukan aku duluan yang mulai, ma" Jawab sangat anak dengan mata terpejam karena usapan lembut yang ia dapatkan.
"Terus?" Tanya jihoon bingung.
Yongue membuka matanya lalu menatap jihoon dengan pandangan sendu.
"Mereka ngejek yongue, kalo yongue gapunya papa. Yongue ga suka ma, yongue marah, makanya yongue pukul anaknya. Tapi yongue ga keras kok pukulnya, dia aja yang cengeng"
Jihoon terdiam karena perkataan yang dilontarkan anaknya sendiri. Jihoon ingin mengatakan yang sebenarnya jika yongue mempunyai papa. Tapi jihoon masih enggan untuk memberi tau karena jihoon masih sakit hati dengan kejadian di masa lalu. Walaupun sudah terbilang lama. Tapi jihoon masih merasakan sakit hatinya.
"Kalo mereka nakal lagi sama yongue, laporkan aja sama ibu guru dan jangan main pukul pukul lagi ya?" Nasehat jihoon pada yongue.
Yongue mengangguk patuh pada jihoon sambil menyodorkan jari kelingkingnya tanda berjanji yang di balas juga oleh kelingkingnya jihoon. Setelahnya yongue memeluk tubuh jihoon erat dan jihoon membalasnya sambil mengelus punggung anaknya sayang. Jihoon sedih sebenarnya mendengar cerita dari anaknya, tapi tolong kasih jihoon sedikit waktu lagi untuk siap mengatakan yang sebenarnya.
Dan yongue, sebenarnya ingin menanyakan keberadaan papa nya dimana. Tapi melihat raut sangat mama yang selalu menjadi sedih jika membahas mengenai papa nya. Yongue memilih diam agar agar tak melihat raut sedih mamahnya. Tapi tak apa. Yang penting yongue masih bisa merasakan kasih sayang yang sempurna dari sang mama.
-
Pria dewasa itu membuka pintu kamar anaknya pelan pelan. Memeriksa apakah anaknya sudah tidur atau belom. Dan ternyata belom. Akhir ia memilih untuk menghampiri sang anak yang sedang melamun di atas ranjang tidurnya.
"Doyoung, belom tidur?" Tanyanya.
Sang anak menggeleng lesu.
"Maafin papa ya, papa tadi sibuk urus pasien"
"Gapapa. Doyoung udah biasa juga" Jawab Doyoung tanpa melihat papa nya.
Yoonbin menghela nafas kecil.
"Terus kenapa doyoung murung begini?" Tanya yoonbin sambil mengelus rambut doyoung sayang."Tadi temen temen aku pada ceritain mama nya masing masing. Terus ngomongin gimana enaknya masakan mama mereka masing masing. Doyoung iri pa, doyoung juga mau kayak mereka. Doyoung mau rasain kasih sayang mama, mau rasain masakan mama, lainnya juga mau, pa. Pa, mama kemana?" Kata doyoung, kali ini sambil menatap lekat mata sang papa.
Nafas yoonbin tercekat. Sebenarnya ini bukan sekali atau dua kali doyoung menanyakan soal mama nya. Tapi kali ini entah rasanya seperti berbeda.
"Maaf. Papa belom bisa bilang dimana mama sekarang" Jelas yoonbin.
"Kenapa gabisa?" Tanya doyoung yang masih keukeuh ingin tau.
"Papa juga gatau dimana mama, kamu" Jawab yoonbin sambil menghela nafas lelah.
Doyoung langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak ingin menatap wajah sang papa. Jujur. Doyoung ingin sekali ketemu oleh mama nya. Tapi jawaban yoonbin seakan akan mematahkan harapannya.
Yoonbin menarik tubuh Doyoung untuk dipeluk. Sambil menggumam kata maaf berkali kali.
"Maaf. Sebagai gantinya, gimana nanti kita jalan jalan aja? Papa janji"
"Gausah janji. Papa sering ingkar ke doyoung. Hari ini kan papa harusnya makan malam sama doyoung, udah janji, tapi papa ingkar lagi. Doyoung kesepian pa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex | Binhoon ✔
FanfictionIni tentang yoonbin dan jihoon. Juga anak anak mereka. Warn-! Bxb Banyak drama Angst mybe(?) Typo bertebaran M-preg! Enjoy-!