Happy Reading.
Malam ini Vanya makan bersama dengan keluarganya, ia begitu menikmati masakan sang mama yang mengalahkan chef indonesia. Keluarga Vanya begitu hangat tidak begitu sering terjadi pertengkaran.
Setiap pagi Rindu selalu membuatkan susu untuk Vanya tidak lupa juga untuk suami tercinta. Dimeja makan harus tersedia salad sayur karna itu perintah dari Bara, setiap hari pagi,siang, malam harus menyiapkan salad karna itu sangat penting bagi tubuh.
" Vanya mau nambah makannya?"
" Udah ma ini aja" Vanya melahap ayam goreng dengan nikmat, makanan kesukaannya memanglah ayam entah olahan apapun yang penting berbahan dasar ayam.
" Ma besok Vanya buatin ayam bakar ya" pinta Vanya.
" Iya sayang" jawab Rindu lembut.
" Vanya, papa dengar Vano bersekolah ditempat yang sama dengan kamu?"
" Iya pa Vano baru aja masuk"
" Hmm pantesan kamu bahagia banget" goda Rindu.
" Apa'an sih ma, lagian Vano juga belum tentu suka ama Vanya" jujur Vanya.
Mendengar ucapan Vanya membuat Bara teringat kisah cintanya dengan Ira. Vanya begitu mencintai Vano, sampai-sampai rela menunggu Vano kembali dari london. Sama halnya dengan dirinya yang rela menunggu Ira hingga akhirnya Ira menikah dengan Akmal. Bara tidak ingin putrinya merasakan apa yang ia rasakan dulu, jangan sampai putrinya merasakan kecewa akibat cinta tak berujung bahagia.
" Anak mama jatuh cinta nihh" goda Rindu membuat pipi Vanya memerah karna malu.
" Papa peringatin kamu jangan sampai jatuh cinta dengan orang yang salah, papa gak mau kamu merasakan apa yang papa rasakan dulu" tegas Bara membuat raut wajah Vanya berubah. Vanya berfikir bahwa ia tidak diizinkan untuk mencintai terlalu dalam. Niat Bara bukan melarang Vanya untuk mencintai hanya saja Bara siap siaga menjaga putrinya dari kejahatan cinta.
" Iya pa Vanya ngerti" Vanya tersenyum manis kearah papanya.
Rindu mengubah raut wajahnya, ia melihat sang suami yang masih mengingat masa lalunya, Rindu memang tidak ada hak waktu itu ia menerima pernikahan ini karna perjodohan.
***
Esok hari
Vanya sudah sampai disekolah, dengan segera ia turun dari motor Vano.
" Anya gue duluan ya, gue udah ada janji sama fiki ke perpus" pamit Vano.
" Iya Van, terima kasih udah jemput gue"
" Iya Anya gue gak masalah anter-jemput lo tiap hari" Vano mengacak rambut Vanya sambil terkekeh geli, setelah itu Vano pergi meninggalkan Vanya sendiri diparkiran.
Vano berjalan menuju perpus seorang diri, ia akui Vano telah berbohong kepada Vanya jika ia ke perpus bersama fiki tetapi ia hanya menghampiri Lusi yang tengah membaca buku diperpustakaan. Dari kejauhan Kevin sudah melihat Vano yang hendak memasuki ruang perpustakaan dengan cepat ia berlari dan menahan Vano.
" Eh tunggu" tahan Kevin membuat Vano menatapnya bingung.
" Lo ngomong sama gue?" Tanya Vano
" Iya"
" Ada apa ya?"
" Lo murid baru disini?"
" Iya benar kemarin gue pertama masuk sekolah" jawab Vano ramah.
" Oh iya gue tanya donk, lo lihat Vanya gak?"
" Mungkin Vanya udah dikelas kali" jawab Vano.
Kevin melihat name tag yang menempel dijas milik Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA ( REVISI )
Random" Cinta? Gue benci yang namanya cinta!" Kenzie Mahendra " Cinta? Semua orang bisa memberikan cinta, tapi tidak dengan kesetiaan" Vanya Gabriella Putri. CAPCUSSSS HARGAI KARYA SAYA!!! PLAGIAT JAUH-JAUH!!!👌👌 Don't Copy Paste🚫, Real my Imagination😉...