13. Gara-gara Siomay

20.5K 2.2K 139
                                    

Geng Alligator Gans berada di basecamp. Mereka sedang berkumpul dan berdiskusi tentang rencana balapan nanti malam melawan GansTrax tentunya.

"Lo udah siap buat nanti malam, Al?" tanya Sam dengan serius.

Alga mengangguk. "Iya."

"Gue yakin lo bakal menang lagi," ujar Yayan menyahut.

Alga tersenyum miring. "Do'ain aja."

"Sip!" seru semua anggota.

Duuutt

"Bau apaan nih?" tanya salah satu anggota sambil memegangi hidungnya.

"Siapa yang kentut?" tanya Dion memencet hidungnya agar tak menghirup bau gas alami itu.

Alga dan Sam ikut memencet hidungnya kecuali Yayan yang sedang asik bermain game. semua menatapnya dengan curiga.

"Past—"

"Fitnah lebih kejam dari pembunuhan," ujar Yayan santai, matanya masih fokus menatap layar ponselnya.

"Biasanya nih yang duluan ngomong kentut itu dia," ucap Sam melirik Dion.

"Gue kan nanya, biasanya nih yang nuduh," timpal Dion.

"Biasanya yang diem aja nih," sahut salah satu anggota. Alhasil semua menatap Alga yang dari tadi masih fokus memencet hidungnya.

Merasa sedang diperhatikan, Alga segera melepaskan tangannya dari hidungnya. Ia menatap tajam anggotanya.

"Kentut gue nggak bau kayak gini ya," cicitnya santai dan datar.

"Terus siapa yang kentut?"

"Setan!"

Setan be like: "Endingnya juga gue yang kena!"

***

Hoek

Sedari tadi pulang sekolah, Jingga terus mual-mual dan bolak-balik ke kamar mandi.

Merasa khawatir dengan anak bosnya, Mirah mengetuk pintu kamar mandi milik Jingga.

"Non Jingga gapapa?" tanyanya dengan gelisah.

Tak ada sahutan dari dalam, melainkan pintu perlahan terbuka memunculkan sosok Jingga ya g sedang mengelap mulutnya yang basah.

"Non sakit?"

Jingga menggeleng. "Gak tau, bi."

"Non Jingga habis makan apa?" tanya wanita yang suka memakai daster itu.

"Siomay," jawab Jingga seadanya.

Flasback on

"Mau makan apa?" tanya Alga saat mereka baru keluar dari ruang ektrakurikuler.

"Yang ada kacangnya, enaknya apa?" tanya Jingga menatap Alga.

Alga berjalan santai. Namun, kepalanya sedikit mendongak ke atas seperti sedang berpikir. Jingga yang melihatnya pun mengikuti.

"Di depan ada tukang siomay, mau?" tawar Alga setelah beberapa menit berpikir.

"Tapi gue suka enek kalo makan siomaynya. Lagian gue gak biasa makan di pinggir jalan." Jingga menatap Alga malas.

"Ya udah, tinggal makan di rumah," ujar Alga tak acuh.

Jingga melirik cowok di depannya dengan sinis. Ia terdiam karena sedang lapar dan malas berdebat.

Mereka sudah sampai di penjual siomay pinggir jalan. Letaknya tak jauh dari SMA Angkasa.

"Bang siomay satu dibungkus satu makan di sini. Yang dibungkus gak ada siomaynya," ucap Alga memesan.

ALGANGGA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang