36. Cahaya🥀

1.3K 266 90
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan commentnya🤗

"Perhatikan setiap jalan pikir, hati, gerakan dan mulutmu sebelum mengambil tindakan. Terlalu menggebu diiringi emosi hanya akan memperburuk keadaan."

-Davier-

Cahaya datang di antara kegelapan, menuntun ke mana arah yang akan dituju. Hanya sedikit cahaya, menerangi ruangan gelap nan sunyi. Davier mengedarkan pandangannya, menatap ke sekeliling ruangan. Gelap gulita, hanya ada secuil cahaya di antara kegelapan seperti hatinya yang kini gelap. Bedanya, hatinya gelap tanpa cahaya sedikit pun.

Tiba-tiba di ujung ruangan ada cahaya yang sangat terang. Sangat-sangat terang dan menyilaukan sampai matanya pun tak sanggup menatapnya. Semakin lama cahaya itu semakin mendekat ke arahnya. Sedikit demi sedikit, Davier bisa melihat dengan jelas kilauan cahaya itu. Sampai, kilauan cahaya itu memeluknya.

"Davier, aku sayang kamu. Aku cinta kamu, peluk aku."

Suara yang tidak asing lagi baginya. Pengisi warna-warna indah dalam hidupnya. "Lily," batinnya. Tangannya seperti terhipnotis, membalas pelukan itu. Ini Lily dengan sinar cahaya menyilaukan. Sempat berpikir, cahaya apa itu?

"Makasih Davier, aku sayang Davier."

Aneh, Davier tidak bisa bersuara atau pun melepaskan pelukannya. Davier ingin melepaskan pelukannya tapi di sisi lain ia sangat nyaman berada di pelukan wanita ini.

"Makasih udah benci, aku. Maaf udah buat kamu kecewa ... terima kasih sudah menjadi tujuan hidupku." Setelah mengatakan itu, Lily hilang bak asap bersamaan hilangnya cahaya. Gelap, Davier tidak bisa melihat apa pun.

"Lily?!" Kini Davier bisa bersuara.

"Lily?! Lily kamu di mana?"

"Lily?!" teriak Davier bangkit dari tidurnya. Nafasnya menggebu-gebu, keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Mimpi apa itu? Kenapa ia bisa memimpikan wanita itu lagi. Dengan mimpi yang sama sampai berkali-kali?

Sudah 2 minggu Davier tidak menemui Lily. Bahkan mendengar namanya saja ia enggan. Delio, mengaku sebagai kakak Lily datang beberapa hari yang lalu. Tidak sekali dua kali, tapi berkali-kali. Walau Davier sudah menolaknya tegas, ia tetap tidak ingin bertemu dengannya. Tanpa bertemu langsung, Davier hanya memandangnya sengit di jendela kaca ruangannya.

Kebencian itu yang membuatnya bisa sekuat ini. Davier benci kata cinta, ia benci segala yang berhubungan dengan cinta dan bunga. Apa pun jenis bunganya, ia akan marah ketika melihatnya. Sangat-sangat marah, siapa pun akan terkena masalah jika ada di dekatnya ketika marah.

Sorry, Lily (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang