22. INSIDEN

45 4 0
                                    

Jangan lupa Vomment ya gays:)

Happy reading✨



Pagi ini seluruh murid sudah siap untuk melakukan kegiatan lagi, bu Rita dan Pak Boy menata barisan dan mengecek satu persatu muridnya.

Udah pagi ini sangat sejut, angin pagi berhembus menyentuh kulit. Sedikit dingin namun nikmat untuk dihirup udaranya.

Vanya dan Sasya membantu temannya yang sedang memasak makanan, Vanya mengambil mie instan yang tersedia didepan.

" Pakai cabai enak nih" Sasya mengambil 10 cabai.

" Kebanyakan Sya entar lo sakit perut" Vanya menatap cabai itu ngeri.

" Gak pedes gak enak Van" Vanya ikut mengambil cabai hanya 5 cabai.

" Lo juga kebanyakan Van, inget lo punya maag, cabai 3 aja udah sakit lo" Sasya memperingati, Vanya sebal, Vanya ingin makanan pedas juga. Vanya masih menggenggam cabai itu
Tiba-tiba saja cabai itu diambil paksa oleh seseorang.

" Gak boleh makan pedas" Vano mengambil paksa cabai itu dan memasukkannya kedalam mangkok yang berisi banyak cabai.

" Dikit aja ya? Plissss" mohon Vanya.

" Enggak!!" Tekan Vano. Kemudian Vano mengambil mie rebus untuk ia masak.

" Gue masakin lo tunggu aja" Vano tiba-tiba saja berbuat seperti itu pada Vanya membuat Vanya merasa tidak enak terhadap Lusi yang sudah mengamatinya.

" Eh gak usah No, gue bisa masak sendiri, gue gak enak sama Lusi"

" Gak papa" Vano memasak mie itu bersama Sasya.

Vanya tersenyum kikuk, Lusi berusaha berfikir positif mungkin saja ini tugas Vano untuk menjaga Vanya selama orang tua Vanya kembali dari luar kota. Lusi tetap tersenyum sambil menatap Vanya agar Vanya percaya bahwa dirinya baik-baik saja.

Setelah selesai Vano membawa mangkoi berisi mie rebut itu kemudian ia memberikannya kepada Vanya.

" Lo makan, masih pagi gak boleh makan pedes makanya gue gak kasih cabai" Vano menyendokkan kuah mie kemudia ia tiup agar panasnya sedikir berkurang.

" Nih" Vano menyodorkan sendok didepan mulut Vanya.

Vanya melahap kuah mie tersebut, Vanya benar-benar merasa bersalah terhadap Lusi. Mungkin saja saat ini Lusi marah akan tindakan Vano yang berlebihan.

" Lo gak usah berlebihan kayak gini, gue gak enak sama Lusi."

" Bukannya kita udah biasa seperti ini?" Ucapnya datar.

" Tapi keadaannya udah berbeda, sekarang lo udah ada Lusi."

" Udah lebih baik lo makan, jangan dibahas lagi nanti panjang" Vanya hanya bisa diam, Vano terlihat kesal dengan ucapannya.

Selesai makan mereka berkumpul, dan akan ada kegiatan panjat tebing dan juga arus jeram.

Mereka berjalan kearah tebing yang cukup tinggi, kemudian dari atas sudah ada pengawas yang menjaga dan juga mengecek keamanan.  Satu persatu teman Vanya sudah mencoba, Vanya menatap tebing itu ngeri,  apalagi Vanya takut jika harus melihat ke bawah.

KENYA ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang