Jungkook sudah mulai mahir dalam karate dan juga menembak, minggu lalu dia melawan Chris dengan adu baku tembak menggunakan senapan yang amunisinya adalah peluru karet. Jungkook hanya perlu menembak Chris tepat di dadanya, dari pagi hingga sore baru akhirnya Jungkook bisa menembak tepat di dada Chris. Setelah itu mereka tertawa lepas bersama, sejak kejadian menembak kaleng, Jungkook bersemangat dalam latihannya. Dia bahkan menganggap makian Chris adalah nyanyian indah yang didengarnya setiap hari, mereka juga makin dekat setelah kejadian itu.
Sebentar lagi dia akan segera bertemu dengan Seokjin, sejauh ini semua lancar. Dia bahkan sudah hafal luar kepala semua tentang Seokjin dan juga Jeongguk. Hanya saja ada hal yang mengganjal, tapi dia tidak tahu apa itu.
"Kau sudah siap Jungkook?"
Jungkook mengangguk mantap, V kemudian memberikan sebuah ponsel pada Jungkook.
"Itu adalah ponsel yang mirip dengan punya Jeongguk, pakailah itu ketika disana dan masukkan kartumu diponsel itu, tenang saja setiap panggilan Seokjin pada Jeongguk akan beralih padamu."
Diambilnya ponsel itu dan memasukkan kartunya.
"Ikut aku sekarang."
V mengajak Jungkook kedalam pintu yang berada di dalam ruangan V.
Jungkook terkesiap dengan apa yang dilihatnya di dalam, ada banyak sekali kanvas dengan lukisan-lukisan yang unik. Netranya tertuju pada sebuah kanvas yang lebih besar dari yang lain dan tertutupi kain putih, baru saja ia akan mendekati kanvas itu, tangannya ditahan oleh V dan menyuruhnya untuk mengikuti V.
V menekan sebuah patung kecil yang tertempel di dinding, seketika dinding di depan mereka terbuka, V memasuki ruangan itu terlebih dahalu, Jungkook mengikutinya dari belakang. Ia terkesiap ketika lampu ruangan menyala. Begitu banyak senjata api dengan berbagai tipe yang terjejer rapi di dinding ruangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook masih memutari sekelilingnya, takjub dengan apa yang dilihatnya, dia bagai berada dalam toko senjata api sekarang.
"Pistol ini yang akan kau pakai disana."
V memberikan sebuah pistol kepada Jungkook.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Omo! Daebak~"
"Ini adalah duplicate dari pistol Jeongguk yang diberikan Seokjin, Colt 1912. Seokjin juga memiliki satu yang serupa, tapi beda warna. Kau sudah membaca tentang pistol ini kan?"
"Wow! Entah kenapa aku merasa sangat senang. Tapi bagaimana kalau Seokjin tahu ini bukan pistol pemberiannya?"
"Tenang saja, aku sudah memastikan tidak ada yang berbeda dengan yang diberikan Seokjin pada Jeongguk."
Kali ini V beranjak pada salah satu brankas kecil yang tertempel di sisi dinding sebelah kanan Jungkook, ia mengambil sesuatu dari dalamnya, sebuah benda kecil berbentuk bulat warna hitam. Ada lima dan salah satu diantaranya berukuran sangat kecil dan tipis.
"Ini adalah penyadap yang akan tersambung di komputerku, kau harus meletakannya di kamar, ruang kerja atau dimanapun tempat Seokjin biasa berlama-lama di dalamnya."
V memberikan empat penyadap pada Jungkook.
"Dan yang ini usahakan kau bisa menempelkannya di belakang ponsel Jin, penyadap ini akan langsung menyatu dengan ponsel dan tidak akan disadari Seokjin."
Jungkook manggut-manggut saja, dan mengambil penyadap itu kemudian memasukkan kedalam kotak kecil yang diberikan V.
"Berhati-hatilah saat meletakan penyadapnya, jangan sampai ketahuan. Letakan di tempat yang tak terangkau."
Setelahnya mereka keluar dari ruangan tersebut, Jungkook yang sejak awal penasaran dengan lukisan yang tertutupi kain di kanvas besar tadi, menghentikan langkahnya dan menatap kanvas itu.
"Kau ingin melihatnya?"
"Bolehkah?"
Tanpa menjawab Jungkook, V menuju kanvas itu dan membuka kain yang menutupinya.
Jungkook menganga melihat lukisan yang ada di kanvas itu, takjubkah?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tutuplah mulutmu Jungkook, sebelum ruangan ini kau buat banjir. Jangan lupa lap dengan ini air terjunmu itu."
V memberikan sebuah sapu tangan pada Jungkook, karena tanpa Jungkook sadari air liurnya sempat menetes keluar.
Dengan malu-malu ia meraih sapu tangan yang diberikan V padanya.
"Kau yang melukis itu?"
Pertanyaan Jungkook hanya dijawab dengan anggukan dari V.
"Dia sangat tampan bukan?"
Jungkook memutar bola matanya malas kemudian ia menoleh pada V. Jungkook terkesiap, di pipi V terlihat semburat merah, telinganya bahkan sudah sangat merah dan V tersenyum sangat manis sambil menatap lukisannya.
"V? Kau bilang dia rival beratmu?"
"Hm... Memang. Lalu?"
"Kenapa kau melukis wajahnya?"
V menatap intens pada Jungkook, membuat Jungkook menelan salivanya dengan susah payah.
"Agar aku bisa ingat, kalau sempat ada pria yang sangat tampan di dunia ini sebelum akhirnya ia mati ditanganku."
Setelah berkata begitu ia meninggalkan Jungkook yang terdiam menatapnya pergi.
"Lalu kenapa dia menatap lukisannya seakan-akan dia merindukan Seokjin?"
Jungkook hanya mengendikan bahunya, sebelum ia benar-benar pergi sekali lagi ia menatap lukisan itu. Ya Seokjin memang sangat tampan.