Tanpa terasa, hari-hari indah kemah tahunan pun selesai. Seluruh murid Cobham Hall secara serempak kembali ke asrama saat sore hari, dilanjutkan dengan makan malam yang menyenangkan. Hal ini terjadi karena Mrs.Marcus sedang melakukan perjalan ke luar kota dan baru kembali dua hari berikutnya. Itu sebabnya para siswa berani untuk bersuara dan ribut di ruang makan.
“Malam ini sangat berbeda kan?” Elise berucap dengan pelan saat dirinya dan Cailsey melewati koridor-koridor Cobham Hall yang sunyi. Gadis itu menghela napas panjang dan memeluk dirinya sendiri. Entah apa yang membuatnya terasa begitu... lemah malam ini. Apakah karena perlakuan Connor terhadap Stella yang semakin hari semakin membuatnya panas?
“Cailsey..” Elise memanggil sepupunya itu ketika Cailsey masih saja diam. “Apa yang kau rasakan untuk Justin?” tanya Elise membuat langkah Cailsey terhenti. Gadis es itu menoleh dan menatap punggung Elise yang masih terus melangkah. Cailsey memang bukan seseorang yang terlalu peka dan peduli terhadap sekitarnya, namun ia cukup pintar untuk tahu ada yang salah dengan Elise. Gadis itu sangat pendiam dan tampak sedang memikirkan sesuatu.
Cailsey menghela napas dan kembali melangkah, kali ini lebih cepat karena gadis itu berniat untuk menghentikan Elise.
“Kurasa kita harus mengobrol.” Ucap Cailsey dingin menarik Elise ke sisi kiri koridor. Elise hanya menurut saat Cailsey menyuruhnya duduk berdampingan, meskipun ia sedikit bingung melihat Cailsey yang tiba-tiba begitu peduli padanya.
“Apa yang kau pikirkan?” tanya Cailsey berusaha mengeluarkan nada lembut, namun yang terdengar adalah nada kaku yang aneh. Cailsey mengutuk dalam hati, baiklah, mungkin ia hanya perlu bertindak normal seperti dirinya sendiri.
“Tidak ada. Aku hanya berpikir kau beruntung mendapatkan Justin. Ia sangat mengerti dirimu, tampak ingin terus menjagamu dan rasa pedulinya terhadapmu juga sangat besar.” Elise tersenyum lemah, seperti mengasihani dirinya sendiri.
Cailsey yang mendengar semua itu hanya mengangkat alisnya, lantas tersenyum masam. “Kau berlebihan. Aku dan Justin hanya berteman biasa, tidak sejauh yang kau pikirkan.”
“Tapi aku melihat sesuatu yang berbeda di antara kalian. Kau dan dia hanya terlalu bodoh untuk mengakuinya.”
Cailsey terdiam. Sesuatu yang berbeda? Ia memang merasakan sesuatu yang lain saat bersama Justin, berbeda dengan apa yang ia rasakan saat bersama Skandar, Jake atau yang lainnya. Ia hanya merasa Justin memahami dirinya dengan begitu baik. Apakah... Tidak! Cailsey menggeleng, semua itu terjadi hanya karena Justin dan dirinya sama. Sama-sama memiliki dunia yang berbeda, yang hanya mereka berdualah yang mengerti. Mungkin itu sebabnya ia lebih nyaman bersama Justin daripada bersama yang lainnya.
“Kami memang hanya berteman. Justin sama saja seperti kalian, tidak ada yang spesial.” Balas Cailsey datar. Elise yang berada di sampingnya tersenyum kecut. Mungkin ini yang selama ini Connor pikirkan, ia sama saja seperti gadis lainnya, sama seperti teman perempuannya yang lain.
“Kau sedang memikirkan si idiot itu kan?” Cailsey tak bisa mencegah nada sinis dalam suaranya. Elise tertawa kecil, lantas mengangguk lemah.
“Kurasa aku memang sudah jatuh padanya.” Lirih gadis itu tampak sedih. “Tapi tidak apa. Ia hanya menganggapku teman biasa. Lagipula, bisa terus melihatnya saja sudah bagus.”
Cailsey merasa iba melihat itu, melihat Elise yang berpura-pura kuat. Dalam hati ia menyayangkan mengapa harus Connor yang membuat sepupunya jatuh cinta? Mengapa harus lelaki bodoh itu? Connor bahkan tak bisa serius dalam hal apapun, bertingkah seperti anak-anak dan suka menggodai para gadis. Oh ralat, Connor hanya senang menggoda Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Temperature
FanfictionCailsey McCarden adalah gadis yang dingin, pendiam dan selalu bersikap acuh dengan orang-orang di sekitarnya. Satu-satunya orang yang bisa membuatnya bicara dan tertawa hanyalah Calis, adik sekaligus sahabat untuknya. Namun, ketika kedua orang tua C...