Seventeen

3K 222 0
                                    

Cailsey McCarden’s View.

           Setelah makan siang yang menyenangkan itu berlalu, kini Bieber bersaudara mengajakku bersantai di kolam renang. Aku bahkan baru sadar bahwa rumah ini memiliki kolam renang dengan taman yg cukup bagus. Sejak tadi Justin sibuk bermain bersama Jazzy, sekaligus mengajari gadis kecil itu berenang. Jazzy terlihat sangat manis dengan pakaian renangnya yang berwarna pink, sementara Justin hanya menggunakan boxer sehingga aku bisa dengan jelas melihat kulit tubuhnya yang putih bersih.

           Aku sendiri hanya duduk di kursi yang terletak dua meter jauhnya dari pinggir kolam, cukup dekat untuk memperhatikan mereka.

            “Kau yakin tidak ingin berenang? Cuaca hari ini tidak terlalu dingin.” Jessica baru saja kembali dari dalam rumah, ia telah mengenakan celana pendek dan kaus putih polos.

            “Tidak, aku tidak ingin berenang.” Balasku pelan. Jessica mengangkat bahunya, tanda menyerah. Aku bersyukur bahwa Jessica bukanlah orang yang mudah tersinggung karena sikapku, dia cukup mengerti. Mungkin karena ia memiliki adik yang sikapnya hampir sama denganku.

            “Baiklah, silahkan menonton kalau begitu.” Jessica tersenyum riang dan segera berlari ke kolam, ia melompat begitu saja ke dalam, sehingga cipratan air ia hasilkan cukup banyak. Jazzy sempat menjerit karena wajahnya basah, namun tiga detik berikutnya gadis itu tertawa senang. Ia juga meneriaki namaku beberapa kali, agar ikut bermain bersamanya, namun aku hanya tersenyum tipis. Meskipun aku tahu Justin sedikit marah ketika aku menolak permintaan adik kecilnya, hanya saja lelaki itu tidak terlalu memperlihatkan kemarahannya di depanku.

           Untuk sepuluh menit ke depan, aku hanya duduk diam. Seraya memperhatikan gerak-gerik ketiga orang itu sambil menyesap jus jeruk buatan Pattie beberapa kali. Oh, aku hampir lupa dengan Jeremy, pria lembut dan penyayang itu sudah pergi sejak tadi, mengingat begitu banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.Dalam hati aku sedikit heran, bagaimana bisa Pattie dan Jeremy bercerai? Mereka terlihat begitu serasi dan begitu akur.

            “Cailsey, kau tidak ikut bergabung?” aku menyentakkan kepalaku dengan cepat, dan melihat Pattie sudah duduk berhadapan denganku. Aku menggeleng pelan dan kembali memperhatikan Justin dan Jessica yang saat ini bertengkar kecil. Jazzy sendiri hanya tertawa dan tampak menikmati dari atas ban bebeknya.

            “Apa kau dan Justin benar-benar tidak berpacaran?” pertanyaan Pattie membuatku sedikit terkejut. Aku kembali menatapnya dan mengangkat sebelah alisku. Apa sebenarnya yang ia bicarakan?

            “Itu benar. Kami hanya berteman.” Ucapku datar. Dapat kulihat dari sini bahwa Pattie sedikit kecewa. Oh, ayolah! Memang apa yang ia harapkan dari pertemananku dan Justin?

            “Kau tidak tertarik sedikitpun pada putraku? Maaf, tapi selama ini teman-teman Justin selalu bilang bahwa Justin seperti pangeran di sekolah. Banyak yang menyukainya namun tidak berani mendekat karena sikapnya yang begitu pendiam.”

           Dan angkuh, sombong, menyebalkan. Lanjutku dalam hati.

            “Justin teman lelaki pertama ku. Dan aku benar-benar menganggapnya sebagai teman.” 

           Pattie tertawa kecil, membuatku sedikit heran. “Kurasa kau juga teman perempuan pertama untuk Justin. Selama ini dia tidak dekat dengan gadis manapun, kecuali Jessica.”

           Oh, apakah saat ini kami sedang membicarakan Justin Bieber? Jujur saja aku sedikit tidak nyaman. Membahas seorang teman lelaki bersama ibunya sendiri, ini terdengar konyol. Bagiku. Aku lantas dengan sengaja menggaruk belakang telingaku, sebagai sinyal bahwa aku tidak suka dengan topik obrolan yang Pattie angkat.

Coldest TemperatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang