29. Bertemu Shera🥀

1K 199 12
                                    

"Setiap kali melihat orang bahagia, iri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Setiap kali melihat orang bahagia, iri. Setiap melihat orang tertawa lepas tanpa beban? Iri. Ya, selalu saja iri tapi ... ketika melihat sesuatu yang jauh menyedihkan dari kehidupan kita, barulah sadar bahwa hidup harus disyukuri bukan diratapi."

-Aletha Pramuditya-


Lily membaringkan dirinya di sofa ruang tamu, merasa perutnya hampir meledak. Bukan dua piring yang Lily habiskan tapi satu wajan, sekitar 3 porsi lebih sedikit. Ia memejamkan matanya, merasa senang dengan kedatangan Davier hari ini.

"Davier, makasih," ucap Lily merasa senang, tak membuka kelopak matanya.

Davier bangkit dari duduknya. "Buka matamu, Lily," titah Davier pelan membuat Lily langsung membuka kelopak matanya cepat. Cepat-cepat Lily berdiri dari duduknya.

"Kamu mau pulang?"

"Iya."

"Aku hantar ke depan ya?"

Davier menggeleng pelan. Pria itu mengambil sebuah paper bag di sofa kemudian menyodorkannya ke Lily. "Ini, hadiah untukmu. Hasil kerja keras saya sendiri, semoga kamu suka."

Lily menerima paper bag itu dengan wajah bingung. "Ta-tapi-"

"Saya benci kata tapi. Terima, dan pakailah. Kalau ada apa-apa jangan ragu untuk menelepon saya, Lily," potong Davier dingin.

"Ma-makasih. Makasih banyak Davier!" seru Lily memberanikan diri untuk menerima dan mengucapkan terima kasih pada Davier. Pria itu tersenyum seraya mengangguk.

"Saya pergi," pamit Davier membalikkan badannya. Alangkah terkejutnya Lily saat ada Shera dan ayahnya masuk ke dalam rumah.

Keduanya-Shera dan Dimas-menatap datar ke arah Lily sementara Davier bersikap seperti biasa, tak ada rasa takut sedikit pun di wajahnya.

"Kurang ajar! Masuk ke rumah tanpa izin?!" hardik Dimas menunjuk Davier murka, "oh, jadi kamu beneran jalang Lily?! Kenapa kamu melakukan hal kotor di sini?!" Jari Dimas beralih menunjuk Lily.

Shera meneguk salivanya kasar. "Pa-Pak Davier?"

Lily mendongkak, menatap ke arah Shera. Hatinya bertanya-tanya apa Shera mengenal Davier? Tidak hanya dirinya, bahkan Dimas pun ikut menatap Shera bertanya.

"Kamu kenal saya?" tanya Davier datar menatap Shera.

Shera berlari ke arah Davier. "Sa-saya Shera, Pak. Karyawan di kantor pusat milik Pak Devano." Shera memperkenalkan diri gugup.

Sorry, Lily (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang