22

494 57 34
                                    

Author

Jungkook sejak tadi hanya tidur dalam mobil, kecapean mungkin. Ia bahkan lupa melepas wig dan hells yang awal tadi membuatnya kesal.

Mereka masih akan berada di Rusia lima hari kedepan. Aliansi berjalan dengan lancar, berkat Jungkook yang memenangkan pertandingan.

Rina setuju akan mengirim senjata terbarunya minimal satu kontener pada Seokjin, dan lagi wilayah Rusia dipercayakan padanya. Juga perusahaan dan juga klan ayahnya yang di Meksiko diberikan hak sepenuhnya pada Rina.

"Voo... Tolong lepas wig itu, Ggukie tidak akan nyaman memakainya terus. Dan juga hellsnya tolong gantikan dengan sepatunya. Bisa kan chagiya?"

V mengangguk sambil mulai melepas pelan wig yang dipakai Jungkook, ia tak ingin membangunkannya.

"Kita akan langsung pulang?"

"Ya."

"Tidak mampir ke suatu tempat saja dulu? Sekarang masih sore untuk segera kembali."

"Tidak! Kasihan Ggukie-ku, dia harus istirahat total."

Seokjin mematai Jungkook yang tertidur lelap, samar terdengar dengkuran halus darinya.

Dia masih terlihat cantik walau sudah melepas wignya.

Seokjin tersenyum simpul, ia melirik kedua bahu Jungkook. Wajahnya seketika berubah sendu.

Ia merasa bersalah sudah membuat Junkook kesakitan, tangannya hampir patah tadi.

Sebenarnya saat melihat Jungkook menolong Rina tadi, membuatnya menggeram marah.

Harusnya kau lepas saja tadi.

Ia ingin sekali merengkuh Jungkook, memeluknya dengan lembut. Tapi V sedang bersamanya, ia tak ingin kekasih cantiknya itu cemburu dan berakhir ngambek padanya.

Astagah! Ashura sang Iblis pembunuh ini ternyata bucin sekali.







_

"Biar aku yang mengangkat Ggukie-ku! Kau angkat Voo saja ke kamar kami, aku tidak bisa mempercayakan adikku padamu."

"Ya! Kekasihmu itu V kalau kau lupa."

"Justru itu, jangan macam-macam dengannya! Sudah! Ggukie harus segera istirahat."

Dengan sangat hati-hati, Seokjin menggendong Jungkook. Terdengar ringisan dari Jungkook, tapi kemudian ia mendapat posisi nyaman di dada bidang Seokjin. Segera Seokjin membawa Jungkook ke kamarnya, sebelum Jungkook terbangun dan malah melepas gendongannya.

Hosoek yang melihat sikap Seokjin tadi makin yakin, kalau Seokjin dan Jungkook bukan sekedar kakak adik pada umumnya. Buktinya, ia memilih menggendong adiknya ketimbang menggendong kekasihnya.

"Eungh..."

Lenguhan Jungkook berhasil membuat Seokjin merinding, ia bari saja membaringkan Jungkook.

Keep calm boy...

Setelah menyelimuti dan memastikan Jungkook tidur dengan nyaman, Seokjin segera keluar dan menuju dapur. Ia ingin memasak makanan kesukaan Jeongguk, adiknya itu sudah berkerja keras.

"Seokjin, sini biar aku yang masak. Kau pasti capek menyetir seharian ini." Ujar Hoseok yang datang untuk minum air.

"Tidak perlu. Kalau kau mau, bantu aku memasak."

"Baiklah."

Makan malam sudah siap, Hoseok berniat akan membangunkan Jungkook. Tapi niatnya itu runtuh, karena Seokjin sudah berjalan masuk kamar Jungkook lebih dulu, jadi diputuskannya untuk membangunkan V saja.

Di kamar, Jungkook masih tidur dalam posisi yang tadi. Terdengar dengkuran halus, Seokjin mendudukkan diri di bibir ranjang.

Di usapnya lembut ubun-ubun hingga rambut Jungkook, ia tersenyum damai sambil menatapi Jungkook.

Kemudian matanya tertuju pada bibir cery milik Jungkook yang saat ini terlihat agak kering, tapi tetap menggiurkan. Buktinya, wajah Seokjin sekarang hanya tinggal beberapa senti lagi wajahnya.

Cup

Kuberi lipbalm alami untukmu, ini lebih bagus daripada lipbalm yang biasa kau pakai.

Seokjin menyudahi lumatan kecilnya dibibir Jungkook, ia sempat menggigit gemas bibi bawah dan atasnya. Alhasil, bibirnya sekarang tak lagi kering dan terlihat begitu menggoda.

_Ada yang berminat mencoba lipbalm alami milik Jungkook?_

Seokjin tersenyum puas melihat bibir Jungkook yang tak lagi kering, ia mengecup lagi sebentar kemudian membangunkan Jungkook perlahan.

"Hyungie...?"

"Ayo, makan malam sudah siap."

"Kau makan saja, aku sedang tak ingin makan."

"Ya sudah."

Seokjin segera beranjak dari kamar Jungkook menuju dapur, dan itu sukses membuat Jungkook merasa sakit di hatinya.

Sebegitu tidak perdulinya kau? Memaksaku makan saja tidak.

Dan lagi, ia meneteskan air mata. Tak mau berlama-lama sedih, ia memutuskan untuk kembali tidur.

"Mana Jeongguk?" Tanya V saat Seokjin baru sampai di meja makan.

Seokjin tidak menjawab, ia hanya mengambil dua piring kemudian mengisinya dengan nasi beserta lauknya. Kemudian pergi tanpa kata.

"Sepertinya Jeongguk sakit V."

"Ya sudah, kita tunggu Jin hyung atau kita mulai saja?"

"Kurasa dia akan makan dikamar Jeongguk, kita makan saja sekarang."

Jungkook sudah mulai, terlelap saat Seokjin datang membangunkannya.

"Makanlah."

Apa ini mimpi?

Jungkook masih bergeming, ia hanya memandangi Seokjin dan piring berisi makanan yang dipegangnya.

"Mau aku suapi?"

Jungkook masih mengernyitkan dahinya, sejurus kemudian ia mengangkat tangannya dan mencubit pelan pipi Seokjin.

Ah! Dia nyata, bisa kusentuh.

Seokjin yang heran hanya mematai tindakan Jungkook, kini ia mulai mencubit pipinya sendiri.

"Aws! Sakit..."

Ini bukan mimpi! Ya tuhan!

Jungkook kemudian menatap intens kepada Seokjin.

"Sudah... Ayo makanlah." Tangan Seokjin bergerak untuk menyuapi Jungkook

Jungkook memundurkan sedikit kepalanya dan menatap sendok yang terulur padanya.

"Buka mulutmu, aaa..."

Jungkook menurutinya, ia membuka mulutnya lebar lebar dan melahap nasi yang disuapi Seokjin.

Kenapa dia begitu menggemaskan? Jangan seperti ini, aku bisa lepas kendali.

Seokjin menatap Jungkook yang dengan lahap memakan makanannya hingga habis.

"Sudah?"

Jungkook mengangguk sambil kemudian meneguk air yang disodorkan Seokjin padanya.

Astagah! Dia terlihat seprti anak bayi, menggemaskan sekali.

"Sekarang, istirahatlah lagi. Aku akan menungguimu, sebentar lagi obat yang kupesankan untukmu akan sampai."

Jungkook mengangguk kemudian menidurkan lagi dirinya, tapi ia masih mematai Seokjin yang kini sedang makan disampingnya.

Semburat merah terlihat samar di pipi Jungkook, tangannya diletakkannya di dadanya yang berdebar kencang.

Sebenarnya ada apa denganku? Kenapa hanya melihatnya makan saja membuatku berdebar, dan sialnya dia terlihat tampan. Ottoke!?

































Tbc...


Stratígima✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang