5. She is Rachel Shin

1.6K 190 40
                                    

Pergi, kau menderita. Bertahan, aku terluka. Lantas apa yang harus kulakukan agar kita baik-baik saja?

***

6 bulan kemudian ....

Waktu terus berjalan, mengukir setiap hal yang dilewatinya menjadi sebuah sejarah bernama kenangan. Entah itu indah ataupun buruk. Jungkook pernah percaya bahwa waktu itu sangat menakjubkan. Waktu sanggup mengubah segalanya. Jinri pernah berkata padanya bahwa waktu bisa membuatnya mencintai juga membenci seseorang. Namun, akhir-akhir ini rasanya ia tidak lagi percaya.

Enam bulan sudah berlalu, tetapi tidak mampu membuat Jinrinya kembali. Wanita itu memilih untuk menghindarinya atau bahkan pergi dari hidupnya. Waktu tidak sanggup mengembalikan raga apalagi hati Jinri. Jungkook benar-benar dibuat putus asa di tengah depresinya.

Setiap hari di waktu luang yang ia miliki, Jungkook selalu mencari Jinri di tempat yang memiliki banyak kemungkinan. Namun, tetap saja ia tidak bisa menemukan Jinri. Wanita itu seperti menghilang di telan bumi. Meski begitu, Jungkook sadar jika hidup akan terus berjalan. Sakit ataupun menderita, Jungkook tetap harus melewatinya. Ia ingin menghindari semua rasa itu, tetapi semakin ia menghindar rasanya semakin berat hidupnya.

Pada akhirnya, Jungkook memilih menjalani hidup dengan apa adanya. Meski tidak ada gairah dalam dirinya, ia tetap harus melangkah maju. Walau ia tahu dirinya begitu kacau, ia tidak berusaha menghilangkan kekacauan itu. Jungkook mengizinkan rasa sakit dan menderita itu menguasai dirinya. Karena hanya dengan cara itu, ia tidak akan melupakan Jinri, kan?

Jungkook takut dirinya akan melupakan Jinri untuk kedua kalinya. Ia tidak ingin membuat wanita itu kembali tersakiti olehnya dan beralih membencinya. Terlebih melihat Jinri menangis adalah hal yang sangat tidak ia inginkan. Maka dari itu, tidak peduli sesakit dan semenderita apa rasanya, ia akan menahannya untuk Jinri. Ini adalah hukuman yang memang pantas ia dapatkan.

Jungkook menjalani aktivitasnya seperti biasa. Bekerja, bekerja, dan bekerja. Meski saat ini tidak ada Wonwoo yang memantaunya, Jungkook akan tetap bekerja. Bila malam harinya Jungkook tidak dapat tidur, maka ia akan begadang juga hanya untuk bekerja. Hal itu ia lakukan semata hanya untuk menyibukkan diri dan menghindari halusinasi dan mimpi buruk yang akhir-akhir ini semakin tidak terkendali.

Hari ini Jungkook sudah siap dengan setelan jas kantornya yang berwarna hitam. Rambutnya sudah tertata rapi meski wajahnya tidak selaras dengan hal itu. Sedikit merapikan dasinya di depan cermin, Jungkook kemudian berbalik hendak keluar kamar. Sebelum benar-benar melangkah keluar, Jungkook lebih dulu meraih sebuah bingkai foto kecil yang ada di atas nakas dekat ranjangnya. Dilihatnya foto Jinri yang sedang tersenyum cerah.

Jungkook ikut tersenyum, tetapi terlihat sendu. "Kau ada di mana, Jinri? Aku merindukanmu." Jungkook menatap lamat foto Jinri sembari mengusapnya beberapa saat sebelum akhirnya mengakhiri tatapannya dengan sebuah kecupan. Diletakannya lagi foto tersebut, lalu ia mulai berderap keluar kamar.

Di meja makan sudah tersedia beberapa potong sandwich yang sudah disiapkan oleh pelayan. Selama ini, Jungkook memang mempekerjakan seorang pelayan untuk membantunya mengurus rumah. Jungkook duduk di salah satu kursi, lalu mulai melahap satu potong sandwich berisi sayuran dan daging. Tak lama kemudian ponselnya berdering. Ibunya menelepon di pagi hari.

"Halo eomma, ada apa?" tanya Jungkook begitu tersambung.

"Hari ini kau berangkat kerja? Sudah sarapan?"

Jungkook menelan habis makanannya sebelum menjawab. "Ya, aku sedang sarapan. Sebentar lagi ke kantor."

"Baiklah, eomma pikir kau melewatkan makanmu lagi."

A Cruel Husband ; ExtendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang