05. Distance

2.5K 403 88
                                    

"Chaeyoung, aku dengar siang ini adikmu bolos lagi. Apa kau hanya akan diam saja?" gadis blonde itu terhenyak. Ujaran Jihyo pun dibalas decakan tak suka dari nya.

Bahkan untuk sehari saja, Lisa tidak pernah sedikit pun memberinya waktu untuk tenang. Baik di mansion ataupun di sekolah, saudarinya itu selalu saja membuat masalah. Sudah dicoba untuk mengabaikan pun tetap saja Chaeyoung lelah dengan tatapan sinis orang-orang terhadap nya.

Memuakkan.

"Gadis itu selalu saja berulah, apa dia tidak ada kerjaan lain?" Dahyun menyahut. Wajahnya menekuk tak suka dengan pembicaraan yang dimulai Jihyo.

"Chaeng-ah, pendapat kita juga sama kan? Aku yakin kau pasti sudah lelah menghadapi anak itu," Chaeyoung memilih diam tak menjawab sembari terus menghela napas frustasi. Karena baginya membicarakan gadis bernama Lisa itu hanya akan membuang waktu.

"Jika kau diam, berarti aku benar."

"Sudahlah, lebih baik jangan membicarakan gadis itu." Dahyun dan Jihyo bungkam. Tidak biasanya mereka melihat Chaeyoung sekesal itu.

"Kau kenapa? Ada sesuatu yang membuat mu..., oh. Wae geurae? Kenapa tiba-tiba berhenti?"

Mata sipit gadis blonde itu tampak berkerut ketika mendapati Lisa yang baru saja keluar dari kelasnya. Melihat Lisa di sana, entah kenapa membuat rasa kesal di benaknya semakin mencuat.

Seharian ini ia tidak bisa tenang hanya karena keributan yang dibuat oleh saudarinya itu. Tapi bagaimana bisa Lisa bersikap tenang setelah membuat keributan yang besar? Bahkan dia sampai membolos kelas tanpa rasa takut. Terkadang pertanyaan-pertanyaan aneh seperti itu selalu muncul di kepala Chaeyoung.

"Kau sedang melihat apa?"

"Bukan apa-apa. Sebaiknya kalian duluan saja, aku masih ada urusan." Kedua yeoja itu menganga melihat Chaeyoung yang melangkah pergi dengan wajah menekuk.

Apalagi di depan sana ada Lisa, membuat Jihyo dan Dahyun semakin yakin bahwa urusan yang dikatakan Chaeyoung ada kaitannya dengan gadis berponi itu.

"Tidak apa-apa jika dibiarkan begitu?"

"Hm, kita tidak perlu ikut campur." Jihyo termanggut-manggut. Khawatir sekalipun tidak ada gunanya, karena mereka tahu akhir dari pertemuan dua saudari itu akan seperti apa nantinya.

.  .  .  .

Lisa hanya bisa menghela napas pasrah saat tangan nya di tarik dengan kasar oleh Chaeyoung. Wajah gadis blonde itu tampak memerah karena marah, hingga mudah bagi Lisa menebak tujuan saudarinya hingga repot-repot menariknya seperti ini.

"Katakan saja jika ada yang ingin kau bicarakan."

"Diam lah."

"Kalau begitu lepaskan dulu tanganmu," Chaeyoung terdiam.

Langkah nya terhenti dengan pandangan yang kini tertuju pada tangan Lisa yang ia genggam. Sontak Chaeyoung langsung melepaskan nya. Entah sekuat apa gadis itu menarik nya hingga meninggalkan bekas merah yang cukup ketara.

"Sepertinya kau sangat marah," Lisa berujar santai sembari menatap pergelangan tangannya yang memerah. Lalu melirik kearah Chaeyoung yang kini sedang mengepal kedua tangannya erat.

"...Kenapa kau melakukan nya?"

"Hm, apa maksud mu?"

Shine With You[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang