30. Perhatian🥀

920 222 14
                                    

(Selamat membaca,Bintangnya Uci)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Selamat membaca,
Bintangnya Uci)

Jangan lupa vote dan comment😚

.
.
.
.


Davier menyodorkan secangkir teh ke hadapan Aletha. Sedari tadi, wanita itu hanya diam. Pandangannya lurus ke depan, tatapannya sendu, dan mulutnya terkatup rapat. Davier sama sekali tidak mengerti, apa yang terjadi pada wanita itu.

"Diam, diam dan diam. Diam sampai langit berubah warna," sindir Davier menyesap kopi pahit sedikit demi sedikit. Sebenarnya Davier tidak suka kopi, tetapi pria itu akan meminumnya jika beban di kepalanya sedang menumpuk.

Aletha menghela nafasnya panjang, menatap Davier. "Aku pikir, kamu tidak akan datang. Bagaimana kabarmu? Kabar Lily?"

Davier meletakkan cangkir itu ke meja dengan sedikit tenaga hingga menimbulkan suara. "Saya seharusnya bertanya lebih dulu. How are you? No, seperti kabar buruk untukmu."

"Aku dimarahi karena berat badanku naik. Ini semua karenamu, yang selalu memaksaku untuk makan banyak," cerita Aletha kesal. Dietnya gagal karena Davier. Pria itu selalu memaksanya makan, makan dan makan. Katanya, Aletha kekurangan gizi.

"Berhenti jadi model," saran Davier to the point.

"Memangnya mudah?"

"Mudah, kalau kamu berani," Davier berucap dengan sangat gampangnya membuat Aletha berdesis kesal.

"Kata, papa. Aku boleh berhenti jadi model setelah menikah. Kali ini, papa akan menjodohkanku kembali."

Davier terkekeh pelan. "Papamu tidak becus mencari jodoh. Lihat saja, kali ini pun dia akan menjodohkanmu dengan pria bejat lagi."

"Davier?!" Aletha berteriak tak terima.

"Turunkan nada suaramu, Aletha," desis Davier membuat Aletha diam, lupa kalau Davier tak suka ada orang yang berteriak di depannya. "Saya akan membantumu lagi. Segeralah memilih orang untuk dicintai. Setelah itu, papamu tidak akan menjodohkanmu lagi. Hidupmu akan damai."

Memilih orang? Untuk dicintai?

Entah kenapa, Aletha merasa sesak.

"Tenang saja. Kau tidak perlu merasa khawatir."

***

Revan tipe orang yang perhatian, humoris dan lembut. Entahlah, akhir-akhir ini Lily merasa aneh dengan tingkah Revan. Semakin lama, Revan semakin memberi perhatian pada Lily. Ini aneh, Lily merasa ada yang aneh. Davier melarangnya terlalu dekat pria lain terutama Revan.

Pria itu menyodorkan 3 hottang, makanan berbalut sosis dan kentang ke hadapan Lily. "Ini, makan. Rasanya enak, kamu udah pernah coba?"

Lily menggeleng pelan. "Enggak, aku belum pernah makan," jawab Lily gugup. Semakin Revan memberikan perhatian lebih, semakin ia risi berdekatan dengannya. Ia ingin segera pergi dari sini.

Sorry, Lily (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang