Rasa gugup itu kian menjadi saat melihat banyaknya orang yang hadir untuk menyaksikan perlombaan dance.
Lisa tidak menyangka akan seramai ini, ia pikir cuma setengah dari kursi penonton saja yang akan terisi. Tapi ternyata kursi yang ada di dalam gedung justru tidak cukup.
"Sesuai namanya, ternyata lomba ini benar-benar bergengsi." Jinhwan berujar sambil menatap kagum panggung besar itu dari backstage.
Walau berdebar, ia sungguh tidak sabar untuk tampil di sana bersama rekannya yang lain.Bukan hanya Jinhwan saja, ketiga temannya yang lain juga tampak berbinar. Di panggung sanalah mereka akan menunjukkan kemampuan dance yang sudah di latih selama 3 tahun lamanya. Tentu mereka jadi menggebu-gebu sekarang.
"Kalian sudah berkumpul?" Heesun datang membuat atensi mereka beralih. Keempat nya pun tersenyum sembari mengangguk.
"Perlombaan akan dimulai 10 menit lagi. Jadi sebelum itu kalian harus pemanasan dulu."
"Baik!"
. . . .
Suara tepuk tangan dari para penonton terdengar saat penampilan dance dari tim lawan di mulai. Lisa semakin gugup, karena setelahnya tim merekalah yang akan tampil.
Seulgi yang duduk di samping gadis berponi itu tersenyum tipis. Ia tahu betapa gusar nya Lisa sekarang. Karena penampilan ini akan menjadi pembuktian terbesar bagi mereka, yang akan membuka lebar pintu menuju impian.
"Jika kita berhasil, apa yang akan kalian lakukan nanti nya?" tanya Seulgi tiba-tiba yang membuat ketiga rekannya tersentak.
Mereka pun saling menoleh, terdiam sejenak karena memang tak tahu harus menjawab apa."Entahlah, aku belum memikirkan nya."
"Waeyo? Kau bilang ini adalah saat yang paling di tunggu. Itu berarti kau sudah punya rencana, kan?" Jinhwan tak langsung menjawab.
Memang benar yang dikatakan Seulgi, ia sampai cuti kuliah pun hanya demi berlatih dance yang sangat di sukai nya itu. Tapi kalau di tanya seperti ini, bukankah jawaban nya sudah jelas?
"Keinginan ku untuk tampil di panggung besar sudah tercapai. Jadi jika kita berhasil, aku akan kembali berkuliah. Pengalaman ini juga bisa aku kembangkan di sana," Seulgi mengangguk paham. Lalu ia pun kembali menatap Namja di hadapannya.
"Ten, bukankah kau mendapat tawaran dari beberapa agensi? Apa kau sudah memikirkan nya baik-baik?" namja itu mengangguk.
"Aku sudah membuat keputusan. Dan aku yakin dengan itu," Seulgi tersenyum. Ikut senang karena mereka sudah mempunyai jalan masing-masing setelah ini.
Ia sendiri pun juga punya rencana. Seulgi akan menggantikan sang ibu dan menjadi pelatih di studio dance nya. Dan dia sangat menantikan itu."Dan Lisa, bagaimana dengan mu?" gadis berponi itu menegak.
Namun baru saja ia ingin membuka mulut, panitia perlombaan sudah meminta mereka untuk segera mempersiapkan diri.
"Tidak apa, aku akan mendengar nya nanti." Ucap Seulgi lagi yang di balas anggukan oleh Lisa.
Segera mereka pun mengambil tempat. Sesekali Lisa juga menghela napas panjang untuk mengurangi rasa gugup nya. Berdoa dalam hati, agar penampilan mereka lancar tanpa hambatan.
"Peserta berikut nya, dengan undian ke delapan dari tim BlaZe Star harap naik keatas panggung!"
Seruan pembawa acara terdengar lantang dan menggema. Keempat nya pun kini sudah berdiri di atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You[End]✔
Short StoryKau dan aku berbeda, tapi kita tetaplah satu jiwa. Dimana pun kau berpijak, maka aku adalah bayangan yang akan selalu mengikuti mu.