13. Pindah Rumah🥀

1.5K 285 37
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

Selepas pulang dari acara ulang tahun kedua adik Davier, Lily langsung pulang ke rumah. Wanita itu tidak pamit, ia langsung pulang ketika acara dinyatakan selesai. Sudah cukup, ia harus menghindari Davier. Sebelum ayahnya tahu siapa itu Davier, bisa-bisa ayahnya akan memoroti Davier atau bisa juga Davier yang akan menghancurkan keluarganya.

Dalam hati Lily bertanya-tanya, mengapa ayahnya bisa memberikan izin dengan sangat mudah? Bahkan selama ini, pria itu selalu melarang apa pun yang dirasa tak bermanfaat. Apa mungkin Davier menemui ayahnya terlebih dahulu dan mencekokkan ayahnya dengan uang? Ya, itu bisa saja.

Setibanya di depan rumah, langkahnya terhenti tiba-tiba. Sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir di halaman rumahnya. Kedua sudut bibirnya terangkat, sekarang ia mengerti kenapa Dimas—ayahnya— memberikan izin.

Lily masuk ke dalam rumah. Terlihat ayahnya sedang mengobrol dengan seorang wanita. Dimas mendongkak, menyadari kehadirannya. Pria itu menatap Lily dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"A-ayah?"

"Dapet duit berapa hari ini?"

Lily mengerutkan dahinya tak mengerti. "Ma-maksud Ayah apa? Aku sama Davier pergi ke pesta. Oh, iya hasil jualan bunga ya? Aku dapet 200 ribu. Uangnya udah aku kasih ke Ayah 'kan?"

"Bukannya kamu jual tubuh?" sindir seorang wanita yang duduk berhadapan dengan ayahnya.

Deg

Hati Lily sakit, rasanya seperti tersayat-sayat. Sebegitu hinanya ia di mata wanita itu? Apa ia tidak ada artinya? Cepat-cepat ia menggeleng. Tidak mau berpikiran buruk, mungkin saja wanita itu sedang bercanda.

Shera—wanita itu—tertawa terbahak-bahak, seraya bangkit dari duduknya. Shera menatap Lily dengan tatapan kasihan. Lily diam, menatap kakaknya dengan senyuman semringah. Tidak memedulikan perkataan Shera lagi.

"Kak Shera apa kabar? Lily kangen!" pekik Lily, tangannya terentang lebar bersiap untuk memeluk Shera. Namun saat Lily hendak memeluk Shera, wanita itu lebih dulu menghindar.

"Baik. Ngomong-ngomong tumben pakaiannya oke, gak kumel, gak dekil. Sedikit enak dipandang. Habis nyuri ya?" tuduh Shera sambil menatap adiknya dengan tatapan mengintimidasi.

Walau sakit, Lily tetap menyuingkan senyuman terbaiknya. "Aku dibeliin sama seseorang, Kak. Kak Shera sekarang cantik! Kakak juga tinggi banget, aku juga kalah banget sama kakak!"

Shera mengalihkan pandangannya ke arah lain setelah itu kembali duduk di sofa kusam. "Kita pindah hari ini, Yah. Shera udah punya rumah yang lumayan gede, sekitar 6 kali lipat dari rumah ini."

Sorry, Lily (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang