Author
Jungkook baru akan menyelami dunia mimpinya ketika dengan tidak elit ponselnya berbunyi, Jungkook segera meraih ponselnya, melihat siapa yang mengganggunya malam-malam begini. 5 hari disini ponselnya dikembalikan oleh V padanya, dengan syarat dia tidak boleh memberitahu apa yang terjadi padanya pada siapapun.
"Hah!?"
Jungkook langsung duduk lagi, mengucek-ngucek matanya tidak percaya.
Kim Seokjin is calling
Bagaiman bisa Seokjin menelponnya, sedangkan dia belum bertemu dengannya. Jungkook segera berlari menuju ruangan V dan masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu, persetan V akan marah, dia tidak peduli.
"V! Katakan! Kenapa Seokjin bisa menelponku!?"
V mengerutkan dahinya, namun sedetik kemudian dia tersenyum.
"Aku sengaja mengalihkan telpon ke Jeongguk beralih di ponselmu. Untuk berjaga-jaga, agar Seokjin tidak tahu kalau Jeongguk tidak akan datang dalam waktu dekat ini."
"Kenapa tidak mendiskusikannya denganku!? Atau kenapa bukan kamu saja yang angkat? Kamu punya alat pengubah suara, seperti yang kau lakukan padaku dengan berpura-pura menjadi Jimin."
"Angkat saja,berbicaralah seakan-akan kau adalah Jeongguk. Seokjin dapat membedakan suara asli Jeongguk dengan pengubah suara, jadi kualihkan padamu. Suaramu sudah dipastikan 100% mirip Jeongguk"
"Yak! Kau pikir mudah?"
Ponsel Jungkook berbunyi lagi untuk yang keempat kalinya, Jungkook menatap V jengkel.
"Tenang saja, kau sudah membaca semuanya tentang Seokjin dan Jeongguk bukan? Sekarang, ini bisa jadi latihan untukmu."
Untuk yang kelima kalinya ponsel Jungkook berbunyi lagi, V mengisyaratkan untuk segera mengangkat telponnya.
Walau ragu Jungkook akhirnya mengangkat telpon dari Seokjin.
"Gguki-ah, kapan kau akan sampai?"
Lidah Jungkook seketika kelu mendengar suara Seokjin, begitu lembut tapi tetap maskulin. 'Kalau baru mendengar suaranya saja aku sudah gemetar begini, bagaimana kalau bertemu langsung nanti?'
"Gguki-ah?"
Jungkook masih diam.
"Gguki-ah ada apa denganmu?"
Nada Seokjin terdengar sangat khawatir, Jungkook masih tak bisa bersuara.
"Cepat jawab dia Jungkook-ah!" Seru V tak sabar.
"Kim Jeongguk, katakan ap_"
"Nd... Nde?"
V menepuk jidatnya, geram pada Jungkook. Dia bisa ketahuan kalau begini, karena insting Seokjin yang sangat tajam, dia bisa saja tahu kalau itu bukan Jeongguknya.
"Ada apa denganmu!? Cepat katakan!?"
Jungkook bingung harus menjawab apa. Dilihatnya V menggeram frustasi.
"Gguki-ah... Jangan mengabaikanku!?"
Seketika Jungkook tersadar, suara Seokjin yang penuh penekanan menyadarkannya kalau dia dalam bahaya jika tidak segera menjawabnya.
"Aniya... Aku hanya baru bangun tadi, dan masih mengantuk."
Walau lancar, tapi terdengar jelas kalau dia sedang ketakutan.
"Kau sedang tidak berbohong padaku Gguki-ah!?"
"Ti... Tidak kok! Ada apa menelponku? Aku sangat mengantuk sekarang."
Terdengar Seokjin menarik napas dan menghembuskannya agak kasar.
"Aku merindukanmu"
Bagai ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutnya dari dalam, Jungkook terkesiap. Dia tahu kalimat itu bukan untuknya, tapi kenapa dia malah dag dig dug begini?
"Apa sedang ada masalah?"
Jungkook sendiri heran, bagaimana bisa dia bertanya dengan lembut seperti itu? Seakan-akan dia tahu apa yang Seokjin rasakan. V yang mendengarnya juga kaget.
"Tidak terlalu besar, masih bisa kutangani sendiri."
"Jangan membuang tenagamu untuk masalah kecil seperti itu, biarkan Yoongi hyung atau si kembar yang mengurusnya."
Jungkook mulai rileks, dia benar-benar berakting seperti Jeongguk, walau tetap was-was, takut kalau tiba-tiba Seokjin menanyakan hal yang tidak diketahuinya.
"Aku tidak ingin melewatkan kesenanganku, lagi pula aku tidak apa-apa. Hanya merindukanmu, kapan kau sampai? Aku sudah tidak sabar."
Tolong ingatkan Jungkook untuk tidak berharap kalimat rindu itu benar-benar untuknya. Hatinya sedang berdebar tak karuan sekarang.
"Akhir bulan ini aku akan sampai, tidak perlu menjemputku nanti. Aku bisa datang sendiri."
"Hey, kau adikku tentu saja aku harus menjemputmu. Kau belum tahu dimana rumahku kan?"
"Dunia makin canggih, kau bahkan punya teknologi paling maju dari yang lain. Ada GPS, kenapa aku harus menunggu jemputanmu? Aku bukan anak kecil lagi hyung!"
"Tapi aku ingin menjemputmu. Apa itu salah?"
"Terserahmu hyung. Aku ngantuk, kau juga harus tidur. Bye!"
Tanpa menunggu jawaban dari Seokjin, Jungkook langsung menutup telpon dan berusaha menetralkan debaran jantungnya yang berpacu dua kali lipat.
"Kau harus mempelajari lebih banyak lagi, dan usahakan untuk terlihat santai didepannya nanti."
Jungkook hanya mengangguk dan berlalu begitu saja.
Di kamar dia masih belum bisa tidur, telinganya seperti merekam suara lembut Seokjin ketika mengatakan rindu padanya. Walau dia tahu itu bukan untuknya, tapi debaran jantungnya tak bisa dikontrol.
"Argh! Jeon Jungkook kau sudah gila!"
Jungkook menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sambil menendang-nendang, dia terlihat seperti orang kasraman sekarang.
_
Di tempat lain, Seokjin masih terpaku menatap layar ponselnya.
"Kenapa suara Jeongguk terdengar lain?"
Seokjin menggigit jarinya, kemudian tersenyum simpul.
"Sejak kapan suaranya jadi selembut itu?"
Seokjin beranjak menuju kamarnya, senyumnya makin lebar sekarang.
"Argh! Aku bisa gila!"
Dia berteriak frustasi sambil menjambak rambutnya.
"Yak! Kim Seokjin! Dia adikmu!"
_
Tbc
Gimana... Gimana?
Udah ngefell blm?Blm ya...
Ya udah segini aja dulu...
Daaaaah😎
![](https://img.wattpad.com/cover/235603538-288-k372437.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stratígima✔
FanfictionTak ada yang tahu, akan kemana takdir membawa alur cerita kita. #Jinkook Vs #JinV [Complete] Start : 220820 End : 030421