17. Unexpectedly Visited

747 123 13
                                    

Kembalinya Jinri beberapa bulan yang lalu berangsur aman tanpa tercium publik. Namun ketika muncul beberapa rumor mengenai dirinya, Jinri memilih mengungkapkan jati dirinya. Bahwa Rachel Shin adalah putri kandung kedua dari pemilik perusahaan Shin Star Group yang bernama Shin Jinri. Wanita yang kembali dari kematian tiga tahun lalu karena kecelakaan kapal.

Selama ini Jinri hanya bisa membungkam karyawan perusahaan, tetapi cukup sulit untuk para petinggi. Kini dia merasa mengungkapkan kebenaran dirinya yang kembali merupakan sebuah kesempatan. Jinri harus menjadi lebih unggul.

Menjadi buah bibir merupakan konsekuensi yang harus diterima, tetapi dia tidak menyangka jika ada banyak orang yang merasa senang atas kehadirannya. Mereka adalah orang-orang yang merasa memiliki utang budi pada ayahnya atas bantuan yang pernah diterimanya.

"Mingyu-ya, saat Ayahku meninggal, bagaimana keadaan perusahaan?" tanya Jinri setelah lama termenung di kursi kerjanya.

Mingyu yang sedang membaca berkas-berkas di hadapannya seketika mendongakkan kepala. "Semua bersedih, tanpa terkecuali Bibi penjual sundae di depan sana."

"Benarkah?" Jinri merasa belum cukup percaya banyak orang yang merasa kehilanagan. Selama ini ia mengenal ayahnya dengan karakter yang cukup keras.

"Ayahmu sangat baik. Dia bijaksana, tegas, dan baik hati," ucap Mingyu.

"Dan galak." Jinri tertawa atas ucapannya sendiri. "Itu sebabnya tadi banyak kolega perusahaan yang mendatangiku?"

Mingyu menyingkirkan berkas-berkas di depannya. "Karena kau adalah putrinya, maka mereka pasti menghormatimu. Saat kabar duka mengenai dirimu, keadaan sama sedihnya. Mereka datang memberi dukungan pada Pak Shin. "

Jinri melempar penanya ke arah Mingyu. "Kau bicara seolah sudah lama bekerja di sini. Katakan berapa lama kau di sini?"

"Dua tahun, tapi aku banyak mendengar cerita ini dari orang-orang yang bekerja di sini sejak lama."

Jinri menopang dagu. "Ngomong-ngomong, beberapa dari mereka bilang padaku 'jika kau memerlukan bantuan datanglah padaku'. Kau mengerti maksudnya?"

Melihat Jinri, membuat Mingyu ikut menopang dagunya dengan satu tangan. Kini mereka saling berhadapan dan menatap. "Kau sungguh bertanya padaku? Benar-benar tidak mengerti artinya?"

"Bukan begitu!" Jinri memutar mata. "Maksudku mengapa mereka mengatakan itu padaku?"

"Itu karena mereka pernah berutang budi pada ayahmu. Karena Pak Shin sudah tiada, maka kau adalah penggantinya," jawab Mingyu.

"Kenapa tidak pada Kakakku?" tanya Jinri masih penasaran.

Mingyu berdecak. "Kakakmu juga begitu, kau saja yang tidak tahu."

Jinri mengulum bibir bawah. Masih ada pertanyaan dalam kepalanya. "Sebenarnya apa yang ayah lakukan sampai mereka sangat berutang budi?" gumamnya.

***


Sepulang dari kantor, Jinri menyempatkan diri ke rumah orang tuannya di mana kini dihuni oleh Jihye. Namun dia tidak pernah menyangka akan bertemu Sena di sana. Wanita itu tidak datang seorang diri, tetapi dengan dua orang pria yang berbedan besar.

"Hyun Sena?" panggil Jinri ketika memasuki ruang tamu.

Sena menoleh lalu memberinya senyum yang memuakan bagi Jinri.

Jinri menatap Jihye dan Evelyn bergantian. Wajah mereka terlihat menegang. Entah apa yang telah Sena katakan sebelum dia datang. "Kenapa kau datang ke sini?" tanya Jinri.

Mengibaskan rambut bak seorang ratu, Sena sekali lagi tersenyum. "Bukankah kau harusnya menyapa seorang tamu dengan baik?" Sena menepuk sisi sofa yang kosong di sebelahnya. "Duduklah."

A Cruel Husband ; ExtendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang