Happy Reading
-Sorry, Lily-
"Katanya Tuhan maha adil, tapi kenapa mataku tak bisa melihat keadilan itu."
-Lilyana Rebeca-
Lily sudah sadar, wanita itu sedang memandang langit-langit ruangan rumah sakit tanpa berkedip. Hanya diam, tak berani bersuara sedikit pun. Suaranya, pandangannya, gerakan tubuhnya merasa hina. Julukan wanita kotor sudah mengemban di atas kepalanya. Tidak ada lagi hal yang bisa ia banggakan. Mahkota yang selama ini ia jaga terebut sia-sia oleh temannya sendiri. Lantas, untuk apakah ia hidup?
Tangan kanannya terangkat, menggapai selang infus yang tertempel di punggung tangan kiri. Ia menarik paksa selang infus itu sampai terlepas. Sekuat tenaga, ia bangkit dan turun dari brankar.
"Ka-Kak Shera pasti percaya. A-aku mau ngomong sama Kak Shera," ucapnya yakin berusaha melangkah keluar ruangan dengan dinding sebagai tumpuan badannya.
"Lily?!" teriak seseorang membuatnya menoleh ke belakang. Ia melihat Delio sedang berlari ke arahnya. Kedua sudut bibirnya terangkat, ia melihat kekhawatiran tertampak di wajah tampannya. Ia lupa masih ada Delio dan Valeryn yang baik dan percaya padanya.
"Kamu mau ke mana?! Kamu masih lemah dan butuh perawatan. Kalau butuh sesuatu bilang jangan main menyelonong-nyelonong aja!" semprot Delio marah-marah.
"Ka-Kak Shera? Ayah. Aku mau ngabarin dia. Delio mau nganter aku?" tanya Lily membuat mulut Delio terkatup rapat, "Lio kenapa kamu diam? Kalau gak bisa, aku bisa sendiri. Oh iya, dompet aku ketinggalan boleh pinjam uang? Nanti aku balikin."
Delio diam, menatap Lily datar.
"Oh, gak boleh juga ya? Yaudah, aku mau pinjem ke orang aja," ucap Lily sedih. Wanita itu kembali berjalan tertatih sementara Delio masih saja diam. Untuk apa? Untuk apa wanita itu pergi ke rumah sedangkan keluarganya sudah mengusirnya dan mengirim kopernya ke sini?
"Lily," panggil Delio lirih tak membuat langkah Lily berhenti.
"LILY?!" kali ini Delio membentak membuat langkah Lily terhenti. Wanita itu berbalik, menatap Delio dengan raut wajah bertanya. "Kondisi kamu lemah, kamu harus di sini sampai kondisi kamu pulih. Nanti aku antar kamu ke rumah kalau kamu udah sembuh," kata Delio berbohong. Untuk saat ini sebaiknya ia menyembunyikan fakta dari Lily. Kebahagiaan Lily menjadi penentu pulihnya kondisi Lily.
Lily tertawa pelan, seakan ada sesuatu yang lucu. Beda halnya dengan Delio, pria itu tidak percaya dalam kondisi Lily yang seperti ini, wanita itu masih bisa tersenyum dan tertawa. "Kalau aku gak ngabarin, nanti Kak Shera dan ayah khawatir. Aku gak mau mereka mikir yang enggak-enggak," ucap Lily, "walau aku udah diperbuat yang enggak-enggak," sambungnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Lily (TAMAT)
Storie d'amore(Cerita ini ikut serta dalam Event GMG Hunting Writers 2021) "Kalau kamu mau berteman denganku, kamu gak boleh gunain kekuasaan kamu. Aku mau kamu janji, kamu akan menjadi seorang manusia biasa jika berada didekatku." Sebuah janji yang membuat seora...