Kaki jenjang gadis berponi itu tampak melangkah menuruni anak tangga. Dengan kedua tangan yang ia selipkan di dalam kantung hoodie kesayangan nya, ia pun langsung bergerak menuju ruang makan yang terasa sangat sepi.
Pandangan nya beredar, namun tetap saja ia tidak menemukan apapun selain kursi kosong tanpa penghuni dan berbagai aneka makanan yang terhidang di atas meja makan.
"Oh, Nona sudah datang. Duduklah, bibi sudah menyiapkan sarapan pagi."
Dengan semangat bibi tua yang merupakan kepala maid itu mendorong salah satu kursi agar nona yang ia layani itu dapat duduk dengan nyaman.
Tapi gadis jangkung itu sama sekali tidak menggubris, membuat wanita berumur lanjut itu mengernyit bingung.
"Apa ada sesuatu yang Nona cari?"
"Ani."
"Kalau begitu--- eh, Nona Lisa!" ucapan bibi Sumi terhenti saat Lisa tiba-tiba pergi meninggalkan ruang makan.
Ia sudah mencoba untuk memanggil gadis itu, tapi Lisa justru tidak berbalik sedikit pun.
Sesaat kemudian langkah Lisa terhenti. Kini ia sudah berada di depan ruang keluarga. Dengan wajah datar yang sudah menjadi ciri khas nya itupun ia berdiri di ambang pintu sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
Lisa menatap intens seorang gadis blonde yang tengah berdiri di depan televisi berukuran hampir dua meter di hadapan nya. Bahkan sangking fokus nya gadis itu, ia sama sekali tidak menyadari keberadaan Lisa.
"Pasangan Hwang yang sudah menanjaki dunia perdagangan internasional, kini berhasil menjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan terbesar yang ada di---"
"Ha, berita yang membosankan." Lisa bergumam kesal.
Ia kembali melirik kearah Chaeyoung yang tampak begitu serius. Tidak seperti nya yang kesal, justru saudari kembarnya itu terlihat begitu menantikan berita utama di pagi hari. Bukan hanya sekali dua kali Lisa mendapati hal yang serupa, tapi hampir setiap hari.
"Hei, meski kau melihat layar TV itu sampai matamu kering, mereka tetap tidak akan kembali." Gadis blonde itu terhenyak.
Pandangan nya kini beralih kearah Lisa yang juga menatap nya lekat. Ia tidak tahu sudah berapa lama gadis aneh itu mengamatinya.
Karena merasa tak nyaman, dengan cepat ia pun mengalihkan tatapannya dan kembali memandangi layar kaca di hadapan nya dengan raut wajah kesal.
"Kau salah, mereka pasti akan pulang." Lisa tertawa hambar.
"Benarkah? Semoga kau tidak kecewa karena terlalu berharap."
Lisa berujar sembari menatap Chaeyoung yang terlihat sedang mengepal kedua tangannya erat. Lalu menggeleng pelan tidak percaya bahwa gadis blonde itu sungguh menantikan kepulangan kedua orang tua mereka.
"Kau---"
"Diam, dan jangan pernah mengganggu ku lagi." Tubuh kurus Lisa terdorong karena Chaeyoung pergi sembari menyenggol bahunya dengan kasar.
Ia sama sekali tidak menoleh kebelakang, dan tidak akan pernah ingin untuk melakukan hal semacam itu.
"Hah, dasar." Lisa menghela napas berat.
Tangannya tampak mengacak surai cokelat nya lalu berdecak kesal. Melangkah masuk ke dalam ruang keluarga, dengan sorot mata dingin menatap wajah kedua orang tuanya yang terpampang lebar di layar kaca.
"Menyebalkan."
. . .
Di ruang makan Chaeyoung sudah hampir menyelesaikan sarapan paginya. Seperti biasa di sana dia hanya seorang diri, dengan bibi Sumi yang menemani nya sembari menyiapkan keperluan yang akan di gunakan oleh gadis blonde itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You[End]✔
Short StoryKau dan aku berbeda, tapi kita tetaplah satu jiwa. Dimana pun kau berpijak, maka aku adalah bayangan yang akan selalu mengikuti mu.