BRAK!
PRANG!
Sebuh Layar PC besar di ruangan yang penuh dengan layar-layar besar lainnya, pecah dan dipenuhi retakan besar dihantam sebuah kursi putar.
"Shit! Kenapa kau bisa sampai lengah begitu!!?"
V marah besar, karena Alby yang lalai memperhatikan gerak gerik Jeongguk. Calrk hanya diam tanpa mencoba memberi pembelaan pada Alby, padahal V sendiri yang meminta Alby untuk fokus pada mansion Seokjin dan memperhatikan Seokjin dan Jungkook. V lupa memberi tugas khusus untuk mengawasi Jeongguk, padahal ada banyak yang bisa melakukannya, bukan hanya Alby.
V duduk sambil memijat pelan kepalanya, pusing mungkin.
"Kita jalankan rencana B, aku yang akan mengurus Seokjin. Kau siapkan semuanya. Pastikan Jungkook selamat, limpahkan semua urusan disini pada Thomas." Perintahnya pada Alby.
"Calrk, hubungi Karang. Kau tahu apa yang harus dia lakukan, aku tidak mau mendengar adanya kegagalan."
Calrk mengiyakan, setelahnya ia beranjak dari ruangan setelah V keluar.
V mencoba menghubungi Jungkook, namun tak kunjung tersambung. Tak heran, Jungkook pasti sudah ketahuan dan entah apa yang terjadi padanya. Sebenarnya ia tak begitu peduli, V bahkan mengutuk Jungkook yang malah ketahuan. Dia memggeram frustasi, dan berimbas pada ponselnya yang ia banting keras ke lantai.
"Dasar dungu!"
-
Di sisi lain
Jungkook terbangun dengan kepala yang terasa pusing, ia dapati dirinya terbaring di ranjang empuk dengan ia yang sudah memakai piyama. Ia edarkan pandangannya menyusuri isi kamar dengan nuansa putih itu, kamar ini baru kali ini ia lihat.
Sekejap setelah mengingat apa yang terakhir kali terjadi padanya, dia kemudian menangis sambil memeluk lututnya, kecewa, takut, sedih, marah, semua bercampur aduk. Dia mungkin sudah ketahuan saat menjalin hubungan bersama Seokjin, sangat masuk akal. Menjadikannya kekasih, tentu saja hanya sebuah pengalihan agar dia tidak curiga kalau dirinya sudah ketahuan. Salahnya yang terlalu terbawa suasana, hingga lalai dalam memperhatikan. Bodoh sekali dia, sampai ketahuan seperti ini.
'Saranghae... jadilah milikku seutuhnya.'
Ungkapan cinta dari Seokjin terngiang terus, hal itu makin membuat tangisannya menjadi-jadi. Ungkapan itu, bisa jadi tidak berarti apa-apa bagi Seokjin. Itu hanya sebuah jebakan. Mengingatnya membuat Jungkook makin merasa nyilu di hatinya.
"Aku... hiks... aku..."
"Oh kau sudah bangun?"
Jungkook terkejut dengan suara yang menyapanya, lebih lagi suara itu sangat mirip dengan suaranya. Seorang pria yang membawa nampan lengkap dengan piring dan gelas berisi sarapan untuk Jungkook di atasnya, ia tersenyum lembut pada Jungkook. Diletakannya nampan di nakas samping ranjang, "kau menangis? Kenapa?" Tanyanya sambil kemudian duduk di bibir ranjang dan meraih tangan Jungkook.
"Jeon Jungkook? Aku Kim Jeongguk, adik dari Kim Seokjin."
Seketika Jungkook menarik tangannya, lalu menjauh dari Jeongguk. Ia tiba-tiba gemetaran, setelah tahu siapa pria di hadapannya itu. Walau sudah mengira kalau dia sudah ketahuan, dia tetap saja kaget.
"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu."
Jungkook dibilangin begitu malah makin takut, dia tahu reputasi membunuh kedua kakak beradik itu. Lembut nan ramah di awal, namun sadis bin bengis di akhir!
Jeongguk tersenyum lembut, ia tak ingin memaksa.
"Sebenarnya kau sudah ketahuan sejak seminggu kau menginjakkan kaki disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stratígima✔
FanfictionTak ada yang tahu, akan kemana takdir membawa alur cerita kita. #Jinkook Vs #JinV [Complete] Start : 220820 End : 030421