18. RESMI BERPACARAN

51 3 0
                                    

Jangan lupa Vomment ya gays


Happy Reading✨

Vanya duduk dimeja makan, hari ini Vanya sedang makan bersama keluarganya tidak lupa hari ini Rindu mengajak Vano makam bersama. Vanya hanya diam dan enggan untuk menoleh kearah Vano

" Wahh masakan tante enak banget, Vano rindu masakan Tante" puji Vano.

" Vano bisa aja" Rindu tersenyum.

" Oh iya Vano, om dengar kamu sudah punya pacar yaa?" Vano terkekeh, tidak menyangka Bara secepat itu mengetahui kabarnya.

" Om tau aja" Vano terkekeh.

" Om tau kan Lusi, nah dia itu sekarang pacar aku om" Vano begitu akrab dengan Bara, dengan tidak santainya Vano menceritakan tentang dirinya tanpa malu dia bercerita tentang hubungannya.

Vanya hanya diam, hatinya sudah mati rasa, Vanya mulai tidak nafsu makan sedari tadi Vanya hanya mengaduk- aduk nasinya.

Kedua mata Vanya mulai memanas, berusaha sekuat mungkin menahan air matanya agar tidak jatuh.

" Oh iya om, tan, Vano tadi melihat Vanya sedang jatuh cinta" goda Vano.

" Oh yaa, tante tidak masalah kalo Vanya berpacaran" Rindu tersenyum, mungkin itu salah satu cara agar Vanya bahagia dengan lelaki pilihannya.

Entah kenapa Rindu teringat dengan masa suaminya, yang pernah mencintai seseorang yang sudah memiliki keluarga. Apa Bara mengingatnya? Apakah rasa itu sudah hilang?

" Tuh Van, udah dapat restu dari nyokap lo" Vanya menatap Vano malas.

" Lo kenapa sih, gak bersemangat banget, lagi bingung ya? Mau nerima atau enggak?  Menurut gue ya terima aja, karena cinta datangnya karena terbiasa" Vano menoel-noel pipi Vanya gemas.

Vanya diam, bagaimana dia bisa mencintai orang lain, jika dihatinya masih ada orang yang ia cintai, apa yang dikatakan Vano ada benarnya, apakah Vanya harus menerima Kevin? Entahlah Vanya bimbang dengan perasaannya.

Vanya meletakkan sendoknya lalu ia bangkit dari duduknya, lebih baik Vanya tidur menghilangkan penat.

" Ma Vanya udah kenyang, Vanya mau kekamar dulu" Vanya melenggang pergi menuju kamarnya.

" Vanya kenapa ma?" Tanya Bara.

" Lagi ada masalah mungkin disekolah" jawab Rindu.

Vano melihat perubahan sikap Vanya mulai curiga, Vanya semakin menjauh bahkan menatap wajah Vano saja tidak. Vano berfikir apakah Vano membuat kesalahan.

Vanya merebahkan tubuhnya diatas kasur king sizenya, Vanya meraih gelang diatas meja samping ranjangnya, apakah ini jalan terbaik? Vanya mulai memasangkan gelangnya ditangan kanannya terlihat bagus dan cocok untuk dipakai.

Vanya tersenyum, sudah saatnya ia mulai membuka hati untuk orang lain, sampai kapan ia harus takut, sampai jadi perawan tua? Vanya tidak mau itu, mungkin cinta pertama menyakitkan bahkan cinta ke dua ataupun cinta ketiga dan seterusnya, tapi yakinlah bahwa cinta terakhir akan membahagiakan. Entah Kevin menjadi membahagia atau malah sebaliknya, Vanya yakin Kevin tidak akan mengecewakan.

Vanya mulai memejamkan matanya, perlahan dia mulai terlelap. Vano mengunggingkan senyumnya melihat Vanya yang sudah memakai gelang pemberian Kevin, terlihat sederhana namun berharga.

♥♥♥

PAGI

Kenzie dengan malas ia meraih tas ranselnya lalu ia berpamitan dengan kedua orang tuanya, tidak lupa dengan Akira adik lucnutnya. Kenzie bergegas menuju sekolah menggunakan motor kesayangannya. Pagi ini Kenzie sangat malas ingin rasanya Kenzie bolos pelajaran tetapi takut nilainya kosong terus menerus, Kenzie tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah menyekolahkannya disekolah favorit.

KENYA ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang