Cailsey McCarden’s View
Ini sudah memasuki awal Desember, dan itu artinya liburan musim dingin akan semakin dekat. Kehidupanku selama beberapa bulan terakhir terasa semakin baik, aku tak lagi mendapatkan mimpi buruk dalam tidurku, Connor memang tak pernah datang berkunjung sejak terakhir ia menginjakkan kaki di sini, tapi ia selalu mengirimkan jatah uang saku lewat pos. Nilai-nilaiku memuaskan seperti yang seharusnya, Elise dan Si idiot Connor semakin dekat ,meskipun aku tahu Connor hanya menganggapnya teman. Skandar tetap pada pendiriannya untuk terus menyembunyikan perasaannya terhadap Stella dan membiarkan gadis itu hidup seperti biasa. Dan Justin? Ia berubah. Ke arah yang lebih baik.
Justin memang masih dingin, kaku dan tak berekspresi di depan banyak orang. Namun di balik itu semua, ia benar-benar sosok yang mengagumkan. Ia memberiku perhatian lebih, membuatku nyaman dan memperlakukanku dengan begitu baik seolah aku adalah lapisan embun yang rapuh. Intinya, ia benar-benar berusaha keras untuk membahagiakanku. Dan itu berhasil, walaupun aku sering bingung apakah perlakuannya terhadapku wajar atau tidak.
Dan satu lagi, adik perempuan tersayangku Calis, ia tidak lagi seperti gadis kecil dingin kelewat dewasa yang ku kenal. Kini ia memiliki banyak teman, meskipun masih pendiam, setidaknya ia masih lebih baik dariku yang belum bisa merubah sikap sepenuhnya.
“Carlos bilang ia sudah memesan tiket dan hotel selama kita liburan di Florida. Itu pasti menyenangkan.” Suara Calis terdengar antusias. Ya, kami sedang bertelepon.
“Apa itu tidak terlalu cepat?” tanyaku heran. Ini masih awal Desember, natal dan tahun baru masih tiga minggu lagi.
“Tidak. Carlos bilang pesanan akan penuh di masa-masa natal, jika kita memesan terlambat bisa-bisa kita kehabisan tiket.”
Oh, itu masuk akal. “Jadi kau ingin apa untuk hadiah natalmu?” tanyaku lagi. Biasanya ibu yang akan selalu bertanya seperti ini, tapi, karena sekarang ibuku telah tenang di alam sana, aku mungkin bisa menggantikannya.
“Cukup bungkus semua komik pesananku dengan rapi, dan bawa ke hadapanku dalam keadaan utuh. Itu akan menjadi kado natal terindah.”balas Calis terdengar senang. Aku tersenyum tipis mendengarnya.
“Kebetulan sekali, aku sedang membereskan komik-komikmu saat ini.”
“Benarkah?”
“Hm-mh.” Aku mengangguk meskipun Calis tak bisa melihatnya. Aku memang sedang berada di kamar asrama, membereskan buku-buku dan beberapa barang yang berserakan agar aku tak terlalu repot saat akan liburan nanti. Termasuk membereskan semua komik pesanan Calis yang selama ini ku beli bersama Justin.
“Apa kau sudah mendapatkan seri terakhirnya?” tanya Calis di ujung sana.
“Aku sudah membelinya tiga hari yang lalu.”
“Oh, aku sudah tak sabar untuk bertemu denganmu dan membaca semua komik itu.”
Ada sesuatu di dalam kepalaku yang berdengung. Ini aneh, aku terlalu sering merasakan hal-hal tak lazim setiap kali kami membahas tentang pertemuan kami nantinya. Seolah sebuah pertanda bahwa aku takkan bertemu dengan Calis dan saudara-saudaraku lagi. Tapi, itu mustahil kan? Connor akan menjemputku beberapa minggu lagi, dan kami akan segera bertemu dan berlibur ke Florida. Semua pasti baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Temperature
Fiksi PenggemarCailsey McCarden adalah gadis yang dingin, pendiam dan selalu bersikap acuh dengan orang-orang di sekitarnya. Satu-satunya orang yang bisa membuatnya bicara dan tertawa hanyalah Calis, adik sekaligus sahabat untuknya. Namun, ketika kedua orang tua C...