10. Artificiality

916 153 34
                                    

Jangan tersenyum ketika kau tidak ingin, karena aku tidak membutuhkan senyum palsumu.

***

Ada beberapa hal yang membuat Jungkook menyesal. Salah satunya adalah menyingkirkan semua benda milik Jinri. Dulu ia bersikeras untuk mempertahankannya. Sampai akhirnya ia mengikuti saran keluarga serta psikiaternya untuk tidak lagi menyimpan semua benda yang berhubungan dengan Jinri. Kondisi psikisnya adalah alasan yang paling tepat menurut mereka.

Namun, semakin dipikiran Jungkook merasa seharusnya tidak perlu begitu. Ia marah pada dirinya sendiri karena itu sama saja ia ingin menghapus keberadaan Jinri meski hanya lewat kenangan. Lalu menggantikannya dengan yang baru.

Sejujurnya Jungkook tidak benar-benar membuangnya. Semua benda milik Jinri tersimpan rapi dalam satu ruang di rumahnya. Dan malam ini, ia kembali membukanya. Melewatkan makan malam dan waktu kerjanya untuk sekadar membersihkan debu-debu yang menempel. Menata ulang semua itu di tempat yang seharusnya.

Katanya, gantunglah impian setinggi mungkin. Tidak peduli bagaimana cara untuk meraihnya maupun apa hasilnya. Bagi Jungkook, kembali dengan Jinri adalah impian tertingginya. Hal yang ingin ia raih meski harus menemukan kesulitan yang tidak bisa ia tebak apa. Ia hanya yakin bisa mendapatkannya. Sebab Jinri masih ada di dunia ini. Sebab Jinri masih menginginkannya.

Sama seperti dirinya.

"Ternyata kau di sini."

Jungkook menoleh ke belakang. Sedikit terkejut menemukan Sena yang berdiri di ambang pintu. "Kau kemari?"

"Sedang apa? Aku menekan bel berulang kali," ucap Sena.

Memalingkan wajah, Jungkook kembali membersihkan pigura berisi foto Jinri dan dirinya saat berada di Paris. "Kau bisa lihat apa yang sedang kulakukan."

Merasa penasaran, Sena mendekat ke arah Jungkook. Lalu mengernyit atas apa yang dilihatnya. "Apa yang ingin kau lakukan dengan foto mantan istrimu?"

"Dia masih istriku," sahut Jungkook tanpa menatap Sena.

Sena mengikuti langkah Jungkook yang tiba-tiba keluar ruangan. "Kau bilang istrimu sudah tiada. Lalu untuk apa?"

"Dia masih hidup." Jungkook menghentikan langkahnya. Melirik Sena di belakangnya dengan ekor mata. "Wanita yang beberapa bulan lalu datang ke rumah ini, dia istriku."

Sena membeku. Matanya menatap Jungkook yang meletakan foto itu di salah satu rak. Rahangnya mengeras. "Apa dia juga Rachel Shin yang kau temui beberapa hari yang lalu?"

Jungkook tak menjawab.

"Kenapa diam saja? Katakan mereka orang yang sama, Jungkook!"

Lagi, Jungkook hanya diam.

"Kau akan kembali dengannya?" tanya Sena dengan lirih.

Tanpa Jungkook menjawab pun, Sena tahu mereka adalah orang yang sama. Wajah yang sama. Marga yang sama. Dan kedekatan mereka, sudah menunjukan yang sebenarnya.

"Ya," jawab Jungkook setelah beberapa saat terdiam.

"Lalu bagaimana denganku?" sahut Sena cepat.

Jungkook membasahi bibirnya. "Sena-"

"Bagaimana dengan pernikahan kita? Kau tak bisa meninggalkanku, Jungkook," ucap Sena. Suaranya terdengar bergetar, tetapi tetap tegas.

Mata Jungkook menatap lurus Sena. "Aku harus kembali dengannya, Sena. Kumohon mengertilah."

"Apa yang tidak kumengerti? Katakan kenapa kau harus kembali dengannya?"

Jungkook menengadahkan kepalanya. Menghalau sepercik perasaan gelisah yang tiba-tiba menderanya. "Karena aku tidak mau menyakitinya lagi."

A Cruel Husband ; ExtendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang