1. First Meet After 3 Years

2.2K 228 48
                                    

There are two great days in a person's life--the day we are born and the day we discover why -- William Barclay.

***

Hiruk pikuk kota Seoul tampak seperti biasa. Ramai akan orang-orang yang berlalu lalang dengan sedikit banyaknya menggunakan bahu jalan. Matahari tidak terlalu terik, tetapi suhu lumayan membuat tubuh meminta segera dihangatkan.

Seorang wanita dengan pakaian yang lumayan lusuh berjalan dengan sedikit pincang. Wajahnya lesu dan pucat, sedangkan rambutnya tampak kusut. Ia memandang gedung-gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya.

Sudah tiga tahun lamanya ia tidak menginjakan kaki di kota di mana ia dibesarkan. Tidak banyak yang berubah di Seoul. Hanya orang-orang di sekelilingnya yang menatapnya dengan pandangan tidak mengenakan. Mungkin karena kondisinya saat ini.

Wanita dengan rambut sebatas punggung itu melanjutkan langkah. Menyusuri jalanan yang berjalan kaki meski harus menahan dingin yang menerjangnya. Ia terus melangkah hingga kini ia berada di depan halaman sebuah rumah yang tampak sepi.

Bibirnya tersungging. Rumah ini begitu ia rindukan. Rumah ini adalah tujuan utamanya setelah tiba di Seoul. Rumah yang dulu menyimpan banyak kenangan dengan seseorang. Ia menoleh ke arah pos, tidak ditemukan satpam di sana. Segera ia melangkah lebih masuk ke dalam halaman rumah itu.

Begitu tiba di depan pintu ia tidak langsung masuk. Berdiri dalam diam sembari menajamkan telinganya yang mendengar suara seseorang dari dalam sana. Tangannya yang semula hendak meraih knop pintu menjadi melayang di udara.

"Kau ingin pesta pernikahan yang seperti apa?"

"Tidak tahu, terserahmu saja."

"Em..aku ingin pesta pernikahan kita meriah, didominasi oleh warna merah muda dan putih, aku juga akan mengundang banyak orang."

"Iya, terserahmu saja."

"Baiklah. Sekarang aku ingin ke kamar mandi, jangan habiskan makananku."

Tidak ada pembicaraan yang terdengar lagi ketika suara wanita dari dalam sana memilih pergi ke kamar mandi.

Meski pikirannya sempat ke mana-mana, wanita yang berdiri di depan pintu itu akhirnya memilih acuh. Mungkin itu suara drama dari televisi. Ia membuka knop pintu dengan tangan yang sedikit gemetar. Perasaannya berkecamuk saat pintu mulai terbuka. Ia melangkah masuk ke dalam.

Tiga langkah dari pintu utama, kakinya berhenti. Matanya memanas ketika setelah sekian lama, ia kembali melihat pria yang kini sedang duduk memunggunginya. Ia tahu dengan jelas postur tubuh pria itu, ia tidak akan salah orang.

"Jungkook," panggilnya pelan namun mampu membuat pria bernama Jungkook itu menoleh.

Ia bisa menangkap raut terkejutnya ketika melihat dirinya. Air mata tidak bisa ia tahan ketika sadar bahwa Jungkook masih hidup. Dia baik-baik saja. Seperti permintaannya pada Tuhan tiga tahun lalu.

Jungkook masih setampan dulu. Namun, pria itu lebih kurus dari sebelumnya. Sama seperti dirinya saat ini. Kurus dan seperti tidak terawat. Kantung mata Jungkook membuatnya menduga banyak hal. Apa pria itu menjalani hidupnya dengan baik?

Sementara itu, di sisi lain Jungkook sangat terkejut ketika melihat seorang wanita tiba-tiba ada di dalam rumahnya. Matanya membulat, jantungnya berdebar hebat, dan tubuhnya tremor seketika. Sejenak ia menggelengkan kepala. Berusaha berpikir apakah yang ada di depannya sebuah kenyataan atau hanya bagian dari halusinasinya. Semula ia menganggap wanita itu adalah halusinasinya, tetapi begitu mendengar namanya kembali di sebut ia yakin ini adalah nyata.

A Cruel Husband ; ExtendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang