Seorang pria mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Santai, sama sekali tidak terburu-buru. Handphone-nya tiba-tiba berdering. Pria itu menatap layar handphone dengan
tatapan pasrah. Nama kontak 'Mommy' tertera di sana. Pria itu bernama Davier Bhatia Cowdree, anak pertama dari seseorang pengusaha terkemuka di beberapa negara. Orang yang memiliki darah keturunan kakek nenek buyutnya pasti akan memiliki kecerdasan dan IQ di atas rata-rata. Bukan untuk menyombongkan diri, tapi ini memang sudah takdir dan anugerah. Semua anggota keluarganya sukses termasuk— dirinya sendiri. Tanpa sang ayah pun, ia bisa bangkit sendiri. Kalau saja ia mengemukakan hal ini di depan beliau mungkin beliau sudah menamparnya saat ini juga.
Keluarga Davier menerapkan didikan keras dan disiplin. Dulu, sebelum tragedi terjadi sang ayah— si kepala keluarga sekaligus pengatur keluarga Cowdree— selalu mengekang anak-anaknya terutama anak perempuan. Sikap temperamental itu menurun kepadanya hingga— adiknya pun menjadi korban. Karena tragedi di mana adiknya ada di ambang hidup dan mati yang disebabkan oleh ulahnya sendiri. Ya, Davier menyesal atas perbuatannya. Tidak hanya Davier bahkan seluruh anggota keluarga yang telah salah paham terhadap adik perempuannya. Sebuah penyesalan yang sangat menyakitkan. Setiap harinya, bayangan-bayangan itu kerap kali muncul. Untuk itu, Davier berjanji dalam hati dan lisan kalau ia akan berubah. Merubah semua sikap buruknya.
Davier menghela nafasnya kasar, menggeser icon berwarna hijau ke samping. "Halo Mom? Saya sedang ada di mobil. Sebentar lagi saya sampai rumah.""Kapan? Perempuan yang daddy pilihkan sudah menunggumu sedari tadi. Kenapa kamu selalu menghindar? Gadha saja sudah menemukan calon," oceh Shifa— ibunya. Gadha adalah adik sepupunya. Awalnya Gadha juga sama sepertinya, selalu didesak untuk menikah. Pria itu sudah memilih calon, sedangkan dirinya? Bahkan ia sempat berpikir untuk tidak menikah.
"Mom, Vier tidak suka dipaksa. Suruh perempuan itu pulang saja, percuma Vier tidak akan menerimanya."
"Ya kamu lihat dulu Davier. Mommy dan daddy mau yang terbaik buat kamu. Percayalah, perempuan itu sesuai denganmu," ucap Shifa menyakinkan.
Davier menutup matanya kesal. "Okay! Untuk kali ini saja! Sampai jumpa di rumah Mom, Davier sedang menyetir." Davier mematikan sambungannya lalu melempar handphone-nya ke atas dashboard.Tidak habis pikir dengan sikap keluarganya. Mereka gencar sekali menjodohkannya dengan berbagai wanita. Sekali lagi, seorang Davier tetaplah menjadi Davier. Ia tidak suka sesuatu yang tidak menjadi keinginannya terjadi begitu saja.
Mata Davier melotot ketika melihat sesosok wanita berambut cokelat bergelombang sedang merentangkan tangannya di tengah jalan. Gila, wanita itu gila! Sepertinya wanita itu ingin menantang maut. Okelah, Davier akan mewujudkan keinginan gadis itu untuk segera mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Lily (TAMAT)
Romantizm(Cerita ini ikut serta dalam Event GMG Hunting Writers 2021) "Kalau kamu mau berteman denganku, kamu gak boleh gunain kekuasaan kamu. Aku mau kamu janji, kamu akan menjadi seorang manusia biasa jika berada didekatku." Sebuah janji yang membuat seora...