Apa yang diinginkan oleh gadis berponi itu sama seperti apa yang ia lihat dengan kedua matanya saat ini. Limpahan kasih sayang dari ayah dan ibu, untuk anak kebanggaan nya.
Dari kejauhan itulah, ia hanya dapat menatap lirih saudari kembarnya yang selalu mendapatkan segala bentuk cinta dan perhatian yang tiada habisnya.
Jika dibandingkan dengan dirinya, tentu saja sangat jauh berbeda. Bagaikan batu dan permata. Mereka akan lebih memperhatikan sesuatu yang berharga dari pada sebuah bongkahan tidak berarti.
"Berusahalah lebih keras, jangan lakukan hal yang tidak berguna seperti itu!"
"Kau bodoh! Apa kau benar-benar ingin mempermalukan keluarga ini?!"
"Lihatlah saudarimu! Chaeyoung tidak pernah mengecewakan kami, tidak seperti kau yang memalukan!"
"Ya, Lalisa!"
Gadis kecil itu mengernyit saat suara teriakan sang ayah kembali menggema memenuhi isi kepalanya.
Sekeras apapun ia mencoba, belajar siang ataupun malam, bahkan walau tidak makan dan minum hanya untuk menjadi seseorang yang diimpikan oleh kedua orang tuanya.
Lisa tetap lah Lisa.
Dia bukanlah Chaeyoung, dan mereka pun tidak bisa memaksanya untuk menjadi orang lain.
Bagi keluarga Hwang, gadis yang masih berumur 6 tahun ini adalah sebuah aib yang suatu saat hanya akan mempermalukan nama keluarga.
Namun Lisa masih terlalu kecil untuk memahami hal itu. Ia tidak mengerti apapun. Walau ia di pukul ataupun diacuhkan, Lisa hanya bisa menangis sembari bertanya kesalahan apa yang sudah ia perbuat.
Hingga...
"Bukankah Minho dan Jihyun memiliki dua putri? Tapi aku tidak pernah melihat mereka memanjakan Lisa seperti Chaeyoung. Kenapa?"
Sebuah pertanyaan yang tidak berarti apa-apa bagi seorang anak kecil berumur 6 tahun itu, justru akan menjadi sebuah pertanyaan dengan jawaban yang menyakitkan setelah mereka tumbuh dewasa dan tahu betapa keras nya hidup sebagai keluarga Hwang.
"Karena kami berbeda."
Ya.
Sebuah perbedaan yang selalu dijadikan perbandingan.
Yang mampu akan di junjung sedang kan yang lemah justru ditindas.
Lisa lahir dari keluarga yang bahkan kasih sayang pun tidak dapat terbagi dengan adil.
Hidup di sebuah keluarga yang bahkan kehadiran nya selalu diabaikan. Bagai sebutir pasir yang tak berarti, yang akan hilang setelah di sapu oleh ombak.
Sesekali Lisa berpikir, bagaimana caranya agar ia lepas dengan semua penderitaan ini? Bagaimana cara agar ia keluar dari sangkar emas yang terasa seperti neraka baginya ini?
Lisa mencoba untuk mencari jalan keluar nya. Karena ia sendiri pun tidak tahu berapa lama lagi ia akan mampu bertahan untuk tetap tinggal di sana.
"Kalau aku bisa memilih. Mungkin lebih baik jika aku tidak di lahir kan saja. Dari pada aku hidup, tapi justru dianggap tiada."
00. Prolog(End)
Np: I'm Comeback, guys^^
...
Hai Hai Hai semuanya, jumpa lagi dengan saya🙌
Ini adalah karya Fanfiction ketiga saya. Mungkin ada begitu banyak kekurangan dari cerita ini, tapi semoga kalian suka:)
Next?
Kalau udah ramai, ya🙈
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You[End]✔
Short StoryKau dan aku berbeda, tapi kita tetaplah satu jiwa. Dimana pun kau berpijak, maka aku adalah bayangan yang akan selalu mengikuti mu.