21

562 63 31
                                        

Jungkook

Aku seperti berada dalam toko senjata, dinding dalam gedung ini terpajang banyak sekali senjata laras panjang dan juga pendek.

Kami diantar oleh seorang perempuan menuju sebuah ruang yang tidak terlalu luas namun sangat renggang ketika kami masuki, karena di dalam sini kosong. Sejauh ini tak ada kendala dalam memasuki markas klan Grizargo.

Ruangan ini ternyata adalah lift, karena ketika perempuan itu menekan sebuah tombol, ruangan ini bergerak menuju ke bawah.

Kami semua masih diam, hanya saja dari tadi aku kurang nyaman dengan wig sebahu yang kupakai, terasa menggelitik tengukku dan ini sangat menyebalkan. Ingin sekali kucopot dan menyudahi penyamaran ini, untunglah aku tidak memakai high hells, paling tidak aku merasa nyaman dalam berjalan dengan menggunakan buts dengan hells rendah.

V dari tadi menahan tawanya sejak aku didandani, dia bahkan memujiku cantik. Belum lagi pakaian ketat yang aku kenakan, itu makin membuatnya tertawa.

"Kau benar-benar terlihat seperti seorang wanita, lekuk tubuhmu sangat pas untuk ukuran wanita." Ujarnya sambil cekikikan kala itu.

Kami sampai di_ ruang bawah tanah mungkin.

Aku bisa melihat seorang gadis yang sedang dalam posisi yoga, tapi posisi itu terlihat sangat janggal. Aku baru melihat posisi yoga yang seperti itu.

Dia menumpu tubuhnya hanya dengan satu tangan, posisinya terbalik dan kakinya seperti terkait, sekilas terlihat seperti sedang bersila, tapi tidak. Poisisi kakinya sangat aneh dan rumit, dan tangan yang satunya lagi hanya disilangkan di dadanya.

Hebat sekali dia, bisa menahan posisi itu dalam waktu yang lama. Inikah lawanku? Mati saja aku kalau begitu.

Si perempuan hanya berdiri diam, tidak berniat menganggu_ meditasi(?) gadis di depan kami.

Cukup lama kami menunggu hingga akhirnya ia membuka matanya, kemudian menrentangkan kakinya keatas dan munurunkannya perlahan hingga menyentuh lantai, setelahnya dia berdiri dengan sempurna _Hebat.

Aku tidak bisa seperti itu, entah butuh latihan berapa tahun menyeimbangkan dan melenturkan tubuh seperti itu.

"Kim Seokjin? Lama tidak bersua." Ujarnya sambil menduduki sebuah kursi yang entah kapan ada di situ.

Kalau kuperhatikan, matanya berwarna hijau zamrud dengan hidung bangir, rambutnya yang berwarna kemerahan dan terikat rapi membuatnya terlihat sangat cantik.

Dan anehnya, tak ada keringat sama sekali diwajahnya walaupun dia baru saja bangkit dari posisi yang begitu sulit. Bagiku ia terlihat begitu luar biasa, aku jadi insecure melawannya nanti.

"Ya, sudah cukup lama sejak kompetisi itu." Seru Seokjin sambil duduk di kursi yang lagi-lagi aku tak tahu kapan kursi itu ada di situ.

"Langsung ke inti?"

"Boleh, Charoline sudah siap."

Charoline? Siapa itu?

Seokjin berdiri dan berbalik, kemudian menatapku penuh arti. Ah... Itu nama samaranku rupanya, dia tidak memberitahuku kalau harus menggunakan nama itu.

Aku beranjak maju sedikit, adrenalinku sudah berpacu hebat. Tatapan tajam gadis itu padaku begitu mengintimidasi, dan juga membuatku merasa ciut hanya karena tatapan tajam itu.

Kutarik napasku pelan guna menetralisir degub jantung, dia berjalan lebih dulu dan aku tepat dibelakangnya. Suasana terasa sangat tegang, aku gugup, takut tidak bisa mengalahkannya dan aliansi ini gagal.

Kami sampai di suatu tempat lapang, terlihat beberapa reruntuhan dan juga beberapa batu besar, pohon, beberapa tanaman bunga juga ada disini. Kami seperti berada di luar ruangan, disini bahkan sangat terang seperti siang hari di luar tadi.

Stratígima✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang