Happy reading.
Setelah Vanya mengembalikan buku di perpustakaan, Vanya dan Sasya segera menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi keroncongan. Beberapa hari ini mereka jarang sekali berkumpul bersama Lusi, bagaimana kabar Lusi sekarang? Apa dia sedang ada masalah? Dan dimana Vano? Apa yang membuat Vano menghindar dari Vanya? Jujur Vanya sangat merindukan kehadiran Vano dari kecil Vanya selalu ingin bersama Vano hingga dia dewasa mereka tetap bersama. Vanya merasa jika Vano hanya menganggapnya sebatas teman, didalam lubuk hatinya Vanya menyimpan perasaan lebih terhadap Vano.
Vanya rindu Vano:))
" Hey Van, lo kenapa?" Tanya Sasya.
" Ah.. gue gak papa kok" sesampai dikantin Vanya segera duduk dimeja yang kosong, Sasya pun hendak membeli bakso untuk mereka berdua.
" Van lo tunggu sini, gue mau beli bakso" Vanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Dari kejauhan Luna datang dengan segelas es jeruk dan juga segelas jus mangga. Luna menghampiri Vanya dan langsung duduk dihadapan Vanya membuat Vanya terkejut bukan main, Luna memperlihatkan senyum manisnya tentunya itu bukan senyum sungguhan melainkan senyum dibalik kejahatannya.
Sasya menunggu bakso yang dipesannya sambil ia memainkan kepangan rambutnya, tak lama setelah itu Kenzie datang dengan wajah cerianya, ia menyapa Sasya disaat Sasya ingin mengambil saos untuk bakso miliknya.
" Eh Sasya ini buat siapa?" Tanya Kenzie yang menatap bakso diatas meja.
" Buat Vanya"
" Gue bawain ya takutnya nanti jatoh loh"
" Gak usah Ken gue bisa sendiri" Kenzie gak akan menyerah begitu saja, Kenzie akan tetap membawakan bakso milik Vanya.
" Udah gak papa gue bawain" Kenzie langsung mengambil alih bakso milik Vanya.
" Yaudah deh terserah lo" Sasya pergi membawa bakso miliknya sendiri, sudah dirasa Sasya jauh dari dirinya Kenzie segera mengambil botol sambal dan menuangkannya kedalam mangkok bakso milik Vanya, dengan berkali kali tekanan botol itu mengeluarkan banyak sambal hingga mangkok tersebut berupa kuah warna orange, kemudian tidak lupa saos dan juga kecap agar tidak terlihat seperti banyak sambal. Kenzie tertawa pelan ia mulai membawa bakso tersebut dan memberikannya kepada pemesan.
" Nih bakso lo" ucap Kenzie sambil menyodorkan bakso milik Vanya.
" Kok lo sih yang bawa?"
" Udah deh gak usah banyak bacot, tinggal makan aja. Lagian lo gak kasihan sama temen lo yang udah beli in disuruh bawa lagi!" Ketus Kenzie menohok perasaan Vanya.
" Sasya mana?"
" Beli minum mungkin?" Jawab Kenzie.
" Oh iya Vanya ini minuman buat lo, gue udah beli tadi" Luna tersenyum remeh kearah Vanya.
Vanya sama sekali tidak curiga dengan perilaku Kenzie dan Luna terhadapnya.
" Makasih ya udah ngerepotin bawain bakso gue"
" Dari dulu lo nyusahin"
" Ya walaupun gue gak nyuruh lo sih" sahut Vanya membuat Kenzie malu sendiri, ya memang sih Vanya tidak menyuruhnya.
" Eh Van maaf ya lama" Sasya pun datang dengan semangkok baksonya.
" Iya gak papa Sya."
Kenzie masih mengamati Vanya untuk segera memakan bakso maut itu, tak sabar ia ingin ketawa sekencang-kencangnya melihat ekspresi wajahnya. Bella sama halnya menunggu kejadian itu juga karena ia sangat membenci Vanya semenjak Vanya hadir disekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA ( REVISI )
Random" Cinta? Gue benci yang namanya cinta!" Kenzie Mahendra " Cinta? Semua orang bisa memberikan cinta, tapi tidak dengan kesetiaan" Vanya Gabriella Putri. CAPCUSSSS HARGAI KARYA SAYA!!! PLAGIAT JAUH-JAUH!!!👌👌 Don't Copy Paste🚫, Real my Imagination😉...