Jangan lupa vomment ya gayss
" Uhuk, uhuk" Kenzie terbatuk.
Kenzie terbangun dari pingsannya, ia melihat sekeliling walaupun penglihatannya masih sedikit kabur. Kenzie berada dipinggir sungai, ternyata ua terdampar diatas tanah yang basah, disekelilingnya banyak pepohonan dan juga ranting yang menumpuk disisi pohon.
Kenzie mengingat kejadian yang menimpanya, dan ia baru teringat bahwa Vanya juga ikut jatuh bersamanya. Kenzie pun panik, ia pun berdiri lalu mencari keberadaan Vanya.
" VANYAA!!!" teriak Kenzie memanggil nama Vanya. Kenzie memeluk tubuhnya sendiri, ia merasa kedinginan akibat tubuhnya yang basah, bahkan pelampung yang dipakainya sudah lepas.
" Van lo dimana sihh?" Kenzie mulai lelah menelusuri sungai untuk mencari keberadaan Vanya.
Kenzie pun tetap berjalan tidak peduli ia akan tersesat nantinya, Kenzie harus menemukan Vanya walaupun dirinya mungkin sudah berbuat jahat, tetapi Kenzie masih tetap ingin mencari Vanya dan bisa mencari jalan keluar bersama.
Cukup lama menelusuri, akhirnya Kenzie pun melihat Vanya yang tubuhnya terjepit diantara dua batu yang saling menempel, separuh tubuh Vanya terendam, Kenzie langsung berlari menghampiri Vanya.
" Vanya" Kenzie menepuk pipi Vanya kemudian Kenzie menggendongnya ala bridal style dan membawanya jauh dari kawasan sungai, setidaknya ada tanah kering dan tempat teduh untuk mereka singgahi.
Kenzie merebahkan tubuh mungil Vanya dibawah pohon yang ada dipinggiran sungai, Kenzie menepuk pelan pipi Vanya agar tersadar dari pinsannya. Kenzie merasa khawatir dengan keadaan Vanya, wajahnya pucat, seluruh tubuhnya basah, bahkan jemarinya sudah terlihat keriput.
Kenzie melihat sekeliling, tempat yang begitu sepi dan tidak ada seorang pun yang melintas disini, mustahil jika ada orang bisa berjalan sejauh ini. Kawasan hutan yang sepi membuat Kenzie menggeram bagaimana cara Kenzie kembali ke perkemahan sedangkan dirinya terjebak didalam hutan ini. Hanya suara aliran sungai yang menemani mereka, bahkan suara kicauan burung yang terbang diatas. Kenzie pun menggendong Vanya kembali untuk dibawa ketengah hutan mencari lahan yang cukup luas untuk membuat api yang akan menghangatkan tubuh mereka.
♥♥♥
Kevin mengacak rambutnya frustasi, Kevin tidak bisa mengontrol dirinya, berkali-kali Toni menenangkan Kevin bahkan Rangga pun ikut menenangkan Kevin dengan amarah yang meledak.
" Seharusnya cepet-cepet nolongin Vanya, sekarang gue gak tau Vanya dimana?" Kesal Kevin.
" Semoga Vanya baik-baik aja Vin, gue yakin Vanya pasti ketemu kok, kita tinggal nunggu tim penyelamat aja" ujar Lusi.
" Sampai kapan? Sekarang aja belum dateng, gak bisa lama-lama kasian Vanya" Ucap Kevin dengan nada tinggi.
Vano merasa gelisah, Vano berniat memberi kabar kedua orang tuanya Vanya namun ia urungkan niatnya takut menganggu waktu kerja mereka, Pastinya mereka akan khawatir.
Para guru disibukkan mencari Vanya dan Kenzie yang hilang karena arus sungai, tim pernyelamat juga ikut mencari korban yang hilang. Tim penyelamat hanya menemukan ponsel milik Vanya dan juga Jam tangan milik Kenzie. Vano dibuat khawatir, apakah Vanya selamat? Vano tidak akan memaafkan dirinya jika Vanya terjadi apa-apa.
Langit mulai gelap, bintang dan bulan sudah terlihat jelas menghiasi langit. Vanya masih belum sadarkan diri sementara Kenzie sudah menyalakan api untuk membuat api unggun, beberapa ranting pohon sudah terkumpul cukup banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA ( REVISI )
Random" Cinta? Gue benci yang namanya cinta!" Kenzie Mahendra " Cinta? Semua orang bisa memberikan cinta, tapi tidak dengan kesetiaan" Vanya Gabriella Putri. CAPCUSSSS HARGAI KARYA SAYA!!! PLAGIAT JAUH-JAUH!!!👌👌 Don't Copy Paste🚫, Real my Imagination😉...