Pt.5

477 94 4
                                    

Yoshi berhasil membawa buronan Haruto kehadapannya, ternyata mudah juga untuk membawanya kesini.

"Haruto nih orangnya, buka pintu woyyy!!!" Jihoon terbelenggu, kali ini sungguh ia pasrah.

Ceklekk

"Bawa ke dalem Yosh." Perintah Haruto.

Yoshi menyeret tubuh Jihoon sampai ruang tengah dan mendorongnya ke lantai begitu saja.

"Arghhh." Rintih Jihoon karena dahinya terbentur oleh sudut meja.

Haruto menatap sinis. "Gausah lebay."

Dia rasa terbentur sudut meja tidak sakit?, benar-benar manusia berhati kejam, tidak ada rasa empatinya sama sekali.

Ok terlalu dramatis.

"Lo mau bayar pake apa?, debit?, cash?, atau nyawa?." Seperti debt collector saja ketika sedang menagih hutang.

"M-maaf tapi gue belom ada duitnya sekarang." Balas Jihoon sendu.

"Terus kalo ga ada duit kenapa nyuruh gue?!" Pria bertubuh tinggi itu seketika naik pitam.

"Kan kirain gue cuman lima belas ribu, eh taunya ampe belasan juta." Jihoon mencoba untuk meluluhkan hati sang hacker.

"Masih sempet-sempetnya ngelawak. Emang kata lo ngehack ga make otak, ama listrik?." Ya ada benarnya juga si.

Yoshi yang hanya melihat introgasi ini lebih memilih untuk pergi ke dapur untuk minum, soalnya tenggorokannya terasa kering setengah hari berkeliling.

"Mau kemana lo yosh?." Tanya Haruto. "Dapur."

Yoshi pergi, kini tinggal Haruto dan Jihoon yang masih berada di ruang tengah dan kegiatan introgasi kembali di lanjutkan.

"Kenapa pesan sama telfon gue ga diangkat atau dibales?."

"G-gue bukannya ga mau bales tapi gue lagi nyari kerjaan buat bisa bayar lo." Kata Jihoon dengan muka yang ingin menangis.

"So, kerjaannya udah dapet?" Jihoon menggeleng, saking kesalnya rasa ingin menyetrum Jihoon dengan kabel itu ada.

"Lo kalo miskin gausah nyuruh gue babi!!" Teriak Haruto, Yoshi yang ada di dapur pun kembali keruang tamu.

"To, gausah ngehina juga kali, jadinya berlebihan." Ketus Yoshi, walaupun dia tergolong dari keluarga yang Dark, tapi hati nuraninya masih ter-stock banyak.

"Gue bukannya ngehina Yosh dianya bikin gue kesel, jadinya reflek." Otak Jihoon berkecamuk alasan apalagi yang akan dilontarkan.

"Udah lah bunuh." Kesabarannya pria itu sudah habis meladeni orang satu ini.

Jihoon bergedik ngeri, ia tidak salah dengar kan?, jika ia dibunuh saat ini berarti usahanya untuk menjadi pengusaha sukses akan hilang menjadi angan-angan.

Yoshi sudah me-reload pelurunya hingga penuh, hanya menunggu momen saja untuk menarik pelatuk.

"TOLONGG JANGAN. GUE JANJI BAKAL NGELUNASIN HUTANG GUE!!." Cairan bening pun keluar dari pelupuk matanya.

Yoshi menatap haruto dan sebaliknya, Haruto juga menatap Yoshi, seperti mengisyaratkan tindakan apa untuk si Jihoon ini selain membunuh.

"Lo bisa masak?." Tanya Haruto. Yoshi yang paham hanya bisa menjawab dalam hati. oh mau jadiin babu. Batinnya.

"B-bisa."

"Ok karena rasa iba gue masih tertanam jadi, lo bisa lunasin hutang lo dengan cara kerja disini."

Matanya seketika berbinar, berarti peluangnya masih ada untuk mengejar impiannya.

Jihoon mengangguk. "Makasih bang, tapi gue boleh pulang sekarang kan." Tanyanya berhati-hati.

"Berani lari dari gue sekali lagi, nyawa lo hilang." Ancam Haruto. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir.


































See you next chap👋
Jangan lupa komen
Saran dan kritikan akan di terima:))
Teu-baaaa🤗

×+×+×+×

Happy New yearr from keluarga Dark lifee:v
Salam dari yoshi,haruto,jihoon,jeongwoo,junkyu
HAPPY NEW YEARRR🎉🎊

Happy New yearr from keluarga Dark lifee:vSalam dari yoshi,haruto,jihoon,jeongwoo,junkyuHAPPY NEW YEARRR🎉🎊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teu-baaa💜

Dark Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang