19. Holiday

767 124 8
                                    

Perjalanan menuju kota Wonju cukup melelahkan. Namun semua lelah itu seakan sirna ketika Jungkook melihat bagaimana Jinri begitu menikmati momen liburan keluarga mereka. Bercerita banyak hal dan tertawa bersama.

Jungkook nyaris lupa kapan terakhir kali melihat Jinri sebahagia itu.

Sekarang mereka sedang piknik bersama di halaman belakang penginapan yang mereka sewa. Tempat yang memiliki nuansa tradisional ini adalah rekomendasi dari Jinri.

"Jungkook."

Jungkook menoleh ketika Wonwoo mendatanginya yang berada di mobil untuk mengambil stok daging.

"Kau sudah lihat, kan?"

Jungkook mengernyit. "Lihat apa?" tanyanya.

"Jinri," jawab Wonwoo. "Kau lihat bagaimana senangnya dia hari ini?"

Sesaat Jungkook terdiam, kemudian mengangguk.

Wonwoo meraih satu kotak berukuran sedang berisi minuman kaleng. "Dia berusaha keras menyenangkan diri sendiri. Itu semua demi kau."

"Demi aku?" tanya Jungkook, tidak mengerti.

"Kalau dia senang, maka kau juga akan senang. Itu yang ada di pikirannya," ucap Wonwoo.

Jungkook kembali diam.

"Jangan biarkan dia merasa kecewa karena gagal membuatmu senang. Jinri ingin kau segera melupakan masa lalu dan sembuh tanpa tertekan."

Benar. Itu memang keinginan Jinri. Jinri ingin dia menikmati hari ini walau baginya itu cukup sulit. Sebab hubungannya dengan keluargannya seringkali dingin, terutama dengan ayahnya.

"Kalau kau tidak kunjung membaik, kau bukan hanya menyakiti dirimu sendiri, tapi Jinri juga," ucap Wonwoo sebelum pergi dari hadapan Jungkook.

Jungkook merenung. Jinri juga pasti kesulitan. Tidak mudah bagi Jinri untuk kembali seakrab ini kepada keluarganya setelah tiga tahun tidak bertemu. Namun wanita itu berusaha menikmati keadaan sebaik-baiknya untuknya.

Bukankah, Jungkook tidak boleh membuatnya kecewa? Jungkook juga harus demikian. Dia akan lebih menikmati liburan mereka tanpa beban. Tidak ada salahnya juga.

***

"Paman Jung, Paman Jung!" Evelyn memanggil Jungkook yang sedang memanggang daging sambil menyodorkan piringnya. "Evelyn mau daging lagi."

Jungkook tersenyum. "Berapa yang kau inginkan? Satu potong dua potong?"

Evelyn berpikir sebentar. "Sepuluh Paman," ucapnya dengan semangat.

Jungkook menggeleng. "Tidak, kau sudah makan banyak daging, Evelyn. Nanti sakit perut, bagaimana?"

"Paman tenang saja. Perut Evelyn besar. Jadi berikan aku sepuluh potong lagi."

Semua orang yang mendengar ucapan Evelyn sontak tertawa.

Jungkook melepas sarung tangannya, lalu mengacak puncak kepala Evelyn. "Bukan begitu maksud Paman." Jungkook memberikan tiga potong daging di piring Evelyn. "Tiga potong yang terakhir cukup untukmu."

Evelyn cemberut. "Yah Paman, Evelyn kan lapar."

"Masih ada banyak makanan lain di sana." Jungkook menunjuk sekumpulan keluarganya. Di sana ada banyak makanan.

Akhirnya Evelyn pasrah, dia berjalan ke ke arah ibunya.

"Aku juga Paman, aku juga mau!"

Kali ini fokus Jungkook beralih pada keponakannya—Jiwoo. Dia menatapnya garang. "Kau apalagi? Makanmu bahkan lebih banyak dari Evelyn."

A Cruel Husband ; ExtendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang