Jangan lup vomment ya gays.
Happy reading✨
Vanya mempersiapkan barang yang akan dibawa besok, tidak lupa membawa kotak P3K untuk kebutuhan disana tidak lupa juga barang lain yang diperlukan.
Setelah semua sudah siap, Vanya menuju dapur, perutnya sudah mulai terasa lapar karna dari pagi sampai sekarang perutnya belum terisi makanan. Lapar sekali, Vanya membuka lemari pendingin ternyata tidak ada stok makanan, cuma ada telur dan juga air dingin. Kemudian Vanya beralih dilemari kecil yang biasanya dijadikan tempat penyimpanan mie instan, dan ternyata hanya ada 2 mie instan. Vanya menghela nafas, mana mungkin dirinya makan mie instan, saat ini perutnya sangat sakit.
Terpaksa Vanya mengambil air dingin untuk mengisi perutnya. Vanya melihat sekitar tidak ada Vano disini, mungkin sedang menemui Lusi.
Tap tap tap
Vano menghampiri Vanya yang ada didapur.
" Anya? Lo ngapain?"
" Minum" jawabnya singkat.
" Oh iya, nih gue belikan nasi goreng dimakan ya?" Vano tersenyum, namun berbeda dengan Vanya yang hanya menatapnya datar.
" Gue juga belikan susu kotak rasa stroberry kesukaan lo" Vano mengeluarkan susu dari kantong plastik tersebut lalu ia letakkan diatas meja makan.
Vanya diam menunduk sambil menuangkan air kedalam gelas.
" Anya? Lo kenapa sih?" Vanya menggeleng tanda bahwa dirinya tidak ada masalah.
Vano meremas kedua pengan Vanya dengan tangan kekarnya, Vano butuh penjelasan mengapa Vanya berubah dingin seperti ini.
" Kevin nyakitin lo? Atau lo lagi berantem sama Kevin? Jawab Nya? Atau gue buat salah sama lo? Kenapa lo berubah gini?" Pertanyaan Vano membuat Vanya diam, terlalu banyak untuk dijawab, tetapi mana mungkin Vanya bercerita bahwa dirinya masih memiliki perasaan untuk Vano, dan soal Kevin, Vanya tidak ingin menyakiti Kevin, Vanya nyaman didekat Kevin, bahkan Kevin selalu ada untuknya, sedikit demi sedikit Vanya sudah mulai mencintai Kevin tetapi sedikit perasaannya masih ada untuk Vano, maka dari itu Vanya ingin menjaga jaraknya agar dirinya mulai terbiasa tanpa Vano, dan menjadikan Kevin yang selalu ada untuknya. Namun Vano masih bersikap sama, selalu ada ketika Vanya sendiri, soal kesehatannya Vano mengutamakan kebutuhannya. Vano siap apapun yang terjadi Vano siap untuk Vanya, memang Vano tidak bisa lepas dari Vanya begitupun sebaliknya. Ini tidak boleh terjadi, justru ini akan menyakiti dua orang yang tidak bersalah terutama Lusi dan Kevin.
" Sebaiknya kita bersikap biasa Van, gue gak mau Lusi atau Kevin salah paham dengan perhatian lo yang berlebihan" Vano mengernyit bingung.
" Anya? Maksud lo apa? Gue gak mungkin jauhin lo, apapun yang terjadi gue bakal selalu ada buat lo. Inget Van dulu waktu kita kecil gue udah janji buat jaga lo, gue bakal benci dengan diri gue sendiri kalo gue gagal jagain lo." Vanya menatap kedua mata Vano yang begitu serius mengucapkan kata itu.
" Nya gue yakin, Lusi ngerti soal ini, Kevin juga bakal ngerti" Vano menyakinkan Vanya.
" Tapi Van, lo gak tau perasaan Lusi gimana? Semua cewe gak mau jika orang yang disayangnya dekat dengan cewe lain walaupun itu hanya sebatas teman. Dan gue gak mau perasaan gue muncul makin besar" Vano melepas genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA ( REVISI )
Random" Cinta? Gue benci yang namanya cinta!" Kenzie Mahendra " Cinta? Semua orang bisa memberikan cinta, tapi tidak dengan kesetiaan" Vanya Gabriella Putri. CAPCUSSSS HARGAI KARYA SAYA!!! PLAGIAT JAUH-JAUH!!!👌👌 Don't Copy Paste🚫, Real my Imagination😉...